"Sya."
"Apa?" tanya Lesya menoleh, menatap wajah Arkar.
"Ngak jadi,"
"Lah? Kamu ngak apa-apa kan? aneh banget tau ngak sih kak."
"Ngak."
"Oh ya sudah. By the way, boleh ngak aku besuk pulang sekolah pergi kerumah papa?" tanya Lesya.
Pertanyaan Lesya hanya dijawab dehaman dari Arkar dan Arkar pun merebahkan tubuhnya dikasur. Memejamkan matanya sambil menunggu Lesya selesai memakan es krim coklatnya.
Tak dirasa, es krim yang Lesya makan sudah habis dan Lesya sudah mulai merasa mengantuk, Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan tangannya yang berlumuran sisa es krim coklat itu, setelah selesai ia ikut merebahkan dirinya di samping Arkar.
"Udah?" tanya Arkar singkat, Lesya yang tak mengerti dengan apa yang Arkar tanyakan pun balik bertanya.
"Udah apa kak?"
"Udah makan es nya?"
"Iya udah, kenapa kak?"
"Ngak cuma basa-basi doang, udah cepet tidur daripada besok kesiangan." titah tak terbantah dari Arkar, Lesya mengangguk mengerti.
Pagi pun tiba, hari dimana Arkar dan Lesya kembali bersekolah. Saat ini Lesya sudah rapi dengan menggunakan seragam sekolahnya, berbeda dengan Arkar yang masih sibuk di kamar mandi.
Saat semua sudah selesai dan tinggal berangkat sekolah, tiba-tiba saja Arkar dan Lesya berdebat. Mempermasalahkan hal yang bisa disebut hal sepele.
Ya, mereka berdebat tentang Lesya yang harus berangkat bersama Arkar, sebaliknya Lesya tidak mau jika diajak untuk berangkat bersama dengan Arkar.
Bisa-bisa ia akan menjadi bahan bullyan di sekolahnya. la hanya tidak ingin semua terulang lagi yang mengakibatkan mentalnya bermasalah.
Entah Arkar pun juga berpikir sama, namun kenapa dirinya akhir-akhir ini selalu memperhatikan Lesya, bukan kah ia membenci Lesya?.
Pikiran Arkar kosong, satu sisi dirinya membenci Lesya dan sisi sebaliknya ia ada rasa belas kasih terhadap Lesya.
Tak sadar bahwa Lesya sudah berangkat kesekolah terlebih dulu dan meninggalkan kunci rumah dimeja yang berada tepat di samping Arkar berdiri.
Arkar pun hanya mengangkat bahu acuh, tak perduli dengan Lesya berangkat menggunakan apa. 'Keras kepala banget sih cewek, heran gue padahal dulu aja ngak kek gitu.' pikir Arkar.
Deru mesin motor sport milik Arkar sudah terdengar di parkir sekolah, terlihat siswa/siswi berlalu lalang disekitarnya.
Mata Arkar menelisik tajam mencari keberadaan Lesya yang tidak ada. Tak terlalu peduli dengan itu ia menuju gudang sekolah yang saat ini menjadi markas gengnya.
Lesya, ya saat ini Lesya sedang termenung di taman yang berdekatan dengan kantin sekolah. Pikirannya berkecamuk begitupun juga dengan tatapan matanya yang kosong.
"Kenapa? ada apa dengan kak Arkar?" gumam Lesya, ia sendiri merasa bingung dengan sikap Arkar yang sungguh aneh, terkadang baik dan kenapa terkadang jahat.
"Eh cupu."
Seketika lamunannya buyar kala suara seorang siswi berbicara dengan sinis tepat ditelinganya. Ia menatap siswi itu takut.
Bagaimana tidak, ia hanya sendirian sedangkan siswi itu membawa temannya yang berjumlah 4 orang.
Ya bisa dibilang kalau yang sedang mengerubungi Lesya ada 5 orang termasuk siswi tadi, dengan tatapan sinis dilayangkan pada Lesya.
"Iya kak?" jawab Lesya sembari menundukkan kepalanya.
"Kalo orang manggil tuh jawabnya gak gini ya minimal tuh gini 'iya kakak cantik jelita kaya cinderella' gitu goblok, paham gak? " ucap siswi itu dengan jarinya yang sudah mencengkeram erat pipi Lesya.
Lesya hanya memejamkan mata menahan sakit dipipinya akibat cengkraman jari siswi itu terlalu erat, tat kala kuku siswi itu menggores pipinya.
"Lo gimana sih, orang nanya bukannya jawab malah diam aja, dasar gak guna lo!!" siswi itu menghempaskan pipi Lesya, tak tanggung-tanggung dihempaskan dengan kasar.
Kaki Lesya pun tak lepas dari kakak kelasnya itu, ditendang kasar oleh mereka. Sadis? memang, namun siswi itu tak perduli begitupun juga dengan teman-teman dibelakangnya.
"Akhhh, sa-sakit."
Lesya berteriak kesakitan saat siswi itu menginjak keras kakinya, sungguh sakit luar biasa yang ia rasakan.
Teman-teman siswi itu segera menarik Lesya dan mengikat kedua tangan Lesya kencang, tak peduli seberapa sakit yang Lesya rasakan.
Saat sudah ia diseret entah kemana oleh kelima siswi-siswi cantik itu. la sudah cukup pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mungkin ia akan mendapat kesengsaraan lagi, lagi dan lagi. Saat sudah sampai ditempat yang mereka tuju, dihempaskan kasar tubuh Lesya.
Siku Lesya pun tergores saat tadi ia dijatuhkan dan sikunya terhantuk batu. Ia diam, tapi tidak dengan hatinya yang memanas menahan amarahnya.
Ingin ia lawan tapi kenapa tubuh ini tak bisa, ingin mencaci dan menghina kembali orang-orang itu tapi kenapa bibir ini sulit mengucap.
la lelah dengan semua ini, ia ingin kali ini nyawanya diambil Tuhan agar ia tak merasakan hal seperti ini untuk kesekian kalinya.
Byur....
Lamun Lesya hilang saat ia disiram menggunakan air mineral dengan banyak, 1 liter air habis seketika hanya untuk menyiram dirinya.
Tak tanggung-tanggung lagi salah satu dari mereka menarik rambut Lesya dengan kasar sampai Lesya pun mendongak menatap langit yang cerah.
Lagi-lagi ia disiram tepat dikakinya, tapi kali ini menggunakan air kuah bakso yang sangat panas. Mungkin kakinya akan memerah dan menjadi melepuh.
"Akhhh...sudah kak su-dah." ucap Lesya terbata.
"Apa? udah? kok Lo ngatur sih. Suka-suka kita dong, kita ini lagi butuh pelampiasan jadi salah siapa ada di taman." ucap sinis salah satu siswi cantik itu.
"Udahan yok, males gue lihat wajah dia yang udah kaya' gembel jalanan, hahahaha." ucap salah satu dari mereka.
Mereka semua pun meninggalkan Lesya ditempat itu sendiri, sepi hanya sebuah tangisan menyakitkan dari dirinya yang terdengar.
Wonogiri, 09 Mei 2022
Morning, 05.21 WIB.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Fiksi Remaja"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Ini menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, seorang gadis yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Ia dipaksa agar mau menerima perjodohannya dengan Rajendra Arkar Ma...