Handphone Lesya berdering, menandakan seseorang men-telfonnya.
"Halo." ucap Lesya.
"Hai, kamu adiknya Renzo kan?"
Terdengar suara perempuan disitu, tapi kenapa dia menanyakan ia adiknya Renzo atau bukan.
Apakah pertanyaan itu penting, sungguh tidak bagi Lesya. Tapi ia merasa tidak enak jika tidak ia jawab."Iya, dengan siapa ya, kak?" tanya Lesya sopan.
"Loh, kamu tidak mengenalku?, Aku kan temanmu. Maka dari itu aku tanya apakah kamu adiknya Renzo atau bukan, aku kenalnya kalo kamu itu adiknya Renzo." jelasnya.
Lesya tak mengerti apa yang dikatakan oleh perempuan itu, seperti kurang jelas dalam berbicara.
"Teman? apa itu teman? apakah aku mempunyai seorang teman?" tanya Lesya kembali dengan seringainya.
"Aa..um itu, maaf ya aku sedang sibuk, bay bay." ucap perempuan itu tergugup dan segera mematikan sambungan telefonnya.
Sudah Lesya duga, sudah banyak perempuan yang mengaku temannya hanya untuk menjadi bahan perdekatan dengan salah satu Abangnya itu.
Lesya sangat malas jika menerima telefon hanya untuk meladeni perempuan yang seperti itu, ia kembali menatap langit-langit kamarnya.
Matanya mulai memejam karena kantuk sudah sangat menyerang dirinya, ia sudah tak perduli dengan pernikahannya nanti.
Dan apakah 8a akan bahagia atau malah sedih dihari yang bagi orang lain itu bahagia, hari pernikahan, siapa sih yang tidak bahagia jika hari dimana kamu akan menjadi istri sah dari pasangan yang kamu cintai? akan tetapi bagi Lesya mungkin itu tidak terjadi.
Gadis itu sudah tertidur dengan pulas, tak perduli dengan gedoran yang dihasilkan dari pintu yang diketuk dengan kencang
Sedangkan orang yang mengedor-gedor pintu kamar Lesya itu sudah mengumpat kesal, tak lupa menyumpah serapahi Lesya yang dipanggil-panggil namun tak menjawabnya.
_l's ws_
Pagi dini hari, tepat jam 04.00 WIB. Lesya sudah menyiapkan diri untuk pernikahannya hari ini. Dimana ia akan menjadi istri sah dari Rajendra Arkar Mahesa.
Si laki-laki tampan dengan wajah tengilnya yang selalu membuat diri Lesya kesal tak karuan karena tingkah menyebalkannya.
Saat ini Lesya sedang berendam dibathup dengan air hangat yang mampu membuat pikiran Lesya tenang, tak seperti sebelumnya.
Pikirannya kacau, takut jika ia sudah sah menjadi istri seorang Arkar, apa dia akan dibully lagi. Sungguh Lesya tak bisa membayangkan hal mengerikan itu.
Segera Lesya tepis dan membuang jauh-jauh pikiran tak mengenakkan tersebut segera la menyelesaikan mandinya.
selesai Lesya berganti dengan pakaian biasa, ia duduk diranjang sembari melamun, bosan sudah ia menunggu MUA yang akan datang.
tak berselang lama, MUA yang Lesya tunggu sudah datang dengan senyum ramahnya, tak lupa menyapanya.
"Selamat pagi mbak, maaf sudah menunggu lama, tadi sempat macet karena ada kecelakaan tadi." jelas MUA
Lesya menanggapi nya dengan sopan. "Iya mbak, saya ganti gaun-nya dulu, biar nanti ngak ribet."
Segera Lesya keruang ganti bajunya, setelah selesai ia keluar dengan sedikit mengangkat gaun yang menurutnya terlalu panjang dan berat, tapi untuk modelnya sangat luar biasa cantik. Tidak terlalu rame, namun tetap terlihat elegant.
"Mari mbak Lesya, duduk dikursi rias." ajak MUA sambil mengeluarkan alat make up yang cukup banyak.
Lesya melongo melihat begitu banyak nya alat make up yang akan dia gunakan, segera ia duduk dikursi itu dan berbicara pada MUA tersebut tentang make up yang akan dia pakai.
"Mbak, tolong nanti make up-nya yang natural saja ya, saya kurang suka jika dibuat glamour." pinta Lesya.
"oh, baik mbak, sebisa mungkin saya buat natural, tapi tidak terlalu natural ya mbak." jawab MUA tersebut.
Lesya mengangguk sebagai jawaban, ia menatap dirinya dikaca menampilkan wajahnya yang sangat cantik, berseri, dan terlihat imut.
sungguh ia benar-benar tidak percaya, beberapa jam kedepannya ia akan menjadi istri orang diusianya yang baru menginjak 17 tahun, sebenarnya ia tak ingin menikah muda seperti ini.
Tapi apa daya? ia tak bisa melawan perkataan papanya yang juga sudah sepakat dengan keluarga Mahesa. la tak ingin keluarganya harus menanggung malu jika ia tolak.
la rela menikah muda asalkan papanya bahagia, membahagiakankan orang tua untuk pertama kalinya? mungkin saja.
Terlalu larut dalam menjelajahi pikirannya, tak sadar jika dirinya hampir selesai dirias, tinggal bagian rambutnya saja yang belum.
"Mbak, ini model rambutnya digeral atau lebih nyaman digelung saja?" tanya MUA itu.
"Em, digelung saja mbak, biar terlihat lebih rapi." jawab Lesya dengan senyum tipisnya.
MUA itu mengangguk mengiya-kan permintaan Lesya. Tidak mungkin juga jika rambutnya akan digerai, rambut sepanjang pinggang cukup menggerahkan.
Tak berselang lama pula, rambut Lesya sudah rapi dengan style gelungnya, tak lupa beberapa hiasan dipakaikan dirambut indah itu.
Senyum Lesya mengembang seketika, tak percaya jika seseorang didepan cermin itu adalah dirinya. "Cantik sekali gadis itu." ucap Lesya dalam hati.
la sangat berterima kasih pada MUA tersebut, sangat memuaskan hasilnya.Tok...tok...tok
Suara ketukan pintu kamar Lesya, dengan segera MUA tersebut membukakan pintu. Terlihat seorang pemuda tampan yang tersenyum manis pada Lesya.
"Turun yuk, ijab qobul-nya udah mau dimulai." ucap pemuda itu.
Lesya mengangguk, berjalan kearah Alvaro, abang pertamanya.
la menggandeng tangan Alvaro, tepat ditangga pertama yang mereka injak Lesya bertanya. "Bang, aku hari ini beneran mau nikah ya sama kak Arkar?.""Iya cantiknya Abang, emang kenapa hm?" tanya Alvaro balik.
"Ngak apa-apa bang, cuma rasanya aku nggak nyangka bakal nikah secepat ini, malah aku ngelangkahin kalian berempat. Lucu ya bang, diumur aku yang baru 17 tahun ini dihadiahi oleh kegiatan yang sangat sakral, yaitu pernikahan. Aku berharap pernikahan ini bisa berjalan sama aku dan Arkar sampai tua nanti, aku cuma ingin pernikahanku hanya berjalan sekali seumur hidup." ucap Lesya panjang
Tak lupa dipelupuk matanya sudah berkaca-kaca, mungkin jika ia berkedip air mata itu akan jatuh dengan deras. Sedangkan Alvaro hanya diam tak bergeming, bingung dengan apa yang akan ia katakan.
Ucapan Lesya sangat menyentuh lubuk hatinya, tak ingin terlalu lama terdiam, Alvaro segera mengajak adiknya kelantai bawah takut jika mereka semua sudah menunggunya lama.
Saat sampai dilantai bawah, arah pandangan semua orang tertuju pada Lesya, gadis itu sangatlah cantik.
"Aduh gadis itu cantik sekali ya, Bu"
"Iya sangat cantik, andai aku mempunyai anak perempuan yang secantik dia."
"Cantik sekali gadis itu, sayang sekali sudah sold out jika belum pasti sudah ku jodohkan dengan anak ku."
Lesya hanya bisa tersenyum tipis menanggapi orang-orang yang membicarakan dirinya, ia berjalan kearah kursi dekat Arkar.
Pandangan Arkar pun selalu mengikuti Lesya, ia terkagum dengan kecantikan Lesya hari ini.Dirasa sudah duduk dengan nyaman dan ucapan yang sudah dinanti-nanti oleh semua orang yang hadir di sini.
Wonogiri. 10 Maret 2022
Night, 20.20 WIB
![](https://img.wattpad.com/cover/325518768-288-k923378.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Teen Fiction"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Ini menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, seorang gadis yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Ia dipaksa agar mau menerima perjodohannya dengan Rajendra Arkar Ma...