BAGIAN 17

17K 1.5K 14
                                    

Hmm... Aku udah liat komen kalian di part sebelumnya, dan disana ada beberapa yang bingung dengan sebutan Jihan & Kalysta.

It's okay aku ngerti, aku juga kadang suka ke tuker karna dua nama itu kalo lagi nulis hehe...

Dan karna faktor lama update jadi mungkin ada juga yang lupa sama alur atau nama tokoh di cerita ini, oleh karna itu aku mutusin buat mulai sekarang aku akan ubah jadi nama Kalysta aja tanpa embel-embel Jihan lagi. *Apa si yang gak buat kalian(⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

Aku juga mau minta maaf untuk ketidak nyamanan kalian, jadi lain kali kalo ada yang mungkin harus aku benerin kalian bisa komen yaa... Pokoknya jangan sungkan kaya ke siapa aja(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)

17. Kalysta Pingsan

"Apa ini 'urusan' yang kau maksud?" Marcus menatap Gabriel yang baru saja datang dengan Elysia yang berada di belakanganya.

"Aku tidak sengaja bertemu dengannya saat dijalan" ucap Gabriel berbohong.

Ia tidak mau sahabatnya berpikir yang tidak-tidak kepada dirinya, meskipun Gabriel sendiri juga merasa aneh kenapa ia harus sampai menyusul Elysia ke kelas gadis itu. Apa benar hanya karena ia berpikir Elysia pelayannya sekarang, atau karena hal lain yang melibatkan perasaan?

Gabriel sadar tingkahnya kepada Elysia akhir-akhir memang membuat orang salah paham, tetapi ia terus mengelak kepada orang-orang bahkan kepada dirinya sendiri bahwa tidak ada hal semacam orang-orang pikiran.

Marcus memicingkan matanya, "Benarkah?"

Merasa ia dicurigai Gabriel memasang wajah datar dan berucap, "Kau tidak percaya?" ujarnya penuh penekanan.

Corwin yang mengerti situasi berusaha mencairkan suasana tegang di sekitarnya, "Hei, sudahlah. Mau sengaja atau tidak lalu kenapa?"

"Oh, Elysia duduklah disini" lanjutnya menawari gadis itu untuk duduk disamping kursi kosong disebelah kirinya.

Elysia menggeleng, "Aku duduk ditempat lain saja."

Saat Elysia akan melangkah pergi ke stan makanan, dirinya di hentikan dengan suara bass milik Gabriel.

"Kau mau kemana?" tanya Gabriel yang sudah duduk di sebelah Kay.

"Tentu saja ingin memesan makanan" Elysia berucap dengan sinis.

"Pesankan untukku juga."

Elysia mendelik, "Apa kau tidak punya kaki?"

"Kau lupa? Sekarang aku punya pelayan disini, jadi jika aku bisa menyuruh pelayan ku kenapa harus berjalan sendiri" ujar Gabriel kelewatan santai sampai-sampai Elysia ingin sekali memukul wajahnya.

Tidak ingin berdebat lebih panjang Elysia pun segera memesan makanan untuk dirinya dan juga Gabriel.

Tak lama setelah kepergian Elysia datang seorang gadis yang berjalan dengan tergesa-gesa menuju kearah meja Gabriel dan teman-temannya.

"Elard--"

"Hei manis, kau mencari Elard?" ucap Marcus sudah seperti preman penggoda.

Tanpa memperdulikan ucapan pemuda itu Lilly berucap dengan nada khawatir, "Nona Kalysta, dia pingsan!"

Elard yang mendengar hal itu tanpa pikir panjang langsung beranjak dari posisi duduknya, lalu pergi dengan langkah lebar diikuti Lilly di belakangnya.

Sedangkan Gabriel dan ketiga sahabatnya masih bergeming, terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar.

Beloved Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang