1.Awal masuk

255K 8.6K 157
                                    

Di pagi yang cerah. Di kala matahari udah menampakkan sinarnya. Seorang gadis bersama ke dua orang tuanya memasuki kawasan pondok pesantren yang berada di Jakarta. Gadis itu menggerek kopernya masuk ke dalam pondok.

Dia adalah KHALISA SALSABILA gadis cantik berpipi tembem, hidung mancung, berkulit putih, jangan lupa gigi gingsul yang menjadi daya tarik dari Khalisa Salsabila. Sikap dia yg polos, murah senyum, pintar dan selalu memperlihatkan gigi gingsul setiap bertemu dengan orang lain.

"Wah! besar sekali ya, Bah." Ucap sang ummah. Yang bernama HALIMAH.

"Ya, ummah. pasti Lisa betah di sini." Balas abah ADAM.

Kini Mereka berada di depan pos tempat pendaftaran santri baru. Setiap santri baru harus mengisi formulir terlebih dahulu, agar resmi menjadi santri di pondok Al-Hakim. Lisa dan kedua orangtuanya masuk ke dalam pos pendaftaran .

"Assalamualaikum." Salam pak Adam.

"Waalaikumsalam. silahkan masuk pak, Bu. Ada yang saya bisa bantu?"

"Saya mau mendaftarkan putri saya."

"Oh, gitu ya pak. Sebentar, saya ambil kertas formulirnya dulu." Seraya berdiri, mengambil kertas putih di atas meja.

"Ini, diisi dulu ya, pak. Semua data- data diri," terang petugas tersebut, sambil menyodorkan kertas putih pada pak Adam.

Selesai mengisi semua formulir. Lisa dan kedua orangtuanya menuju ke ndalem tempat kediaman Kyai Zainullah untuk bertemu dengan pengasuh pondok pesantren tersebut.
Setiap santri baru di wajibkan untuk menghadap ke ndalem untuk meminta berkat supaya betah di pondok.

"Assalamualaikum." salam pak Adam

"Waalaikumsalam," jawab santri yang kebetulan berada di sana. "Silahkan masuk, bapak, ibu." Ucapnya mempersiapkan Lisa dan kedua orangtuanya masuk.

"Lisa kamu kok diam aja?" tanya Abah yang melihat keterdiaman Lisa.

"Hm... Iya, Abah," jawab Lisa.

"Lagi mikirin sesuatu? Apa kamu nggak suka sama tempatnya?" tanya Abah lagi.

"Nggak Abah. Lisa suka banget, tapi Lisa cuman mikirin takut nggak ada temen."  Cicit Lisa dengan lesu.

Abah dan ummah saling pandang. mereka tahu kalau putrinya itu sulit untuk bergaul, apa lagi sikap pendiam yang di milikinya.

"Lisa, sayang. Jangan berfikiran seperti itu. Ummah yakin, Lisa bisa mendapatkan teman di sini."

"Hm. Iya ummah." Balasnya seraya menggenggam tangan ummah. Rasa khawatir dalam hati, tidak bisa di pungkiri saat putrinya akan berpisah sementara hanya untuk menuntut ilmu agama Allah. Tapi, demi masa depan sang anak, orangtua harus ikhlas dan berdoa atas keselamatan dalam mencari ilmunya Allah.

Kyai ZAINULLAH keluar dari kamarnya untuk bertemu dengan keluarga Lisa di ruang tamu di temani sang istri tercinta ibu Nyai Syafitri.

"Assalamualaikum." Salam kyai Zainullah dan di ikuti Bu nyai

"Waalaikumsalam. " Jawab mereka bersama. Pak Adam menyalami kyai.  Ummah Halimah dan Lisa sama nyai Syafitri. Mereka semua duduk  menghadap, hanya kyai Zainullah yang duduk paling depan.

PESONA GUS  ( SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang