03. Kepulangan Kalysta
Tak terasa sudah seminggu Jihan berada didunia novel, selama itu pula Jihan berusaha mengumpulkan informasi-informasi terkait Kalysta, karena bagaimana pun juga Kalysta dinovel hanya figuran yang tidak terlalu dicerita jelas tentang siapa dirinya.
Akan sangat konyol mengingat jika Jihan lebih mengetahui tokoh lain dibanding raga yang sekarang ditempatinya. Dan selama seminggu itu pula ada salah satu hal yang Jihan ketahui, yaitu tentang pertunangan Kalysta dan Gabriel yang ternyata sudah terjalin sebulan yang lalu.
Sebenernya selain mengumpulkan informasi, Jihan juga secara diam-diam menyusun rencana. Kalau boleh jujur Jihan sendiri tidak ingin mencampuri alur yang sudah dibuat, tetapi mengingat jiwa nya yang berpindah kedalam salah satu tokoh novel yang pasti menyebabkan butterfly effect membuat Jihan berpikir ulang.
"Grandma" Jihan menghampiri dua orang yang kini tengah duduk santai sambil menikmati teh hangat mereka.
Serena tersenyum lembut, "Lea kemarilah" panggil wanita tua itu kepada cucu tersayangnya.
Lea merupakan panggilan sayang dari keluarga untuk Kalysta, diambil dari nama tengahnya yaitu Ileana.
Jihan menurut dengan duduk disamping sang Nenek.
"Apa aku tak terlihat disini? mengapa hanya Nenek mu saja yang kau sapa" suara bas yang sedikit serak membuat Jihan mengalihkan pandangannya kearah Pria tua yang duduk dengan tegap memancarkan aura wibawanya.
"Oh ada Grandpa juga rupanya, maafkan aku karena tidak melihat Grandpa" ucap Jihan berusaha menggoda sang Kakek.
Selama Jihan dirumah besar ini dia jadi tahu bahwa hubungan Kakek Nenek dan Kalysta sendiri tak sekaku yang Jihan bayangkan, dia kira karena Kalysta dari keluarga yang berketurunan bangsawan membuat Kalysta dan sekeluarga harus sangat menjaga sikap, ya meskipun itu juga tidak salah tapi setidaknya diluar dari publik mereka tak perlu terlalu menjaga sikap.
"Kau! Hahh, sudahlah bagaimana pun juga aku tak akan pernah bisa marah padamu" ucap Draco, Kakek dari Kalysta.
"Sudah pasti karenakan aku kesayangan Grandpa." ucapan Jihan membuat Serena terkekeh geli.
"Iya iya kau memang kesayangan kami, jadi apa kau mau pulang kerumah orang tua mu?"
Jihan tertegun mendengar penuturan dari sang Nenek, 'Apa ini semua sudah takdir?' batin Jihan.
Melihat cucunya yang terdiam dan melamun, membuat Draco dan Serena saling bertukar pandang.
Serena memegang tangan sang cucu, "Kami sama sekali tak memaksamu, jika kau keberatan kami—"
"Aku akan pulang" Jihan tersenyum simpul, tangannya menggenggam erat tangan yang agak keriput itu.
"Kami sama sekali tidak sedih jika kau menolak justru kami senang karena kau bisa tinggal bersama kami lebih lama, jadi jika kau tidak mau kau tak perlu melakukannya" Draco hanya tak ingin cucunya melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan, cukup sekali karena perjodohan sialan itu.
"Tidak Grandpa, aku sama sekali tidak keberatan, lagipula aku juga rindu kedua orang tuaku" ucap Jihan.
"Baiklah kalau begitu, pelayan akan membantumu berkemas" ujar Draco membuat Jihan mengernyit heran.
"Besok pagi-pagi sekali kau harus pergi" sekarang Jihan dibuat shock oleh perkataan Serena.
"Secepat itu?" pulang kerumah kedua orang tua Kalysta secepatnya memang salah satu rencana Jihan, tetapi dia tak menduga akan secepat dan semulus ini dalam menyelesaikan salah satu misinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Antagonist
Fantasia"Bahkan jika bukan semua orang, aku akan menjadi satu-satunya yang mencintaimu." ••• Arthur Sebastian merupakan nama Antagonis dari novel 'With You' yang berakhir mengenaskan setelah berulangkali berusaha memisahkan kedua Protagonis. Perilakunya yan...