Perempuan yang sudah menjadi istri sah dari Gus Rafan kini sedang menyiapkan baju yang akan dibawa suaminya itu. Mulai dari baju santai, baju Koko, celana dan tak lupa sempak. Ia masukkan ke dalam ransel hitam berukuran sedang.
Merasa sudah siap semua yang telah suaminya butuhkan, Lisa berdiri dan menghampiri Rafan yang sedang memakai baju di depan cermin.
"Mas semuanya udah Lisa siapin dalam ransel hitam."
Rafan berbalik menghadap istrinya di belakang seraya tersenyum manis semanis gula. "Makasih ya, Bee. Beruntung banget Mas punya istri sholehah dan cantik lagi."
"Sama-sama Mas. Sudah seharusnya istri itu melayani suami dari pakaian, makanan--"
"Dan di ranjang," sela Rafan cepat.
"Iihhh... Mesum." Sebal Lisa setelah menabok lengan Rafan.
Grep
Dengan satu tarikan tubuh Lisa berpindah lebih dekat sampai menubruk dada bidang Rafan. Tangan kiri memegangi pinggang ramping Lisa dan tangan satunya merapikan rambut hitam yang menutupi wajah cantik Lisa.
"Mesum sama istri sendiri nggak papa, Bee. Malahan halal diperbuat," bisik Rafan dengan suara beratnya.
Lisa mendorong tubuh Rafan karna posisinya sangat intim sekali sampai Lisa bisa mencium bau Mint dari mulut Rafan. Di tambah lagi Rafan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Lisa.
"Rasanya Mas nggak mau jauh-jauh dari kamu, Bee," gumam Rafan di leher Lisa.
Tangan Lisa terulur mengelus rambut Rafan. "Apa kamu ikut Mas aja ya, Bee?" Ajak Rafan.
"Lisa nggak bisa ikut, Mas. Nanti yang lain curiga kalau aku tiba-tiba nggak ada di pondok," jawab Lisa setelah berhasil menjauhkan kepala Rafan. Bukannya menolak ajakan dari sang suami, tapi Lisa takut akan ada gosip lain di belakang.
"Tapi Bee... Arghhhh... Mas bakalan rindu berat sama kamu, tidur nggak nyenyak, makan pun tak enak." Ungkap cowok berbadan besar itu.
Nah kan jiwa baby lion nya udah keluar. Dasar baby lion manjanya nggak ketulungan. Siapa nih yang mau sama baby lion?
Lisa mendengar rengekan Rafan. "Utu utu... baby lion nya Lisa kok manja banget sih? Hm?"
Rafan membelalak tak percaya apa yang ia dengar, baby lion?
"Baby lion?" Beo Rafan.
"Iya baby lionnya Lisa," jawabnya, "mode marah kayak singa. Kalau mode manja kayak baby." Ujar Lisa tertawa kecil.
"Mas suka panggilan itu, Bee." Kembali memeluk tubuh wangi Lisa menghirup aroma yang menjadi candunya.
Rafan menegakkan badanya dan memegang bahu Lisa. "Selama Mas pergi jaga pandangan, jangan kasih senyum itu pada cowok lain apalagi deket-deket sama ustad Alif kecuali di temenin sama teman kamu!" Kata Rafan mempertegas, "itu semua adalah aturan bukan perintah."
"Kalau Lisa melanggar?"
"Siap-siap dapat hukuman!" Mutlak Rafan.
Ucapan Rafan kali ini tidak main-main melainkan sebuah peringatan kecil buat istri kecilnya.
"Insyaallah Lisa bakalan turutin ucapan, Mas," ucap Lisa.
Cup
"Mas pergi ya, Bee. Jangan rindu, rindu itu berat biar Mas yang tanggung kamu jangan."
Fix. Rafan ketularan virus Alif eh Dilan maksudnya.
"Mas gombal."
"Bukan gombal tapi cinta," ujar Rafan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PESONA GUS ( SUDAH TERBIT)
Dla nastolatkówSebagian part telah dihapus demi kepentingan penerbit ❌ . . . . . Ini kisah Khalisa Salsabila yang terpesona dengan ke tampanan seorang Gus tempat dimana dia menimba ilmu .entah perasaan apa? Yang selama ini dia rasakan ? Rasa kagum? Atau rasa cinta...