12. Rumah Sakit
Tok
Tok
Tok
Ketukan pintu dari luar berhasil mengalihkan atensi kedua manusia didalam ruangan tersebut. Tak lama muncul lah seorang perempuan berpakaian suster dengan membawa sebuah troli berisikan makanan di atasnya.
"Permisi Nona, saya membawakan makanan untuk pasien" ucap sang suster.
"Biar aku bantu" ujar Jihan.
"Tidak perlu Nona" buru-buru suster menyela. Ia pun segera menata makanan diatas over bed table yang telah disiapkan.
Jihan pun menurut. Dirinya sudah cukup lelah seharian ini, belum lagi perutnya sedari tadi sudah ingin cepat-cepat diberi makan.
"Sudah selesai?" tanya Jihan, menatap suster di depannya.
"Sudah Nona" ucap suster itu.
"Terimakasih" ujar Arthur kepada suster itu.
Suster tersenyum, "Sama-sama Tuan, dan selamat menikmati makanan anda" ia pun pergi setelah berpamitan kepada dua orang yang berada disana.
Jihan menatap sosok Arthur yang sedang kesusahan menyuapkan makanannya kedalam mulut, tanpa kata Jihan mengambil sendok yang berada di genggaman tangan pemuda itu.
"Makanlah" ucap Jihan sembari mengarahkan sendok yang sudah berisikan bubur kearah Arthur.
Arthur hanya diam menatap sendok di depannya, lalu beralih menatap sosok Kalysta dengan pandangan rumit.
"Aku bisa melakukannya sendiri" Arthur mencoba menggapai sendoknya kembali, tetapi Jihan menjauhkannya dari jangkauan Arthur.
"Makanlah" ujar Jihan halus, tetapi penuh ketegasan di dalamnya.
Arthur pun memilih mengalah dan dengan gerakan sedikit canggung ia memakan bubur yang di sediakan untuknya dengan disuapi oleh Jihan tentunya.
Tanpa sadar Jihan tersenyum, ia merasa lucu ketika melihat Arthur dengan pipi mengembung dan bibir yang sedikit manyun. Tidak seperti yang di gambarkan dalam novel sebagai sosok yang kejam, sekarang Arthur malah terlihat seperti anak kecil yang lugu dan juga polos.
"Kenapa?" tanya Arthur karena sedari tadi Jihan terus melihatnya sembari tersenyum.
'Apa mulutku berantakan?' pikirnya, ia pun meraba dirinya sendiri di bagian mulut.
Melihat itu Jihan tidak lagi tersenyum, melainkan tertawa lebar yang mana malah membuat Arthur terpesona. Cantik, kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Kalysta dimata Arthur saat ini.
"Maafkan aku" ucap Jihan masih dengan terkekeh kecil.
"Kau lucu" imbuhnya.
Entah sengaja atau tidak Jihan berhasil membuat sosok Arthur yang terkenal dingin dan minim ekspresi itu kini tersipu malu hanya dengan dua kata yang baru saja Jihan ucapkan.
'Lucunya!'
Jihan mati-matian menahan rasa gemasnya kepada sosok Arthur yang kini tengah mengalihkan pandangannya dengan telinga yang memerah.
Dan hal itu membuat Jihan ingin menggodanya lagi. "Apa kau malu?" ucapnya, tak lupa dengan senyum menggoda.
"Tidak!" jawab Arthur tegas, pemuda itu berusaha menyembunyikan rasa malunya dengan raut datar andalannya.
"Ah, benarkah begitu? Baiklah" ucap Jihan belaga percaya.
Arthur kembali tenang setelah Jihan tak lagi mengungkit perihal tadi, ia pun kembali memakan makanannya hingga tak tersisa sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Antagonist
Fantasy"Bahkan jika bukan semua orang, aku akan menjadi satu-satunya yang mencintaimu." ••• Arthur Sebastian merupakan nama Antagonis dari novel 'With You' yang berakhir mengenaskan setelah berulangkali berusaha memisahkan kedua Protagonis. Perilakunya yan...