"Eugghh."
"Ini jam berapa." ucap rendah seorang gadis beriris coklat terang yang masih dalam keadaan setengah sadar atau bisa dibilang linglung, karena baru saja terbangun dari tidurnya.
"Huhh masih jam lima beruntung aku tidak terlambat bangun, lebih baik aku siap-siap untuk ke sekolah." gumam sang gadis cantik yang berjalan ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual kebersihan badannya.
Empat puluh lima menit berlalu, Lesya pun sudah rapi dengan seragam pas-nya yang tidak kebesaran atau pun kekecilan.
Diriasnya wajah Lesya dengan bedak padat bermerek 'Lolly' itu dengan tipis dan lipblam kesayangannya dengan merek yang sama. Hanya bedak dan lipblam pun Lesya sudah cantik, ralat sangat cantik.
"Huhhh, oke Alesya Salsabila, kamu harus bisa menyadarkan mereka kalau kamu tidak salah melainkan itu kehendak Tuhan." ucap ku untuk menyemangati diri ku sendiri.
Yeahh, kenalkan aku Alesya Salsabila, aku mempunyai Iris mata berwarna coklat terang, kulit putih, bersih nan halus, aku semakin cantik dengan tubuhku yang bisa dibilang ideal tidak gendut atau pun kurus.
Selain itu mahkotaku alias rambutku yang panjang kurang lebih sepinggang, berwarna hitam legam dengan sedikit gelombang bawah yang terkadang ku gerai atau pun ku kuncir.
Aku hidup dengan keluargaku yang....Ahhh lebih tepatnya aku memang mempunyai keluarga tapi rasanya seperti tidak mempunyai keluarga. Hanya ada, Papa dan ke empat abang ku, yang aku punya dikeluarga ini.
Dimana Mama ku? Yaa, heumm itu, Mama ku meninggal setelah melahirkan ku, maka dari itu aku selalu disalahkan dengan tuduhan aku membunuh Mama ku karena kelahiran ku.
Dan, aku memang selalu ditidak perdulikan, bahkan aku selalu disalahkan dan jangan lupakan makian yang aku dapat, walau itu hanya terkadang.
Setelah siap untuk pergi kesekolah Lesya pun berjalan ke luar kamar dengan menuruni anak tangga satu persatu. Dan setelah sampai dianak tangga terakhir ia pun melihat ke empat abangnya dan Papa nya.
"Pagi Papa, pagi Bang." ucapan selamat pagi pun Lesya lontarkan dengan nada bersemangat dan berharap ucapannya dibalas dengan baik oleh mereka.
"Hm." deham tanpa pandang kelima orang yang sempat Lesya sapa.
Raut wajah Lesya pun berubah, senyum miris terpampang jelas diwajah imut itu.
"Kapan kalian sayang sama aku?." guam-an lirih pun Lesya lontarkan.lima kata pertanyaan dari Lesya yang membuat hati dari kelima laki-laki itu mencelos, sakit seperti tergores oleh pisau yang tajam, namun lagi-lagi perasaan itu mereka tampik degan ego masing-masing.
"Sudah lah pergi saja kau, daripada terlambat ke sekolah dan jangan lupa belajar yang baik agar nilai mu dapat membuat Papa bangga, jangan pernah membuat Papa menyesal telah membesarkan mu." ucapan dengan suara ketus itu tedengar ditelinga orang yang berada disekitar itu, tak terkecuali Lesya.
Abraham Alnugraha.
Pria yang menjabat sebagai kepala keluarga dan sebagai CEO diperusahaan Agrh's Company, Dia adalah Papa Lesya.
"Baik lah." lontaran kata pasrah yang hanya dapat Lesya keluarkan dari bibir mungilnya.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dengan menggunakan angkutan umum atau biasa disebut angkot untuk ke tempat ia menimba ilmu.
kenapa ia tidak menebeng salah satu dari kedua abangnya? yang padahal sama satu sekolah, atau bisa menebeng dua abang yang lainnya yang masih tetap satu jalur untuk ke kantor dan ke kampus mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Teen Fiction"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Ini menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, seorang gadis yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Ia dipaksa agar mau menerima perjodohannya dengan Rajendra Arkar Ma...