L's ws 27

5 6 0
                                    

"MAMA ANAK MU YANG GANTENG INI DATENG."

Suara teriakan lantang itu membuat Liya dan Lesya terkejut, bahkan seseorang yang berteriak tadi pun juga ikut terkejut lantaran adanya kehadiran Lesya di rumah ini.

"Lesya, lo ngapain disini?" tanya orang tersebut.

"Em itu kak Kenan, aku..."

"Dia pembantu baru di rumah ini." sahut Arkar memotong ucapan Lesya.

Liya yang mendengar anaknya yang menjawab bahwa Lesya yang notabenya adalah menantunya dan malah berucap jika Lesya itu pembantu pun merasa geram.

Sahutan Arkar pun membuat sahabat-sahabatnya bingung, ya yang datang memang bukan hanya Kenan saja namun semua sahabat Arkar, kecuali kedua abang kembar Lesya.

"Kamu tuh ya, Lesya itu istri kamu. Kenapa kamu bilang kalau dia pembantu, hah? kamu kalau belum suka sama Lesya ya sudah jangan merendahkan Lesya. Ingat bahwa Lesya itu istri kamu, istri sah kalau kamu lupa huh?."

Liya menasehati anaknya dan memejamkan matanya menahan marah, dengan sebal Liya pergi begitu saja dengan menghentak-hentakkan kakinya.

Sedangkan Lesya, saat ini ia sedang dilanda kegelisahan yang tak karuan. Bagaimana tidak? ia seketika ditatap aneh, bingung dan sinis oleh 3 orang sekaligus.

"Duduk dulu kak." ucap Lesya sopan, ia semakin menundukkan pandangannya. Benar-benar tidak berani menatap wajah mereka.

"Lo kapan nikah?" tanya Damar ketus.

"Lo ngapain nanya ketus segala? gue nikah kemaren, kenapa?" jawab Arkar santai.

"Oh, ngak biasa aja."

"Lo kok ngak ngasih tau kita? jahat bener lo." celetuk Kenan sinis, tak terima jika ia tak diundang kepernikahan sahabatnya itu.

"Emang kenapa?."

"Ya kan gue gak bisa makan gratis kalo lo ngak undang gue, bego!!"

"Ngak usah kenikahan gue juga lo tiap kesini minta makan ke-Mama, dasar monyet."

Sedangkan kenan, ia hanya cengengesan tak jelas. Netranya pun menoleh ke arah Lesya yang masih menunduk, "Sya, lo kenapa weh?" tanya Kenan ke Lesya.

Lesya pun mengangkat pandangannya, melihat seseorang yang bertanya padanya. "Aku nggak apa-apa kok, Kak." jawab Lesya sembari tersenyum.

"Eh, kayanya Arkar tuh ngak cocok nikah sama Lesya dan yang cocok nikah sama Lesya tuh ya gue secara kan gue anaknya tuh baik, ganteng, murah senyum, ngak suka selingkuh, ya ngak?." ucapan Kenan dengan makna bercanda itu membuat Arkar sebal dan geram.

"Maksud lo apaan?" tanya Arkar sewot.

"Apaan sih, gitu aja baperan."

"Gue ngak baperan, babi."

"Halah bilang aja kalo lo baperan."

"Lo kalo mau ngajak ribut gue, ngak dulu deh males gue."

"Bisa diem gak, kalian? "jengah Agatha.

Mereka berempat melanjutkan percakapan tentang geng motor mereka, Lesya yang merasa tak tahu dengan apa yang dibahas dan seperti tidak dianggap ada pun angkat bicara.

"Aku ke belakang dulu ya, permisi," ucap Lesya, mereka berempat pun serentak menatap Lesya dan mengangguk sembari tersenyum.

Lesya hanya tersenyum tipis melihat mereka yang sudah mulai baik dengannya, semoga saja hal kecil seperti ini bisa sedikit membantu merubah hidupnya.

_l's ws_

Malam pun tiba, dimana sang pembawa cahaya hangat dan penerang dikala siang datang kini sudah berganti dengan rembulan, sang ratu cahaya dengan kesunyian dan ketenangannya.

Ribuan bintang membantu sang ratu menyinari malam yang dingin, suara jangkrik yang saling bersahutan itu terdengar nyaring.

Diluar memang terasa cukup sunyi, tapi berbeda dengan sebuah kamar yang terhuni oleh dua orang berbeda gender dan sifatnya.

Yang satu tidak pedulian, dan yang satu penyabar. Siapa lagi kalau bukan Arkar dan Lesya, si pengantin baru yang masih saja tidak akur jika berdekatan.

Dimana saat ini Lesya terus saja berdiri diam tak berdeming sembari menatap wajah Arkar.

"Kalo lo mau jadi patung, silahkan pergi kedepan rumah ini. Lo bisa jadi pajangan disana, daripada lo cuma berdiri tanpa kata disini." ucap Arkar.

"Aku boleh tidur ngak sih kak?."

"Gue gak ngelarang lo tidur, lagipula besok kan sekolah."

"Aku tidur dimana, kak?"

"Banyak tanya lo, ya diranjang lah. Emang kemarin lo tidurnya dimana kalo ngak di sini? di gudang?"

Lesya mengangguk meng-lya kan, dengan segera ia berjalan menuju ranjang itu. Merebahkan dirinya dan berusaha memejamkan mata sembari bergumam, 'ayo Lesya tidur, kenapa susah banget sih ngantuk nya.'

Mata Lesya terbuka ketika kasur itu tergerak, "kak Arkar mau kemana?" tanya Lesya menyerit bingung.

"Ambil air dingin." jawab Arkar malas, kenapa Lesya lebih banyak bertanya akhir-akhir ini.

"Di mana?."

"Di dapurlah anjir, lo kira dimana? di langit gitu?"

"Ouh ngak sih hehe, tapi aku boleh nitip bawain sesuatu ngak?"

"Apaan? banyak mau nya sih lo."

"Iya deh maaf, tapi kali ini aja deh minta tolong bawain aku es krim coklat dikulkas sekalian."

"Oke."

"Makasih." ucap Lesya.

Arkar menghiraukan ucapan Lesya itu, dan segera berjalan kearah dapur untuk mengambil minum dan es krim coklat pesanan istrinya tadi.

Tepat sudah didalam kamar, keduanya tak bersuara, keheningan melanda. Lesya yang memakan es krim coklatnya dengan tenang dan terduduk disofa kamar itu.

Wonogiri, 15 April 2022.
Night, 20.48 WIB.

Lesya's Wish [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang