Jelita tertegun dengan ucapan yang keluar dari mulut seorang Javas. Dilepasnya perlahan genggaman itu sambil tersenyum.
"Gua bakal jadi penonton paling depan."
"Tapi gua harus ketemu sama orang dulu."
Jelita menatap kedua mata Javas untuk meyakinkan.
"Okeh?"
Bukannya menjawab, Javas langsung berbalik membelakangi Jelita dan berjalan menjauh. Jelita dibuat kebingungan dengan sikap Javas yang selalu berubah seketika.
"Kita kesana dulu ya Jel, jangan lupa nonton!."
Ajay dan Firman yang ikut bingung pun memutuskan untuk mengikuti Javas dan meninggalkan Jelita ditempat.
"Apa gua salah ngucap?." Ucapnya sendirian dan berpikir kritis mengenai percakapannya tadi bersama Pria Aries itu.
Menyadarkan dirinya, Jelita langsung berlalu meninggalkan backstage untuk menemui Mita.
( ◜‿◝ )
Sesampainya di kelas 11, tempat Mita beristirahat, jelita langsung menghampiri sahabatnya itu dan duduk disampingnya.
"Lo nonton gua gak tadi?" Tanya Jelita langsung.
"Gua teriak teriak dibawah kek orang gila."
"Orang yang gua teriakin asik lirik lirik kesamping."
"Ke gitaris ganteng itu." Jawab Mita ceplas ceplos tanpa rem. Jelita yang mendengar nya pun hanya bisa tertawa kikuk dan bersalah.
"Gu-gua gugup itu hehe."
"Please be advised, first time."
"Iye iye gua percaya."
Jelita memeluk Mita kesenangan karena sahabatnya dapat mengerti kondisinya saat itu.
"Gua gak liat Arsen tapi." Ucap Mita mengalihkan topik pembicaraan.
Tidak menjawab, Jelita hanya mengangguk angguk didalam pelukan itu. Entah dia telah tahu bahwa kekasihnya tidak akan menonton akibat sibuk, atau Jelita tidak ingin menyakiti dirinya sendiri dengan fakta kekasihnya tidak memberi waktu untuk menonton penampilannya yang pertama kali.
Tahu situasi saat ini mulai tidak baik, Mita melepaskan dekapan Jelita dan membuat Jelita melihatnya.
"Yaudah kita cari Arsen sekarang, setidak nya kalian harus fotbar."
Jelita menganggukkan kepalanya setuju. Mita pun bangkit dari duduknya dan menarik tangan sahabatnya tersebut untuk bangkit bersamanya.
Mereka berdua berlari keluar kelas untuk mencari Arsen yang sedari tadi tidak terlihat batang hidungnya.
Sampai beberapa saat kemudian Jelita terhenti dari langkahnya dengan tiba tiba. Mita heran dengan berhentinya Jelita itu, seperti memikirkan sesuatu.
"Kenapa Jel?."
Jelita melihat kesamping, tepatnya kearah panggung yang letaknya berada ditengah lapangan sekolah. Dilihatnya Restu Ibu, lebih tepatnya lagi Javas dan teman temannya yang lain yang tengah menyiapkan diri untuk tampil sebagai menutup acara.
Para murid murid pun telah bergerombol di sekeliling panggung itu untuk menunggu aksi panggung mereka.
"Itu Javas tampil?" Tanyanya kemudian.
"I-iya." Jawab Mita sambil bingung. Setelahnya Mita melihat Arsen didepan sana yang sepertinya sedang berjalan menuju kantor guru dengan kertas ditangannya.
"Jel Jel pacar Lo tuh ketemu, cepet dia keknya mau ke kantor."
"Ayok kesana nanti hilang lagi."
Mita menarik narik tangan Jelita. Sedangkan pandangan Jelita masih kearah pria yang tengah sibuk dengan gitarnya disamping sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eighteen (On Going)
FanficPerjalanan cinta Jelita yang memasukkannya kedalam situasi dimana harus memilih antara mencintai atau dicintai, "Javas gue tekankan sekali lagi kalau gue milik Arsen! Tahu Batasan Lo, Lo gak harus sejauh ini!." "Lo cinta sama dia? Jawab gue Jel, ja...