"HEH, CUPUI!!"
Lesya terkejut dengan teriakan yang dilontarkan salah satu siswi kakak tingkatnya.
"Aku kak?" tanya Lesya menunjuk dirinya sendiri.
"Et dah, gue manggil cewek cupu dibelakang Lo, anjir. Ge'er banget sumpah." sinis perempuan itu.
"Em, maaf kak" ucap Lesya dengan pandangan nya yang menunduk, la melanjutkan jalannya kearah kelas.
la bingung patia dirinya, kenapa sejak kemarin la selalu di buat malu oleh dirinya sendiri. Huh, sudahlah, la harap setelah ini tidak akan terjadi hal yang memalukan dirinya lagi.
Saat tiba dikelas nya. Lesya ditatap oleh teman-teman nya. Seperti tatapan yang....akhh tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
Salah satu dari mereka pun bertanya pada Lesya. "Lo tadi di anter bareng Abang lo? G
gila sih, tapi, kita kan taunya kalo lo dibenci sama keempat abang lo sekaligus. Jadi heran aja kalo kita lihat lo berangkat dianter tuh abang lo yang satu." ucap Suci Ningtyas dengan hebohnya yang tak karuan, salah satu teman Lesya.Lesya hanya membalasnya dengan senyuman lembut.
"Yahh, kok lo cuma senyum doang sih. Gimana? gimana? cerita buruan, gimana lo bisa baikan gitu sama tuh abang lo." desak Suci mencoba membujuk Lesya agar mau memberi tahu bagaimana Lesya dan keempat abangnya bisa berbaikan.
"Tidak tahu juga. Aku tidak tahu alur kehidupan yang baru-baru ini aku dapatkan, seperti sebuah keajaiban saja yang tiba-tiba bisa membuat keluargaku sayang padaku lagi." jelas Lesya.
Mereka yang mendengar penuturan Lesya hanya mengangguk meng-iyakan, salah satu siswi dari mereka semua pun berdecak sinis.
"Halah, sok-sokan ngak tau segala. Cih, apaan tadi? Iki tidik tihi ilir kihidipin ying iki dipitkin. Pencitraan Lo kurang bagus tau ngak." cibir siswi itu sembari menatap sinis wajah Lesya, dengan tatapannya yang menyiratkan kesombongan.
Lesya menghela nafas lelah, sudah la duga. Pasti ada saja yang tidak suka jika dirinya berbahagia, walau bahagianya itu hanya sebentar saja, mungkin.
la segera menduduki kursinya, sedangkan temannya yang lain sudah kembali beraktivitas dengan melakukan hal seperti kurang kerjaan.
Maklum saja, dijam saat ini memang belum bell masuk, sekitar jam 08.00 bell pelajaran baru dibunyikan.
Sebagian perempuan melakukan hal yang........., ya, contohnya, membuat kelompok melingkar dan membicarakan hal-hal yang entah apa itu, mungkin berita ter-hits yang saat ini sedang sering dibicarakan, bisa dibilang dengan gihah.
Cukup dengan diawali oleh kata 'Eh, tau ngak?' mulai dari situlah para perempuan itu saling me-ngibah.
Padahal belum lama ini Lesya mendengar penuturan
para perempuan itu yang mengatakan.
'Gue mau tobat ah, ngak mau gibah lagi. Dosa tau!
Tapi kenapa dengan santai nya mereka mengulangi nya lagi?? Ahh sudah lah, lupakan saja.
Lesya menelungkupkan kepalanya pada lipatan kedua lengannya, sangat enggan mendengar pembicaraan teman-temannya.
Apa lagi teman laki-lakinya, yang saling berteriak sebab mereka sedang Mabar atau main bareng di aplikasi game masing-masing.
Tak lama kemudian bell pelajaran pertama dimulai. guru yang mengampu mata pelajaran bahasa Inggris pun datang.
"Good morning all." sapa Miss Khairunnisa, panggil saļa Miss Runni
"Morning to, Miss." balas satu kelas Lesya dengan
serentak.
Pelajaran pun dimulai, pelajaran yang semakin lama semakin merumit dan membuat pikiran blong, kecuali murid yang pintar bahasa Inggris-nya, tak akan mengeluh jika pelajaran yang dibahas semakin sulit.
Ketika penjelasan mulai berlangsung lama yang membuat Lesya sedikit tak suka karena terlalu lama menerangkan dan membuat la tak fokus, jadi la hanya manggut-manggut meng-lyakan saja.
Pelajaran itu pun terus berlanjut hingga terdengar suara bell istirahat yang cukup nyaring.
Miss Runni pun sudah meninggalkan ruang kelas itu. Lesya dengan semangat mengemasi buku-bukunya sebelum la tinggal kekantin untuk mengisi perutnya yang sudah terasa lapar.
Baru saja Lesya hendak keluar kelas, la sudah di kejutkan dengan kedatangan Abang kembarnya, tak lupa teman se-geng nya pun juga ikut.
Kening Lesya menyerit kebingungan, "Abang, em, anu. Abang mau apa ke sini?" tanya Lesya menunduk kan pandangannya.
"Emang kenapa?." bukan nya menjawab pertanyaan yang Lesya lontarkan, Renzo malah balik bertanya.
"Tidak apa-apa sih, biasanya saja kalian tak suka jika mendatangi kelasku, maaf aku hanya heran saja." cicit Lesya, la masih tetap mempertahankan pandangannya yang menunduk kebawah.
"Lo kaya cewek yang baru aja ke grebeg di kamar berduaan sama cowok dah, Sya. Nunduk terus perasaan." jengah Kenan melihat Lesya yang terus saja menunduk.
Apa lehernya tidak sakit jika terus menunduk seperti itu?. Dengan cepat Lesya mengangkat pandangan nya.
Iris mata coklat terang itu bertubrukan langsung dengan netra hazel milik Kenan.
"Ouh, em...anu..itu..em..anu..iy-" gugup Lesya.
Sebelum Lesya melanjutkan bicaranya, Damar dengan santal nya memotong pembicaraan Lesya, "Gugup Lo bikin ngakak tau, Sya.
Pipi Lesya bersemu merah, sangat terlihat jika dirinya
malu dengan perkataan Damar, dengan cepat la
memalingkan pandangannya ke arah samping kiri.
Akhh, la kesal pada dirinya sendiri, baru saja tadi la mengatakan semoga la tak membuat malu dirinya sendiri.
Tapi sekarang, membuatnya malu lagi?? Oke fine, lama-lama Lesya frustasi karenanya sendiri. Sudahlah. Lesya akan semakin malu jika mengungkit perkataan tadi.
Bagi orang lain memang sepele, tapi bagi Lesya sungguh itu tidak sepele. Gugupnya memang meresahkan tadi.
Renzie yang mengerti jika adik perempuannya sedang diambang rasa malunya, segera mengajak Lesya kekantin bersama mereka.
"Ayo kekantin, cepat, keburu bell masuk lagi" ajak Renzie dan diangguki oleh semua.
Mereka berjalan dengan candaan dari Kenan yang tak ada habisnya, Lesya pun sesekali menanggapi omongan ataupun gombalan yang Kenan lontarkan untuknya.
Sesampainya di kantin sekolah, salah satu dari mereka memanggil seorang wanita yang dikenal sebagai bantu kantin, atau orang yang mengantarkan pesanan siswa/ siswi.
Meja mereka pun tak senyap, melainkan Kenan masih saja melanjutkan kegiatan menggombali adik teman kembarnya, siapa lagi jika bukan Lesya.
"Lesya, Lesya, coba tebak deh. Kenapa kalau gue jadi wakil rakyat bakal selalu gagal?." ucap Kenan.
"Em, tidak tahu, hehe."jawab Lesya.
"ya gimana mau mikirin rakyat kalo yang ada dipikiran gue isinya cuma Lo," ucap Kenan dengan senyuman nya yang merkah.
"Lagi, Sya, bentar. Em, kenpa kopi itu pahir?."
"Kopi kan memang pahit, kak." jawab Lesya polos.
Semua orang yang mendengar jawaban Lesya menahan tawanya agar tak meledak seketika.
"Salah, jawaban nya. Karena yang manis itu cuma Lo."
Plakkk
"Anjing. Astaga Zo, ngapain Lo geplak pala gue yang gans ini sih." sinis Kenan menatap tajam Renzo yang baru saja mengeplak kepala Kenan.
"Lo gak usah sok-sokan gombalin adek gue ya, geli gue dengernya." balas Renzo tak kalah sinis.
"Sayang aku balik nih, Kamu kangen ngak?"
Wonogiri, 14 Januari 2022
Night, 18.25 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Teen Fiction"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Ini menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, seorang gadis yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Ia dipaksa agar mau menerima perjodohannya dengan Rajendra Arkar Ma...