Ls ws 2

18 8 13
                                        

"Mau ke cafe bang, seperti biasa aku kerja."

"Oh yaudah sana gih, cari duit yang bener biar gak nyusahin keluarga terus." sewot Renzie dengan tatapan sinis andalannya.

"Em, iya bang aku permisi dulu, takut telat." Lesya pun berpamitan pada dua human yang sedang menatapnya tak bersahabat tersebut.

Dan tanpa menunggu jawaban dari kedua abangnya Lesya berjalan ke depan gerbang rumahnya untuk mencari taksi, setelah kurang lebih tiga menit Lesya menunggu akhirnya taksi pun lewat.

"PAK BERHENTIIIII." teriak Lesya saat melihat taksi yang hendak menghampirinya.
Setelah taksi berada didepan Lesya sopir pun mempersilahkan ia untuk masuk ke mobil.

"Iya neng, buru atuh masuk ntar tambah kepanasan bikin kulit gosong terus ntar item loh neng haha." ajak sopir taksi tersebut dengan sedikit candaan diakhir kalimatnya.

"Haha iya pak." hanya kalimat itu dan anggukan kecil yang dapat Lesya berikan pada pak sopir.

Sesampainya di cafe atau tempat ia bekerja, Lesya segera membayar biaya taksi itu dan mengucapkan terima kasih.

la pun berjalan keluar dan memasuki cafe lewat pintu masuk khusus pekerja cafe yang berada disamping bangunan itu.

"Siang kak, maaf Lesya telat ya?."

Gugup, satu kata yang mendeskripsikan perasaan Lesya saat ini. Bagaimana tidak?, bos Lesya yang bernama Adnan itu menatapnya tajam.

"Bagus, mau jadi apa kamu hah?!!, Kalau niat kerja itu yang benar, jangan telat-telat seperti ini. Akhh sudahlah sana ganti bajumu dengan seragam dan bantu temanmu itu mengantarkan pesanan ke meja pelanggan." setelah mengatakan itu Adnan pun melenggang pergi.

Sedangkan Lesya, ia bergegas mengganti seragamnya agar tidak kena marah lagi.

_L's ws_

22.03 WIB.

Lesya baru saja selesai bekerja, ia berjalan untuk mencari angkutan umum tapi tak ada satu pun yang lewat.

Lesya hanya berguam kecil dan sesekali menyanyi lagu berjudul 'Bunda'.
Sungguh Lesya sangat-sangat ingin bertemu dengan Mamanya, sayangnya ia sudah beda alam dengan sang Ibunda tercintanya sejak kecil.

Angin berhembus pelan, menambah kesan malam yang tenang, bintang-bintang bercahaya sangat terang bagaikan cahaya lampu, dan rembulan yang kebetulan sedang purnama ikut menyinari malam.

Lesya terpaksa berjalan menuju rumahnya yang berjarak sekitar satu kilometer dari tempat tinggalnya. Yahh mau bagaimana lagi? tak ada angkutan umum saking sudah larut malam.

Lesya sampai di rumah pada pukul 23.06 WIB, ia berdiri di depan pintu rumahnya yang bersiap-siap akan terjadi setelah dirinya membuka pintu nanti.

"Huhh semoga saja, Lesya." desah yang terdengar pasrah dari Lesya.

Pintu dibuka secara perlahan tapi pasti, setelah terbuka, Lesya dikejutkan dengan sebuah lontaran kata.

"Habis dari mana kamu hah?."

"Jalan-jalan?."

"Atau pergi ke club untuk foya-foya?."

"Cih, pamitnya kerja tapi pulangnya malem banget tidak seperti biasanya."

"Muak Papa lihat kamu pulangnya malem banget seperti ini, sudah seperti wanita tidak jelas saja."

"Asal kamu tau Papa itu membesarkan kamu dengan terpaksa."

kalimat terakhir yang membuat Lesya tertegun, 'Jadi selama ini Papa hanya terpaksa?.'
Dan sudah Lesya duga, ia akan mendapat ocehan dari papanya yang akan membuat hatinya mencelos terkejut.

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang