BAGIAN 08

25.1K 2.2K 14
                                    

08. Pertengkaran Kedua Tokoh Utama

'Apa aku harus mengejarnya? Ah tidak, itu terlalu cepat. Aku akan mendekatinya secara perlahan.'

Jihan melihat sekelilingnya dengan raut bingung. Bukannya tadi suara lonceng jam istirahat sudah berbunyi, lalu kenapa semua orang masih berada dalam kelas.

"Hai" sapa Jihan sedikit canggung karena sedari tadi mata semua orang yang berada dikelas tertuju padanya.

Sedangkan orang-orang yang berada di ruangan tersebut memekik tertahan mendapat sapaan dari idola mereka.

"Apa kalian tidak ingin pergi kekantin?" tanya Jihan.

Sebenarnya perut Jihan sedari tadi sudah berbunyi ingin diberi makan, mengingat dia tidak sempat sarapan tadi pagi. Tetapi karena saat ini orang-orang sangat penasaran dengannya alhasil Jihan tidak enak jika harus pergi begitu saja tanpa menyapa.

"Mmm, itu sebenarnya kita ingin berteman dengan Nona Kalysta" ucap seorang gadis seraya tersipu malu.

Jihan tersenyum gemas melihat gadis itu dikarena kan wajahnya yang baby face ditambah semburan merah yang kini terlihat jelas di pipinya.

"Kalian tidak perlu sesopan itu pada ku, kita sekarang teman jadi cukup panggil aku Kalysta saja" ujar Jihan dengan tersenyum manis.

Semua orang berada disana saling memandang satu sama lain, ada keraguan diwajah mereka semua dan Jihan tahu itu.

Jihan mendesah pelan, Ayolah Jihan sudah sangat lapar, dia tidak punya cukup energi untuk berbicara banyak.

"Apa kalian tidak mau?" ucap Jihan datar.

"K-kami mau!"

Bagus! Jihan tersenyum puas mendengar jawaban teman-teman barunya.

"Baiklah karena sekarang kita teman aku akan mentraktir kalian" tanpa menunggu jawaban dari yang lain Jihan langsung saja menarik tangan salah satu gadis yang tak jauh darinya.

Tanpa memperdulikan pandangan orang-orang yang kini tertuju padanya, dia melihat-lihat sekeliling mencoba mencari bangku yang masih tersisa. Setelah menemukannya bangku yang cukup untuk teman-temannya dengan masih menarik salah satu tangan gadis Jihan beranjak menuju meja pojok kantin.

Sedangkan yang lain masih setia mengekor dari belakang punggung Jihan.

"Nah sekarang kalian pesan apapun yang kalian mau" ucap Jihan setelah duduk dibarisan meja kantin.

"Apa boleh!" ujar seorang pemuda dari arah meja seberang Jihan.

"Justin!" dengan tatapan penuh peringatan seorang gadis yang duduk tepat didepan Jihan memanggil teman sekelasnya.

"Silahkan, bukankah aku sudah bilang akan mentraktir kalian."

"Ka-kalysta kau tidak perlu seperti itu" ucap gadis didepannya dengan raut tak enak.

"Kenapa? Jika kalian tidak enak, anggap ini sebagai perayaan hari pertama kita berteman" Jihan tersenyum senang karena tidak ada lagi yang membantah.

"Aku akan memesannya" lanjut Jihan membuat semua orang yang berada dimeja itu terkejut, sebelum mereka menyela Jihan sudah lebih dulu beranjak pergi.

"Apa yang kalian lihat! cepat susul Nona Kalysta."

Seorang gadis yang duduk diseberang tempat Jihan menginterupsi para laki-laki disana, dan tanpa kata pemuda kelas XII A1 pun cepat-cepat menyusul Jihan.

"Disatu sisi aku merasa senang bisa berteman dengan Nona Kalysta, tetapi disisi lain aku juga merasa tidak pantas apalagi melihat Nona Kalysta sangat baik memperlakukan kita semua" ucap gadis bernama Ellen yang duduk tepat disebelah tempat Jihan.

Beloved Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang