L's ws 11

6 6 0
                                    

Entah perasaan apa ini, perasaan panik dan hawatir berkecamuk menjadi satu dalam diri Kenan saat ini. la masih menunggu dokter yang menangani Lesya.

Mondar-mandir dari depan berbalik lagi lalu ke belakang, hanya itu yang dilakukan Kenan sendari tadi.

Bukannya duduk untuk menenangkan pikiran yang saat ini sedang campur aduk bagaikan es campur dengan lelehan susu diatasnya. Malah mondar-mandir tidak jelas yang hanya membuat pikiran semakin ruwet saja.

Apa kaki Kenan tak sakit karena terus berjalan kesana kemari tak henti-henti. Dan setelah sekian lama, mungkin sekitar tiga puluh menit Kenan menunggu dokter yang memeriksa Lesya selesai.

Cklkk...

Suara dari pintu yang baru saja terbuka itu terdengar jelas ditelinga Kenan. "Dok, gimana keadaan Lesya? dia baik-kan? nggak kenapa-kenapa kan? atau luka dia parah banget gitu? tapi udah diobatin-kan dok? terus dia gimana? masih tidur atau pingsan?."

Pertanyaan beruntun langsung dokter muda nan tampan itu terima, ia hanya mengulas senyum ramah dan terkekeh geli mendengar pertanyaan beruntun sekaligus raut wajah yang terlalu hawatir terpampang jelas pada wajah Kenan saat ini.

"Dia tak apa, hanya luka yang sedikit dalam. Namun Lesya akan mengalami trauma yang cukup serius jika bertemu dengan seseorang mungkin karena kejadian yang ditimpanya sampai-sampai ia mengalami seperti ini. Itu pemikiran saya yang kemungkinan besar memang terjadi." jelas dokter itu.

"Terus kalau Lesya bener-bener trauma sama seseorang gitu bisa sembuh, dok?." tanya Kenan dan pikiran yang hawatir semakin menjadi-jadi.

"Ya,, mana saya tau, saya kan dokter biasa bukan psikiater. Dah lah saya pergi." setelah mengucap kan itu Dokter muda tadi melanggang pergi.

Sedangkan Kenan? melonggo tak percaya dengan ucapam dokter menyebalkan itu. "Gini amat ketemu dokter, amat aja gak gini." guam Kenan.

Dan Ia pun membuka pintu ruangan Lesya dengan hati-hati takut jika Lesya tidur.
Netra Kenan kini baru pertama kali ia melihat wajah tenang Lesya yang entah sedang tertidur atau pingsan, wajah pucat semakin terlihat dikulit putih mulus gadis itu.

la segera bejalan menuju kursi yang terletak didekat bankar tempat Lesya terbaring, saat Kenan sedang asik-asik nya memandang wajah imut perempuan itu. Tiba-tiba...

Tok tok tok.....
Cklkk...

"Permisi pak." ucap seorang perawat yang membawa nampan berukuran sedang. Dan apa tadi? pak? apa Kenan terlihat se-tua itu sampai-sampai dipanggil 'pak?'.

Kenan menoleh dan mendapati perawat itu yang sedang tersenyum manis hanya saja terlihat sengaja dibuat-buat manis.

"Ini pak makanan pasien. Em iya Pak, lagi nunggu Istri-nya ya pak? Istri bapak cantik banget, saya jadi iri deh, berutung banget bu Lesya bisa dapetin bapak yang gantengnya bikin puyeng gini, mana kelihatan masih muda banget, kayak masih SMA deh pak, si bapak tu." celoteh perawat itu dengan senyum centilnya diakhir kalimat.

Istri? akhh mana mungkin. "Mata lo mines ya? Gue emang masih SMA, nih masih pake seragam juga, cuma ke tutupan jaket. Ettdah lo mah dan jangan panggil gue 'pak' gue bukan bapak lo. Eh iya satu lagi jangan ngira dia istri gue." sahut Kenan dengan sewot.

"Aduh maaf ya mas, saya permisi." pamit perawat itu saat dirinya salah sangka, duhh malu.

Kenan hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah dokter dan perawat yang ada disini. Si dokternya bar-bar, eh si perawatnya centil.

"Mama. Shhh." lirih Lesya tak bersuara, tapi Kenan masih bisa melihat Lesya yang berguam sangat lirih. Kelopak mata itu mulai terbuka, mengerjap kan matanya agar pandangannya terlihat sempurna, tak buram.

Setelah semua jelas saat ia pandang, Lesya menengok kearah samping kirinya yang terdapat seorang laki-laki remaja sedang duduk melihatnya sangat intes.

Terlalu fokus Kenan melihat netra coklat terang itu sampai-sampai tak sadar bahwa si pemilik irish coklat terang tersebut sudah bangun.

"Kak Kenan." panggil Lesya dengan nada yang masih lemah, lebih tepatnya lirih. Merasa ada yang memanggil dirinya, Kenan segera sadar dari tatapannya yang terlalu dalam sampai terhanyut tenang saat melihat netra menenangkan milik gadis itu.

"Eh, lo udah bangun." bodoh!!, basa-basi yang pasaran.

"U...udah kak, Ka..kakak ken...napa ada di sin...sini." rasa gugup dan takut yang melanda seketika didalam diri Lesya. Rasa takut? atau benar Lesya mengalami trauma?.

"Gak usah takut natap gue-nya." ujar kenan yang peka terhadap seseoranng, bahkan bisa dibilang peka akut.

"JANGAN APA-APAIN AKU KAK. TOLONG....TOLONG....JANGAN SAKITI AKU LAGI AKU MOHON. JANGAN SENTUH AKU JANGAN." teriak Lesya dengan ketakutan yang sudah diambang batas saat Kenan hendak menyentuh lengannya.

'Apa trauma itu beneran terjadi sama lesya ya?' tanya Kenan dalam batin.

"A...AKU MOHON, TOLONG JANGAN SEKARANG....SAKIT...Ini sakit." kata terakhir itu terrdengar lirih dan Lesya pun kembali pingsan.

Tanpa disadari, beberapa orang melihat dan mendengar teriakan Lesya dari depan pintu. Rasa bersalah kembali melanda didalam diri ketiga orang itu, yang tak lain dan tak bukan ialah. Arkar, Damar dan Agatha.

Mereka bertiga hendak membuka pintu dan memasuki ruang Vip Rose X dan tiba-tiba pintu terbuka menampakkan wajah khawatir Kenan yang hendak memanggil dokter sebab dari tadi dirinya memanggil menggunakan tombol alaram darurat pasien namun tak bisa.

Maka dari itu Kenan segera berlari hendak menuju ruang dokter yang tak jauh dari sini, namun apa? la malah terkejut dengan kedatangan tiga orang yang telah membuat Lesya semakin menderita dengan hidupnya.

Tak ingin terlalu larut dalan pikiran, Kenan segera mendesak dan tak segan mendorong salah satu dari mereka, bukan berarti ingin bertengkar tapi hendak berlari namun jalan depan pintu tertutup karena mereka bertiga yang berjejer didepan pintu ruangan Lesya.

Kenan kembali keruangan itu tidak sendirian, melainkan bersama dokter yang tadi sempat memeriksa Lesya. Ketiga orang tadi pun juga berada didalam ruang

Dokter segera memeriksa Lesya dengan telaten, pintu terbuka secara tiba-tiba, mereka semua terkejut atas kedatangan seseorang terkecuali dokter yang sudah tahu itu siapa dan Lesya yang sedang dalam keadaan pingsan.

Wonogiri, 25 Nov 21.
Night, 19.09 WIB

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang