L's ws 33

5 6 1
                                    

Jari jemari lentiknya menulis sebuah kata demi kata, sesekali memejamkan matanya dan berusaha untuk bisa menahan air matanya. Walaupun itu tidak mungkin.

Nafasnya terasa sesak, dia pun mengambil nafas panjang dan menghembuskan dengan perlahan. Otak nya berputar memikirkan kata-kata apa lagi yang ingin la tulis.

Saat di akhir kalimat la menuliskan, Aku sayang kalian semua, jaga diri kalian baik-baik. Maaf aku pergi untuk selama nya.

Tangis nya semakin pecah saat ia menulis kalimat singkat yang sialnya sangat berarti bagi dirinya. Ia melipat kertas itu dan menyembunyikannya dibawah bantal.

Lesya mengusap air matanya dan bersikap seolah tak terjadi apa pun. Suara pintu yang terbuka mengalihkan pandangannya.

Terlihat seorang pemuda dengan tatapan tajamnya berjalan kearah sofa yang tersedia diruangan itu. "Sudah selesai?" tanya Lesya.

"Lo gak liat gue udah ada disini?" bukannya menjawab pertanyaan Lesya, pemuda itu malah kembali bertanya dengan ketus.

"Hanya basa-basi saja." ucap Lesya dengan lirih.

"Aku mau bicara serius sama kak Arkar. Jadi gini, kalau kakak suka sama perempuan lain, jagain dia, sayangi dia, dan buat dia bahagia."

"Aku tidak melarang kakak untuk mempunyai wanita lain, karena aku tau mungkin kakak tidak akan bahagia jika hidup bersamaku."

"Dan, jaga diri kakak baik-baik, jaga kesehatan, jangan sampai sakit. Kalau kakak sakit, aku juga sakit."

"Kak. Aku titip papa dan abang-abang aku ya. Tolong jaga mereka, aku takut kalau aku tidak bisa menjaga mereka dengan baik dan malah memperburuk keadaan."

"Pesan ku hanya satu, cintai wanita dalam satu hati bukan membagi hati, jangan pernah menyakiti perasaan seorang wanita, karena berkat seorang wanitalah kamu bisa melihat sebuah dunia."

"Dan maaf, aku sudah lancang untuk mencintai mu."
Kalimat terakhir dari Lesya mampu membuat Arkar tertegun, jadi selama ini Lesya menyukainya?.

"Maksud lo apaan bilang kaya gitu?"

Entah mengapa setelah Lesya mengatakan hal tersebut, hatinya merasa sakit. Ia berusaha untuk positif thinking tentang apa yang Lesya katakan.

Padahal dalam hati dan pikirannya, ia sudah merasa bahwa Lesya akan pergi dari sisinya. Dan ia juga merasa bahwa Lesya sudah ada sedikit rasa suka pada Lesya, ingat hanya sedikit.

"Tidak apa-apa kok kak."

"Hanya ingin mengatakan hal itu saja, takut jika saja aku besok sudah tidak ada didunia ini. Siapa tau aku besok sudah dijemput oleh mama." jawab Lesya dengan enteng.

"Lo kalo ngomong gak difilter dulu apa? bikin orang emosi aja sih lo." ucap Arkar, tatapan matanya menajam seolah akan siap menerkam mangsanya.

Lesya meneguk saliva nya kasar, ia hanya sekedar bercanda. Tapi kenapa suaminya ini sulit untuk diajak bercanda? akhhh ia merasa sedikit menyesal telah mengatakan hal tersebut

"Ehm."

Lesya berdeham untuk menetralkan perasaannya, gugup dan takut menjadi satu. Tubuhnya sedikit tergerak dan berusaha untuk bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

"Ehehe, maaf ya."ucap Lesya dengan memiringkan kepalanya tersenyum cukup lebar yang hingga memperlihatkan gigi rapi nan putih, tak lupa tatapan polosnya yang la berikan pada Arkar.

Sedangkan Arkar melihat itu pun menggeram, Jari-jarinya mengepal erat, benar-benar ia tak sanggup melihat wajah Lesya yang seperti bayi, sangat imut.

"Akhhh, kalo lo anak orang udah gue pacarin lo, imut banget muka lo sih, Sya. Eh tapi dia kan istri gue, gue kenapa bego banget sih hari ini. Ilang kan jadinya image gue." gumam Arkar.

"Kak Arkar kenapa? marah ya sama aku?" tanya Lesya, raut wajah nya berubah menjadi pias.

Pikiran Lesya sudah kemana-mana, ia berusaha untuk tidak gugup. Tapi ia benar-benar takut, jika pembullyan itu akan kembali terjadi lagi.

"Akhhh, lo."

"Aww, sakit kak."

Tenang kawan, itu bukan sebuah kekerasan yang sedang terjadi. Melainkan hanya Arkar yang mencubit pelan pipi Lesya dengan gemas.

Arkar menyahut ucapan Lesya secara lirih, "Gara-gara lo sih, kenapa juga pipi lo harus gembul kek gitu? hm?"

Bukan nya menjawab pertanyaan yang Arkar lontarkan, Lesya malah terdiam dan terpaku dengan ucapan Arkar.

Ucap Lesya dalam hatinya. Sedangkan Arkar hanya diam dan tatapan mata menjadi tajam dengan wajahnya yang seketika datar.

"Gue mau pulang, takut gue sama lo yang tiba-tiba diam sambil senyum-senyum sendiri, gue takut lo kesurupan setan pojok ruangan." ucap Arkar sinis.

la sebenarnya tidak tega meninggalkan Lesya sendiri di ruangan ini, tapi ia harus pulang terlebih dahulu untuk mandi dan mengambil pakaian ganti untuk Lesya dan dirinya.

Ucapan Arkar mampu membuat Lesya tersentak kaget, dan sadar dari kegiatan melamunnya. Seketika senyuman manisnya pudar mendengan perkataan Arkar yang ingin pulang.

la tak mau sendiri di ruangan ini, takut jika nanti ada setannya bagaimana? atau suatu kejadian tertentu yang membuat merinding, seperti jendela ruangan yang tiba-tiba terbuka sendiri, atau pintu yang terbuka dan tertutup dengan sendirinya?.

"Kakak beneran mau pulang?" tanya Lesya cemberut.

"Iya kenapa? gue cuma mau ambil pakaian ganti aja, sekalian gue mau mandi juga, tadi gue gak bawa baju ganti soalnya."jawab Arkar.

"Yaudah, tapi jangan lama-lama ya kak. Sekalian aku minta tolong beliin seblak sama es cendol ya. Kayaknya anak aku ngidam deh."

Wonogiri, 25 Juni 2022
Afternoon, 15.20 WIB

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang