[Flashback pulang dari Cikapundung]
Sebuah motor bermerek benelli leoncino 250 berhenti tepat didepan rumah berwarna abu-abu. Yup rumah Jelita. Dan motor itu milik Javas. Setelah pulang dari Cikapundung dan sebentar keliling kota Bandung, akhirnya mereka pulang pada jam delapan malam. Awalnya Javas khawatir jika Jelita belum pulang sedari tadi, namun karena perempuan yang ikat rambutnya turun akibat helm mengatakan bahwa dia telah izin kepada orang tuanya terlebih dahulu.
Jelita turun dari motor dan mengusap badannya sendiri sesekali. Javas yang sadar pun terkekeh, "Kalau mudah kedinginan gausah sok Sokan minta keliling Bandung." Jelita mengerutkan dahinya kesal tetapi karena pria yang dihadapannya kini telah menemaninya separuh dari hari ini membuatnya mengurungkan niat untuk marah.
"Gua masuk, Jav. Terima kasih yaa." Jelita pamit melambaikan tangannya lalu berbalik meninggalkan Javas.
Baru saja Javas ingin membalas lambaian dari Jelita, perempuan yang telah jauh beberapa langkah darinya itu seketika membungkukkan badannya seperti melihat sesuatu. Membungkuk semakin kebawah membuat Javas bingung dan penasaran yang pada akhirnya memutuskan untuk turun dari motornya, "Kenapa Jel?." Jelita langsung menempelkan jari telunjuk ke mulutnya menyuruh Javas untuk diam.
"Jojo...pus...pus..." Hal yang membuat Jelita sampai membungkuk dan menunduk ialah kucing kesayangannya yang tiba-tiba terlepas dari dalam rumah.
Jelita memainkan jarinya mendekat ke semak semak agar dapat menangkap hewan peliharaannya. Melihat Jelita yang turun ke perkumpulan tanaman milik ibunya dan pohon belimbing membuat Javas menahannya, "Gua aja...Lo tunggu disini."
Jelita mengangguk menurut. Javas yang dibalut serba hitam akhirnya turun tangan untuk menemukan hewan yang bernamakan Jojo itu walaupun belum tahu benar jenis seperti apa Jojo ini.
"Pus..pus..."
'HAP.'
Dengan sedikit masuk kedalam semak semak, Javas berhasil mengambil kucing berjenis Persia itu pelan pelan agar tidak takut. Namun belum sempat Javas keluar, sebuah cipratan air yang lumayan deras membasahi badannya dan membuat Javas bahkan Jelita terkejut. Jojo ikut terkejut dan terlepas dari tangan pria yang setengah basah lalu berlari dengan cepat masuk kedalam rumah yang entah sejak kapan pintunya terbuka.
Jelita menoleh mencari sumber air yang membasahinya bersama Javas.
"AYAH?!."
Ayah yang sudah dari tadi sadar dengan kedatangan anak gadisnya balik menatap Jelita panik.
"Ada Babi Jel?!" Tunjuk Ayah yang ternyata adalah Javas. Jelita memutar kedua matanya dan langsung mengambil alih keran yang dipegang Ayah dan langsung mematikan sumber air tersebut.
Javas keluar dari semak semak dengan wajah bingungnya. Dilihatnya dua orang yang satu dengan wajah takut, dan satunya memasang wajah yang tetap panik. Javas tersenyum lalu membersihkan jaket leather nya yang sudah menampung semua air agar baju didalamnya tidak terkena, "Aku manusia om, bukan babi."
Wajah Ayah langsung berubah kaget. Bukan babi yang dikiranya, melainkan seorang pria tampan Yang adalah teman dari anaknya sendiri.
Ayah langsung menghampiri Javas, "Jel ambilin handuk!." Jelita dengan cepat masuk kedalam rumah mengambil handuk yang Ayah minta.
"Nak maafin om yah, Om gatau."
*****
Akibat kesalahan dari ayahnya, Jelita akhirnya membawa Javas masuk kedalam rumah untuk membersihkan rambutnya yang ikut kecipratan air. Jaket milik Javas diambil alih oleh Bunda untuk dicuci kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eighteen (On Going)
FanfictionPerjalanan cinta Jelita yang memasukkannya kedalam situasi dimana harus memilih antara mencintai atau dicintai, "Javas gue tekankan sekali lagi kalau gue milik Arsen! Tahu Batasan Lo, Lo gak harus sejauh ini!." "Lo cinta sama dia? Jawab gue Jel, ja...