BAGIAN 23

13.5K 1.2K 24
                                    

23. Pertanda Baik Atau Buruk?

Mobil hitam yang kini di tumpangi oleh dua orang melaju dengan kecepatan sedang, menelusuri jalan yang tampak sepi yang tinggal hanya ada beberapa kendaraan saja yang lewat.

Suasana di dalamnya pun terkesan hening, dari awal mobil mereka melaju keduanya tidak ada yang mengeluarkan suara.

Sampai akhirnya suara berat seseorang terdengar di sela-sela keheningan.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.

Kalysta mengalihkan perhatian kepada Gabriel, "Ya?"

"Siang tadi, disekolah kau pingsan. Sekarang, apa kau baik-baik saja?"

"Ah, itu. Ya, aku sudah lebih baik" jawab Kalysta.

Gabriel mengangguk mengerti.

"Tentang lelaki yang tadi bersamamu."

Kalysta mengernyit, "Arthur?"

"Iya. Kau mengenalnya?"

"Dia teman sebangku ku" ungkap Kalysta membuat Gabriel sempat terdiam sebentar.

"Sepertinya kalian dekat."

"Tidak terlalu" balas Kalysta seadanya.

Percakapan itu berakhir begitu saja, dan suasana kembali hening seperti sebelumnya.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh mobil mereka pun mulai memasuki halaman mansion keluarga Lynne.

Mobil berhenti tepat di depan satu-satunya mansion mewah disana.

"Terimakasih" ucap Kalysta kepada Gabriel yang baru saja membukakan pintu mobil untuknya.

"Tidak masalah. Aku pergi."

"Kau pergi begitu saja?"

Gabriel menatap kearah gadis yang berstatus tunangannya itu.

"Lalu?"

Dalam hati Kalysta menggerutu karena selalu di pertemukan dengan spesies lelaki seperti Arthur.

"Tidak ada. Kalau begitu, hati-hati" ucapnya.

Kalysta memandangi mobil hitam yang tadi di tumpanginya melesat pergi, sampai wujudnya tak terlihat lagi barulah ia masuk kedalam mansion.

Di lain tempat ada dua orang lainnya yang duduk bersebelahan dengan satu orang lainnya yang mengeluarkan aura suram.

Terlihat dari luar sepertinya tidak ada satupun dari mereka yang berniat ingin membuka suara.

Mobil terus melaju, dan berhenti ketika sudah sampai ditempat tujuan.

Arthur keluar terlebih dahulu tanpa mengatakan sepatah katapun. Elard sendiri tidak memperdulikan sikap Arthur yang bisa di bilang tidak sopan.

Dari arah berlawanan ada satu suster yang menyadari kedatangan Arthur langsung bergegas menghampiri pemuda itu.

"Tuan anda--"

Arthur melewati suster itu begitu saja, bahkan pemuda itu tidak sedetik pun melirik kearah sang suster tersebut.

"Dia datang bersama dengan ku."

Suster tersebut mengalihkan pandangannya kearah pemuda jangkung yang berdiri tidak jauh darinya.

"Syukurlah, kami sangat khawatir ketika mendapati Tuan Arthur tidak ada di ruangannya tanpa seorang pun yang tahu" tutur suster tersebut.

"Maaf karena sudah membuat kalian khawatir."

Beloved Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang