11. Kekejaman Ibu Tiri
Flashback
"Ibu pasti senang."
Arthur tersenyum, menatap hamparan bunga yang sudah lama ia rawat kini terlihat bermekaran dengan indah.
Sekarang Arthur tengah berada ditaman yang berlokasi kan tepat dibelakang rumah keluarga Benedict. Taman bunga yang dibuat oleh mendiang Ibu Arthur karena kecintaan wanita itu terhadap tanaman berwarna itu.
Tetapi semenjak meninggalnya sang Ibu pemuda itu sendirilah yang mulai merawat taman tersebut, dan setiap hari nya Arthur akan menyempatkan waktunya untuk menyirami bunga-bunga ditaman itu.
Pelayan? Pernah ada suatu hari salah seorang pelayan menabur sebuah bubuk yang membuat bunga disana mati secara bersamaan, dan semenjak itulah Arthur tidak mengizinkan satu pun orang untuk merawat bunga miliknya.
Arthur menyentuh kelopak bunga yang sudah mulai mekar, bibirnya tertarik menampilkan senyum yang jarang ia tunjukan pada siapapun.
Kegiatan yang paling Arthur sukai yaitu memandangi bunga yang bermekaran, karena menurutnya hanya saat itu sajalah dirinya merasa dekat dengan sang Ibunda, seolah Arthur bisa melihat wajah sang Ibu yang tersenyum kepada dirinya.
Disisi lain dengan suasana yang berbeda Nathalie memasuki rumahnya dengan aura suram, wajahnya jelas menunjukan raut amarah yang wanita itu tahan.
"Nyonya--"
"Dimana Arthur?!" sela Nathalie menatap garang kearah seorang pelayan.
Pelayan itu bergetar ketakutan dan dengan gugup menjawab, "Dia sedang berada ditaman, Nyonya."
Ucapan pelayan tersebut ketika menyebut 'dia' yang merujuk kepada Arthur terkesan tidak sopan memang, karena bagaimanapun Arthur masih tetap tuan muda dikeluarga Benedict. Tetapi Nathalie sendiri lah yang menyuruh semua pekerja memanggil Arthur tanpa embel-embel 'tuan muda', wanita itu merasa Arthur tidak pantas mendapatkan panggilan penuh hormat seperti itu.
"Seret dia kemari!" titah Nathalie kepada pelayan wanita itu.
Andai saja Nathalie tidak mempunyai alergi terhadap bunga, sudah dipastikan wanita itu yang akan menyeret Arthur menggunakan tangannya sendiri.
Pelayan itu pun bergegas pergi untuk melaksanakan perintah majikannya.
Arthur yang baru saja akan beranjak pergi dikagetkan oleh tangan lain yang mencengkram pergelangan tangannya.
Pemuda itu hendak mengelak tetapi setelah mendengar ucapan yang dilontarkan pelayan wanita itu membuat Arthur mengurungkan niatnya.
"Ikut aku, atau semua bunga yang ada disini akan aku bakar!" ancam pelayan itu.
"Jangan berani untuk menyentuhnya!" ucap Arthur tegas, menatap nyalang kearah pelayan itu. Andai saja membunuh bukan sebuah perbuatan dosa sudah dari lama Arthur menjadi seorang pembunuh.
Pelayan itu sebenarnya takut, tetapi ia menutupinya dengan wajah angkuh, "Maka ikuti aku!"
Arthur pun diam mengikuti pelayan itu, bukan takut hanya saja ia tidak ingin membuat masalah menjadi lebih besar, dirumah ini posisi Arthur bahkan lebih rendah dari seorang pelayan.
"Nyonya" panggil pelayan itu seraya membawa Arthur kehadapan Nathalie.
Tetapi bukannya senang Nathalie malah memarahi pelayan itu, "Apa kau tuli?! Aku menyuruhmu untuk menyeretnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Antagonist
Fantasy"Bahkan jika bukan semua orang, aku akan menjadi satu-satunya yang mencintaimu." ••• Arthur Sebastian merupakan nama Antagonis dari novel 'With You' yang berakhir mengenaskan setelah berulangkali berusaha memisahkan kedua Protagonis. Perilakunya yan...