50. Gadis sabuk putih

59.7K 3.7K 397
                                    

Pagi ini Lisa berniat memasakkan makanan buat Rafan. Selepas pengajian tadi, gadis itu bergegas menuju dapur ndalem. Sedangkan Rafan masih berada dalam kamar.

Setibanya di dapur, Lisa membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan untuk ia masak. Seperti sayuran, ati ampela, sosis dan satu butir telur. Ia berniat membuat nasi goreng ati ampela kesukaan Rafan.

Beruntungnya kondisi dapur masih sepi belum ada santriwati yang datang piket jadi ia bisa segera memasak tanpa malu. Pertama kalinya Lisa masak makanan untuk sang suami selama mereka menikah.

Pertama Lisa mencuci sayuran dan bahan yang lainnya. lalu ia potong kecil-kecil bahan tadi yang sudah ia cuci. Tangan mungilnya sangat telaten memotong bahan-bahan tersebut dengan benar.

Ok. Selesai semua dipotong. Lisa menumis bumbu yang sudah ia ulek sampai sedikit wangi, terus ia masukkan sayurannya dan bahan yang lainnya. Tunggu beberapa menit kalau sudah mulai layu baru nasi putih ia masukkan terakhir dan ia aduk sampai benar-benar mateng.

Gadis itu sangat asik memasak tanpa ia sadari sebuah tangan kekar melingkar manis diperutnya.

Grep

"Astagfirullah!" Kaget Lisa karena Rafan yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. "Mas! Bikin kaget aja," dengus Lisa. Ia kembali fokus pada masakannya.

Sang pelaku hanya cengengesan tanpa merasa bersalah, "lagi ngapain, bee?" Kepalanya ia sandarkan di bahu Lisa.

"Lagi konser," jawabnya ketus, masih fokus masak tanpa berpaling.

Rafan terkekeh geli, "ooh, konser. Konser apa bee?" tanyanya lagi yang membuat Lisa mulai kesel.

"Mending mas duduk sana," usirnya dengan nada mulai kesel lantara pria tersebut masih bertengger di pundaknya kayak cicak yang nemplok di dinding.

Gue mau cicak modelan dia🤸

Seakan-akan tuli, Rafan makin mempererat pelukannya tak beranjak dari pundak Lisa. Dan akhirnya Lisa membiarkan pria itu melakukan apapun sesukanya. Sesekali Rafan mencuri ciuman di pipi chubby Lisa dan sampai mengigit pipinya membuat sang empu mengadu kesakitan atas ulahnya yang terlewat batas.

"Aww! Mas sakit tahu," dengus Lisa berbalik menghadap Rafan.

"Habisnya gemesin sih." Seraya mengusap lembut bekas gigitannya.

Gue rela kok digigit sama mas Rafan🤸

"Ya, Jangan digigit kali. Emangnya pipi Lisa makanan yang digigit-gigit." Lisa mencebik kan bibirnya kebawah dan langsung melanjutkan pekerjaan lagi.

"Kalau marah tambah cantik, ya." Rafan mengeluarkan jurus gombalnya tapi tak mempan bagi Lisa karna sudah basi.

"Jangan marah, bee. Maaf." Ucapnya seraya kembali memeluk tubuh Lisa.

Lisa tak menggubris ia hanya fokus pada nasi gorengnya. Setelah matang, baru ia memindahkannya diatas piring yang telah ia siapkan.

Sebelum itu Rafan menahan tangan Lisa. "Sini, biar mas aja." Seraya mengambil teflon panas yang dipegang Lisa. Lisa membiarkan Rafan membantunya.

Dengan perlahan Rafan menuangkan nasi goreng yang telah matang diatas piring. Kemudian Rafan meletakkan teflon tersebut diatas kompor lagi.

Lisa mengambil alih piring yang berisi nasi goreng dan berjalan ke arah meja makan. Rafan mengekor dari belakang dan duduk manis diatas kursi.

"Mas di cobain makanannya," ujar Lisa setelah duduk menghadap pada Rafan.

Pria itu tersenyum lebar selebar samudra Pasifik pada Lisa. Sebelum itu, Rafan mengipasi nasi gorengnya terlebih dahulu menggunakan kipas manual.

PESONA GUS  ( SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang