BAGIAN 26

12.9K 985 26
                                    

26. Sosok Mencurigakan

Tinggal tiga menit lagi sebelum bel berbunyi, tetapi dari Elysia maupun Nora sama-sama belum memasukan bola ke dalam ring. Penonton yang berada disana pun mulai menebak-nebak kalau pertandingan ini akan usai tanpa adanya pemenang.

Nora menatap tajam sosok Elysia yang sedang menggiring bola, keringat sudah bercucuran sedari tadi dari dahi gadis itu.

Nora benar-benar sangat lelah, ia sepertinya tidak sanggup lagi bermain di bawah teriknya matahari, tetapi bukan berarti ia akan membiarkan Elysia memenangkan pertandingan.

Lebih baik tidak ada pemenang dari pada Nora harus melihat Elysia menang.

Dengan segala tenaga yang tersisa Nora berlari kearah Elysia yang terlihat akan melemparkan bolanya kearah ring.

Bruk!

"Ahk!"

Kejadiannya terjadi begitu cepat, penonton yang melihatnya juga terlihat terkejut. Nora baru saja melakukan pelanggaran dengan mendorong Elysia.

Nora menatap gugup bola yang sudah Elysia lempar, di dalam hati gadis itu berharap agar bolanya tidak masuk ke dalam ring.

Namun seperti karma karena sudah berlaku curang bola itu ternyata masuk ke dalam ring, dan tak berselang lama bel pun berbunyi yang mana membuat Elysia menjadi pemenang dalam pertandingan itu.

"Kau kalah" ucap Elysia, walau dirinya kesal karena Nora mendorongnya tetapi setidaknya tak lama lagi ia bisa membalas perbuatan gadis arogan itu.

"Apa yang kau inginkan?" dengan sangat terpaksa Nora mengatakannya.

Elysia berpose seakan sedang berpikir, "Mmm, kira-kira apa ya?"

"Ah, begini saja. Karena aku baik hati, aku tidak akan meminta sesuatu yang memberatkan mu. Jadi, minta maaf dan berlutut lah kepada ku."

Penonton yang masih berada disana pun merasa terkejut, tak terkecuali Nora.

"Kau gila!"

"Kita sudah sepakat, ingat?"

'Jika kau menjatuhkan ku dengan menggunakan kelemahan ku, aku juga akan menjatuhkan mu menggunakan kelemahan mu. Mata dibalas mata.'

Semua orang di sekolah itu tahu bahwa seorang Annora Evangelina adalah gadis angkuh dan arogan yang memiliki harga diri yang sangat tinggi.

Jangankan berlutut, bahkan jika hanya menyuruhnya untuk sekedar meminta maaf gadis itu akan dengan tegas menolaknya.

"Ayo, tunggu apa lagi? Berlutut lah."

Nora masih berdiam kaku di tempatnya berdiri, sepanjang hidupnya tidak pernah ia di permalukan seperti ini. Nora pastikan ia akan mengingat terus kejadian ini dan membalasnya.

Elysia berdecak, ia pun berjalan menghampiri Nora. Jika saja mata adalah pisau sudah di pastikan Elysia akan mati tercabik-cabik karena tatapan yang Nora layangkan.

"Berlutut lah, Nora. Jika tidak, kau akan semakin mempermalukan dirimu" gumam Elysia yang hanya bisa di dengar olehnya dan Nora.

Apa yang dikatakan Elysia tidak sepenuhnya salah. Jika Nora menolak dan pergi begitu saja itu akan semakin menjatuhkan harga dirinya, karena ia sendiri yang mengajukan usulan agar si pemenang bisa meminta apapun dan yang kalah akan menurutinya.

Kedua tangan Nora terkepal erat, dengan terpaksa dan untuk pertama kalinya Nora menahan egonya. Perlahan Nora menjatuhkan dirinya, memposisikan dirinya menjadi berlutut.

"Aku minta maaf" ucap Nora sedikit pelan.

Orang-orang yang melihatnya tentu saja terkejut, mereka kira Nora tidak akan melakukannya dan sebaliknya ia akan berteriak dan meninggalkan lapangan begitu saja.

Beloved Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang