L's ws 17

9 7 2
                                    


"Bang Renzie." Panggil Lesya pada Renzie.

Tok tok....

Baru saja Renzie hendak menjawab panggilan Lesya, suara pintu yang diketuk menyapu pendengaran mereka semua.

Lesya pun segera berbicara "Biar Lesya yang membukanya ya, Pa." Setelah mengatakan itu la beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu.

Pintu terbuka, menampakkan seorang pemuda dengan wajah datar andalannya.

"Ehh kak Arkar, silahkan masuk kak."

'Mungkin mau ketemu abang.' pikir Lesya.

Mereka berdua berjalan kearah tempat dimana yang lainnya sedang berkumpul, "Eh Kar, mau ketemu gue? kangen nih ceritanya ama gue?" canda Renzo.

"Najis." sewot Arkar.

"Sakit hati dedek bang" sahut Renzie mendramatisir.

"Gini amat punya temen." Arkar hanya bisa berguam sembari menggeleng-gelengkan kepala, tak habis pikir dengan tingkah kedua teman absurdnya itu.

Tak ingin mengulur waktu yang cukup banyak dan tak ingin berbasa-basi, Arkar segera membahas apa tujuannya la datang kemari.

"Om." panggil Arkar pada Abraham.

"Gini om, kemarin Tante Ira mengirim pesan untuk segera ke butik, tujuannya buat fitting baju pengantin yang sempat Mama pilih. Jadi saya ijin bawa Lesya sebentar ya, Om."

"Silahkan, tapi jangan pulang larut malam ya. Jaga anak kesayangan saya baik-baik."

"Baik Om."

"Sya, siap-siap gih." titah Arkar pada Lesya dan diangguki oleh gadis itu.

Lesya segera berlari kekamarnya untuk bersiap. hanya butuh waktu sepuluh menit saja untuk bersiap. Lesya pun tidak terlalu ribet. Cukup berganti baju menggunakan sweater oversize dan celana jeans panjang saja.

Berdandan pun hanya menggunakan bedak upis dan lipblam ditambah liptint saja. Setelah selesai la segera mengambil tas selempangnya dan berlari keluar.

"Aku sudah selesai, Kak." ucap Lesya

"Ya sudah, Ayo." sahut Arkar

"Aku pamit, Pa."

"Saya pamit, Om." Serentak Arkar dan Lesya pada Abraham.

"Wah wah gak bener nih, masa' calon abang ipar sama abangnya sendiri gak dipamit-in." protes Bima kesal, hanya senyum manis dari Lesya dan senyum tipis Arkar menanggapi ucapan Bima.

Mereka berdua pun berjalan menuju mobil yang Arkar bawa untuk kebutik yang akan di tuju.

Sesampainya ditempat tujuan tersebut baru saja hendak membuka pintu toko kedua remaja itu sudah dikejutkan dengan kedatangan Ira, sang pemilik toko.

"Eh udah datang, sini yuk cepat ikut Tante, kita lihat gaun-gaun dan tuxedo-nya yang bagus dan cocok dengan kalian." seru Ira sembari menarik tangan Lesya antusias.

Sedangkan Lesya hanya pasrah ditarik-tarik oleh wanita cantik tersebut, begitupun dengan Arkar yang menatap kedua perempuan itu datar.

"Nah ini gaun-gaunnya, Sya. pilih saja, menurut mu bagus yang mana." ucap Ira menenteng lima gaun sekaligus dengan berbeda model dan berbeda warna.

"Coba kamu pakai yang warna dusty pink, pasti sangat cocok di tubuhmu. Sini Tante antar diruang ganti, dan kamu Arkar duduk dikursi tunggu itu dulu ya."

"Iya, Tant." Jawab Arkar.

Setelah Lesya berganti ia pun keluar dari ruang ganti, "Arkar ini bagus tidak menurut kamu?" ucap Lesya.

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang