14. Berbaikan

51 13 1
                                    

Enjoy! Jangan lupa klik bintangnya(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~

***

"Maksudnya?" Raut wajah Jelita benar benar mengartikan kebingungannya dengan apa yang di katakan oleh Javas. Javas yang melihatnya tidak bisa menahan senyumnya. Dia senang Jelita tidak berusaha menghindarinya sekarang.

Bukannya meneruskan ucapannya, Javas kembali meletakkan tangannya dibelakang punggungnya sambil menikmati udara di senja hari ini.

Jelita tidak terima karena masih dibuat penasaran tiba tiba mencubit lengan pria disampingnya tersebut.

"Kalau ngomong itu jangan setengah setengah!."

"Auuu! Sakit Jel?!," Javas tertawa puas sambil menutup lengannya karena kesakitan akibat tangan mungil milik Jelita yang ternyata cukup bertenaga untuk mencubit lengan Javas yang kekar.

Jelita membuang pandangannya kearah depan dengan kesal. Namun dibenaknya masih terjerat rasa ingin tahu.

Berlalu beberapa saat, Javas berdiri dari duduknya dan membersihkan bokong nya yang kotor akibat terlalu lama menyatu dengan tanah. Jelita menoleh dan menatap Javas seolah seolah bertanya apa yang sedang Javas lakukan.

"Gamau pulang?."

"Setan suka sama orang yang keluar pas senja."

Jelita mengerutkan kedua alisnya dan menjawab, "Jadi nanti gua disukai sama setan?."

"Iya, gua setannya."

"Hah?" Suara Javas samar samar sehingga Jelita tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Namun Javas tidak mengulangi perkataannya dan berjalan lebih dulu meninggalkan Jelita yang masih duduk.

"Tungguin!."

Entahlah, setelah pertemuan mereka di taman itu membuat hubungan mereka menjadi lebih baik dan Jelita memutuskan untuk berhenti menghindari Javas dan membuang semua ketakutannya yang tidak berarah.

*****

Jum'at sore memang hari yang paling sempurna bagi Jelita dan Mita pergi ke Mall untuk menghilangkan stress mereka karena sekolah dan melupakan sejenak bahwa mereka telah duduk di kelas 12 yang artinya sebentar lagi akan menghadapi Ujian akhir dan memikirkan jenjang karir setelah SMA.

Keduanya berjalan dengan santai, dengan Jelita yang menggunakan celana jeans hitamnya dibalut sweater besar menutup badannya, dan Mita yang mengenakan rok diatas lutut dan baju kaos berwarna abu abu. Tampaknya alasan mereka kesini juga karena Jelita ingin mencari sesuatu yang terlihat para perempuan itu berjalan menuju sports shop.

"Lo serius mau olahraga?" Tanya Mita sambil menatap ragu Jelita yang tengah asyik memilih baju dan celana sports.

Jelita melirik Mita dengan tatapan yang tajam, "Apa muka gue muka muka males olahraga?."

Mendengar pertanyaan balik Jelita, Mita terkekeh, "Lebih ke remaja jompo yang diragukan kekuatannya" Sehabis berucap, Mita langsung berlari ke pojok sebelah untuk menghindari amukan Jelita.

*****

Setelah menemani Jelita mencari keperluannya, selanjutnya mereka berdua memutuskan pergi ke toko buku yang berada dilantai tiga dengan menaiki eskalator.

"Arsen ngajakin joging?."

Jelita mengangguk, "Sebenarnya udah beberapa kali dia ngajakin, tapi gua nya nolak, tapi dilihat lihat gumpalan lemak ini semakin mengkhawatirkan keknya gua perlu pembasmian."

Eskalator yang mereka naiki cukup ramai melihat para pengunjung mall yang ingin ke lantai tiga sehingga sedikit berdesakan.

Dari eskalator itu, Jelita dapat melihat di atas sebelah kanan sana berdiri seseorang yang mungkin dia kenal.

Eighteen (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang