26. Syarat tak menguntungkan

67.9K 4.5K 99
                                    


Menempuh perjalan kurang lebih satu jam lamanya. Akhirnya mereka telah sampai di pondok. Beruntung nya suasana di sana tidak terlalu ramai. Karna sebagian santri belum ada yang datang . Jadi memudahkan Lisa bisa keluar dalam mobil.

Lisa keluar dan di susul oleh Rafan yang berdiri di sampingnya . Di rangkul pinggang ramping Lisa dengan posesif seakan-akan Lisa hanya miliknya seorang .

" Assalamualaikum". Salam Rafan di depan pintu rumah nya .

" Waalaikumsalam." Jawab ummi Safitri yang langsung menghampiri anak dan mantunya . " Udah datang sayang ". Seraya memeluk hangat mantu kesayangannya .

Lisa merasa sedikit canggung. Bagaimana tidak. Yang menjadi ibu mertuanya adalah seorang nyai dimana tempat dia mondok.

Beruntungnya tidak ada yang tahu perihal hubungan nya dengan keluarga ini. Bisa-bisa pikiran mereka akan menganggap negatif. Pasti kalian tahu kan gimana perasaan Lisa ?

" Nggak nyangka ya ! Kalau santri cantik ini. Jadi mantu ummi ". Puji ummi terhadap paras yang dimiliki oleh Lisa.

Lisa seketika tersipu malu mendapat pujian dari ummi Safitri.

" Makasih ummi . Ummi juga cantik kok !". Ucap Lisa juga memuji.

Dari arah belakang Adiba udah berlari ke arah mereka " yeayy... Kak Lisa udah datang ". Berlari memeluk Lisa yang hanya sebatas perut.

Mendapatkan pelukan dari adik iparnya . Lisa jongkok di depan Adiba.

" Hai! Apa kabar neng Adiba? ". Lisa tersenyum sampai terlihat gigi gingsulnya .

Senyum mengembang di wajah Adiba. di kala melihat gigi gingsul yang terselip dalam mulut Lisa " kakak cantik! Ada gigi gingsul ". Tunjuk Adiba .

" Neng Adiba juga cantik kok ! " Puji Lisa .

" Kita main yuk ! " Ajak Adiba menarik tangan Lisa agar ikut dengan nya .

Rafan menghampiri mereka " Adek! Kak Lisa capek ! Jadi dia nggak bisa main dulu , ya ! ". Ucap Rafan dengan lembut.

Adiba sedikit cemberut mendengar penuturan dari abangnya . Perkataan Rafan memang benar. Kalau saat ini Lisa terlihat kelelahan habis dari perjalanan yang sedikit jauh.

" Ya udah deh. Lain kali Adiba main sama kak cantik ".

" nanti kalau kak Lisa nggak capek lagi. Kita main, ya !". Terang Lisa mengulas senyum.

" Janji ya kak cantik! ".

" Insyaallah . Janji ". Menunjukkan jari kelingking.

Adiba menautkan jari kelingkingnya dengan Lisa.

Senyum terbit di wajah Rafan. Melihat kedekatan istri dan adiknya. Membuat Rafan bahagia. Gemes banget sih! Pengen makan sekarang deh !. Bisik batin Rafan.

Ustad, liat dia ustad !

" Ummi. Aku ke kamar dulu , ya !" . Pamit Rafan membawa Lisa ke atas kamarnya .

Melangkahkan kaki menuju kamar yang letaknya di lantai atas. Rafan membuka pintu kamarnya . Kamar yang tak pernah ada satu pun yang masuk kecuali ummi dan adiknya . Kini Lisa sebagai orang ketiga yang masuk ke dalam kamarnya.

Lain dengan Lisa. Tidak menyangka kini dia saat ini berada dalam ruangan bersama orang yang membuatnya takut setengah mati. Orang yang selalu memenuhi isi pikirannya . Sekarang kini menjadi pendamping hidupnya.

Sangat indah takdir bukan ?

" Ayo masuk, bee!". Rafan berucap.

" Ini kamar mas Rafan ?". Lisa terpaku akan suasana di kamar Rafan yang menurutnya nyaman. Rapi, wangi, dan luas. Banding terbalik dengan kamar abangnya itu. Jauh kata rapi. Sungguh miris sekali.

PESONA GUS  ( SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang