12. Kencan

62 18 0
                                    

Sudah dua hari ini Jelita berhasil menghindari teman barunya, Javas. Jelita selalu berangkat lebih pagi karena telah mengetahui jam berangkat milik Javas. Ia juga selama dua hari ini mengurung diri didalam kelas tanpa keluar, bahkan Jelita menahan dirinya untuk tidak ke toilet hanya demi tidak bertemu dengan Javasgar.

Lalu bagaimana dengan Javas? tentu di dalam pikiran Jelita pria itu tidak perduli dan bukan seorang yang rela mengintip ke kelas hanya karena ingin melihat Jelita.

Toh dia bukan seseorang yang berarti juga untuk apa Javas Mencarinya.

Mita mendatangi tempat Jelita dan duduk disampingnya, "Jadi ada jadwal apa hari ini?" Melirik ke belakang bangku Jelita ada sebuah sweater cream menganggur disana. Mita langsung dapat menebak bahwa sahabatnya ini akan pergi setelah pulang sekolah.

"Jalan sama Arsen?" Tebak Mita.

Jelita tersenyum dan mengangguk.

Mita ikut tersenyum mengetahui akhirnya Jelita jalan jalan bersama kekasih sibuknya itu setelah sekian lama.

Menegakkan badannya Mita kembali bertanya, "Kemana nih?." Jelita berhenti dari kegiatannya lalu menghadap Mita.

"Teras cikapundung."

"Enggak ada opsi lain?."

"Gua yang mau kesana."

Mita yang awalnya duduk dengan tegak langsung melemaskan badannya dan bersandar di bangku mendengar tujuan date Jelita, "Pantai kek, Bioskop kek, kan ini pertama kalinya kalian jalan lagi after almost 2 bulan cuman ngapel dirumah Lo doang" Gerutu Mita.

"Kenapa emang?" Jelita bertanya bingung karena merasa tujuannya kali ini tidak ada masalah.

"Gak apa apa sih." Jelita menyipitkan matanya dan tetap teguh memilih untuk kesana sebagai agenda kencan bersama Arsen hari ini.

"Have fun yah" Mita mengusap pelan pundak Jelita lalu beranjak dari bangku.

*****

Bak dua sejoli yang baru saja kasmaran, aura dari Jelita dan Arsen hari ini terlihat sangat cerah. Jelita yang sedari tadi tidak berhenti tersenyum dans sesekali mengabadikan momen hari ini, sedangkan Arsen yang mengayomi dan mengikuti semua yang diinginkan kekasih cantiknya itu.

"Mau ngapain hari ini?." Tanya Arsen dengan tangan yang masih be genggaman. Jelita menyentuh pipinya menggunakan telunjuk untuk berpikir.

"Sebenarnya mau mutarin tempat ini sampai 7 kali gak apa apa."

"yang penting sama kamu."

Keduanya tertawa. Arsen mencubit hidung Jelita karena gemas, "Hari ini gak mau pacar aku capek."

Pipi Jelita merah merona dibuatnya dan mengalihkan pandangannya agak tidak malu dilihat Arsen.

Melihat ada beberapa wisatawan yang tengah menaiki perahu karet mengitari sungai, Jelita akhirnya tertarik, "Naik itu mau?" Tunjuk Jelita .

Namun mungkin hari ini keinginannya tidak sinkron dengan kekasihnya, "Jangan Jel, bahaya" Tolak Arsen.

Ekspresi Jelita yang awalnya excited berubah cemberut karena dia yang notabennya pemberani menaiki perahu karet bukan masalah yang besar. Walaupun jatuh dia masih bisa berenang, "Kalau gitu kamu mau ngapain?." Tanya Jelita kembali.

"Jagung bakar disini enak, aku udah lama gak makan bareng kamu, mau?."

"Aku jalan sama kamu bukan cuman buat makan jagung." Ingin sekali Jelita berucap seperti itu kepada kekasihnya namun tentu saya tidak bisa dan hanya bisa mengangguk menyetujui. Keduanya pun berjalan ke ujung taman untuk mencari jagung bakar yang diinginkan Arsen.

Eighteen (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang