L's ws 14

7 6 0
                                    

Senyuman mentari telah tiba, Lesya sudah siap dengan seragam sekolah ya yang menempel rapi pada tubuh mungil itu. Tak lupa bandana berwarna biru laut dengan hiasan bintang laut kecil berwarna merah muda bertengger indah pada rambut panjang yang tergerai bebas.

Sarapan pun telah selesai dengan lancar tak ada kendala. la mulai berjalan menuju gerbang untuk menunggu ojek online yang sebelumnya sudah ia pesan.

Sedangkan kelima pria itu sudah berangkat ke tujuan masing-masing tanpa mengajak atau memberikan tebengan pada Lesya.

Setelah melakukan perjalanan menuju ke sekolahnya dengan menggunakan ojol yang sempat ia pesan tadi, sampai sudah ia didepan gerbang sekolah favorit orang-orang di daerah tersebut.

la berjalan dengan santai tanpa memperdulikan perkataan siswa dan siswi lain yang sedang membicarakan dirinya yang tidak-tidak, maklum didunia ini apalagi dijaman modern seperti sekarang, semua orang akan memandang sebelah mata saja.

Membicarakan hal-hal yang belum pasti kebenarannya, ia pun memasuki kelasnya dan mendudukkan dirinya pada kursi yang selalu ia duduki selama setengah semester itu.

Tak terasa sudah hampir selesai pelajaran yang sedang dibahas saat ini, bel istirahat berbunyi dengan nyaringnya. Semua siswa dan siswi pun mulai berlarian menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.

Begitupun dengan Lesya yang ikut berjalan kearah kantin, tak sabar rasanya untuk mencicipi makanan kantin ala sekolahnya yang sudah satu minggu tak ia datangi, ya dikarenakan dirinya sedang sakit bukan,

Rasa laparnya pun berganti dengan rasa takut yang membuat tubuh Lesya keringat dingin dan bergidik ngeri, bagaimana tidak saat ini ia malah bertemu dengan kelima inti geng King Diamond, anak-anak bandel yang selalu membullynya akhir-akhir ini.

Lesya hanya berdiam diri bak sebuah patung, nafasnya pun mulai tak beraturan. Keringat dingin semakin mengucur deras didahinya, rasa takut menyerang hebat dalam diri Lesya. bagaimana jika dirinya dibully lagi dan lagi sampai-sampai penyakitnya kambuh.

Pikiran dan dugaannya kali ini meleset, mereka berlima tak ada yang membully atau menyeretnya sadis seperti sedang menyeret kambing. Mereka berlima hanya melewati Lesya dengan membuang muka dan sebagian dari mereka menatapnya tajam dan sinis

Helaan nafas lega yang terdengar jelas itu keluar dari bibir Lesya, ia pikir akan diseret dan dibully lagi. Tapi kali ini? syukurlah, itu semua tak terjadi. Tapi kenapa mereka tak membully Lesya? apa sudah insyaf? atau mempunyai tujuan lain? entahlah itu hanya mereka berlima dan Tuhan yang tahu.

la melanjutkan perjalanannya menuju kantin yang sempat tertunda tadi, Lesya mulai mengantri untuk membeli makanan yang ia inginkan.

Setelah Lesya mendapatkan giliran membeli dan makanan pun sudah tertata rapi dengan nampan itu sudah ia terima dan dengan segera ia berjalan kearah salah satu meja kantin yang masih kosong.

Lesya mulai memakan makanannya dengan berdoa terlebih dahulu sebelumnya. Setelah kenyang ia berdiri dari duduknya dan berjalan santai untuk kembali ke kelasnya, tepat saat ia sampai didepan pintu kelas itu. Bel berbunyi, menandakan pelajaran sudah akan dimulai.

Bosan, yang saat ini Lesya rasakan, tak ada guru yang datang untuk mengajar pelajaran kali ini karena beliau sedang terkendala masalah yang sangat-sangat memungkinkan tidak dapat mengajar hari ini. Jadi jam pelajaran telah berganti dengan jam kosong.

Kelas yang semula tenang menjadi sangat berisik karena teriakan ataupun perkataan siswi yang sedang mengerumpi sampai berjoget joget dengan menggunakan aplikasi bernama tik-tak atau tok-tik, entahlah Lesya sendiri pun tak kenal dengan aplikasi seperti itu, walaupun sedang marak-maraknya tetap saja ia tidak tahu.

Dia bingung ingin melakukan apa, bermain hp tapi itu tetap saja tak mampu menghilangkan rasa bosan yang sudah menyerang dalam diri Lesya, jaman sekarang mungkin sering disebut dengan gabut.

'Lebih baik melamun daripada berjoget-joget ria yang tidak jelas seperti itu.' batin Lesya, tak lama pula Lesya pun sudah terlarut dalam pikirannya dengan tatapan kosong.

Dan tak terasa sudah berapa lama ia melamun, dengan tiba-tiba bel sudah berbunyi nyaring menandakan bahwa pelajaran sudah selesai dan semua siswa/siswi dipersilahkan untuk pulang kerumah masing-masing

Begitupun dengan Lesya yang sudah menyelesaikan acara melamunnya tadi, ia berjalan menuju gerbang sekolah dengan tatapan mata mengarah kehandphone yang sedang ia genggam untuk memesan ojol

Dughh...

Rasanya Lesya seperti menabrak sesuatu, dan benar saja, Lesya menabrak seseorang. Lesya terkejut lantaran dengan tak berperasaan ia diseret bak seorang pengembala yang menyeret kambing nakalnya.

Taman, adalah tujuan kedua orang itu. Tidak-tidak, hanya salah satu dari mereka saja.
"Lo, apa tujuan lo nerima perjodohan yang orang tua gue dan bokap lo buat, hm?" pertanyaan itu terlontar dari mulut pemuda yang sempat menyeret Lesya tadi.

"Aku dipaksa oleh papa, maaf." Jawab Lesya dengan nada bergetar

"Ngapain minta maaf, bagus dong, gue bisa bully lo tiap hari pas kita udah nikah nanti." sahutnya dengan enteng, tak lupa dengan kedua lengannya bersedekap didepan dada bidangnya.

"Kak Arkar, aku mohon jangan bully aku lagi." pinta Lesya dengan nada yang mulai mengecil.

Ya, pemuda tadi adalah Arkar, si cowok dengan watak arogan yang terkandang dibenci orang ataupun dikagumi gadis-gadis luaran sana.

Arkar berdecih dan tersenyum miring. "Suka-suka gue dong." setelah mengatakan itu Arkar pun pergi menghilang tanpa berpamitan.

Lesya pun ikut menyusul pergi dari taman itu, takut jika ojolnya sudah datang dan menunggu dirinya lama. Sudah ia duga, kang ojol sudah menunggunya dari enam menit yang lalu katanya.

la segera menaiki jok motor itu, setelah selesai motor itu pun melesat pergi dari hadapan gerbang sekolah tersebut. Sesampainya Lesya didepan gerbang rumahnya ia segera membayar kang ojol itu dengan uang pas.

Dengan berlari kearah pintu tiba-tiba ia terjatuh karena tersandung selang yang mungkin habis digunakan untuk menyiram bunga-bunga tadi dan belum sempat dikembalikan, pikir Lesya sekilas.

Tak ingin terlalu lama berpikir ia segera berdiri dan melanjutkan berlarinya untuk segera sampai dikamar tercintanya, untung saja tak ada luka sedikitpun pada tubuhnya sehabis terjatuh tadi.

Saat sampai dikamar ia segera mencopot sepatu, kaos kaki, bandana tak lupa tas ranselnya, dan meletakkannya dengan sembarang tempat.

Lesya berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah lengket karena keringatnya, Lesya pun keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah rapi menggunakan baju piyama pinknya dan menuju tempat tidur.

Direbahkan tubuh mungil itu pada tempat tidur berukuran besar yang mampu menenggelamkan tubuh kecil itu. Rasa lelah pun sudah datang dalam diri Lesya, kelopak matanya pun memberat.

Dengan perlahan namun pasti Lesya pun tertidur dengan posisi tidur yang sungguh lucu, dengan salah satu kaki menjulur kebawah dan satu kakinya tertekuk bak orang yang sedang berduduk sila, dengan kedua tangannya terlentang.

Wonogiri, 12 Des 21
Night, 20.38 WIB.

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang