L's ws 5

9 7 1
                                    

"Kalian kan sudah pulang, kalian mau aku masakin apa, Bang?" tanya Lesya dengan nada gembira nan riang.

"Terserah, kita ke atas duluan. Lebih baik lo buruan mandi terus masakin kita, katanya mau masakin buat makan malam malah belum mandi, baru pulang kan?"

"Abang tau dari mana kalau aku baru pulang?" pertanyaan bingung dari Lesya langsung dijawab Renzo dengan sinis.

"Lo bodoh apa goblok sih heh, jelas-jelas lo masih pake seragam sekolah." ucapnya dan melenggang pergi dari hadapan Lesya diikuti oleh Renzie.

Sebelum itu Renzie mendekati Lesya dan menepuk-nepuk pundak Lesya sedikit kasar, "Jangan pulang kesorean kalau ngak mau dimarahin papa lagi, udah kaya' anak ngak jelas."

Renzie pun berlari mengikuti Renzo yang sudah berada didalam kamarnya.

Bima pun menyusul kedua adiknya, dengan diikuti oleh Lesya, karena ia juga ingin ke kamar untuk membersihkan seluruh badannya yang sudah lengket karena keringat.

Setelah mereka berempat pergi ke kamar masing-masing. Bi Marti pun ikut pergi dari ruang tengah menuju dapur.

Lesya sudah selesai membersihkan badannya, ia pun segera turun kelantai bawah menuju dapur dan memasak makanan untuk makan malam.

Lesya melihat Bi Marti yang sedang merajang berbagai bumbu seperti cabai, bawang merah, bawang putih, dan teman-temannya yang lain.

"Malam ini masak apa ya Bi? gimana kalau makanan kesukaan papa sama abang aja. Bagus ngak Bi ide aku?"

Bi Marti segera mengembalikkan badannya untuk menjawab pertanyaan dari anak majikkannya itu.

"Bagus non idenya."

"Jadi nanti masak makanan kesukaan Tuan dan Aden ya Non. Bibi inget nya ada 5 menu ya non?" tanya Bi Marti, beliau hanya takut ada yang kurang dan salah jenis makanan kesukaan majikannya.

Maklum Bi Marti baru empat bulan bekerja disini, dan itu pun hanya PP alias Pergi Pulang. Datang saat jam 05.30, dan pulang saat jam 14.00

Tapi bi marti akan mengajukan pada Abraham bahwa beliau akan kerja full day disini atau lebih tepatnya menjadi pembantu tetap.

"Bi ini udah dikasih garam belum?, takutnya belum terus ngak asin." tanya Lesya yang ragu dengan masakannya.

"Sudah non itu sayurnya tinggal diangkat saja, non taruh saja dimangkok sayur." jawab Bi Marti dengan cepat.

Setelah semua hidangan makan malam sudah selesai, Lesya pun ijin kelantai atas untuk memanggil papa dan para abangnya.

Semua sudah duduk dikursi makan masing-masing, tak terkecuali Lesya.

Raut bingung tampak jelas diwajah pria berumur 52 tahun tersebut. "Ini kamu yang masak? kok tahu kalau ini semua makanan kesukaan kita berlima?" pertanyaan itu terlontar dari sang Papa.

"Aku kan tahu pa, kalau makanan kesukaan kalian itu apa." Jawab lesya dan diakhiri cengiran lucu khas dirinya.

Mereka semua tertegun dengan perkataan Lesya, bagaimana tidak? Lesya saja tahu makanan kesukaan mereka apa dan sebaliknya mereka sendiri malah tak tahu makanan kesukaan Lesya apa.

"Mari pa, bang, makan. Nanti komen ya masakan aku enak atau tidak, ya walaupun aku masih dibantu Bi Marti" kata Lesya yang dibalas dehaman malas oleh mereka.

Dentingan piring, sendok, dan garpu terdengar jelas di ruang makan yang terdengar sunyi itu.
Makan malam telah selesai dengan lancar tanpa kendala apapun.

Alvaro, Bima, Renzie dan Renzo berjalan kearah kamar masing-masing setelah ijin dan selesai makan malam tadi.

Sedangkan Lesya ia sudah didepan wastafel untuk mencuci piring dan alat makan lainnya.

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang