Makan malam telah tiba, semua mulai turun keruang makan setelah Bi Marti memberi tahu bahwa hidangan untuk makan malam sudah siap.Lesya pun menuruni anak tangga satu per-satu, jalannya berlalu dengan mulus tak ada adegan terpleset lalu jatuh atau berlari terburu-buru dan sama berakhir jatuh terguling-guling sampai anak tangga bawah dan lain sebagainya.
"Malam semua." lirih Lesya menyapa.
Semua diam tak ada yang menjawab. Mereka cukup malas untuk menjawab sapaan gadis itu. Makan malam pun dimulai dengan berdoa.
Saat sudah selesai, Lesya membantu Bi Marti mencuci piring dan alat makan lainnya setelah digunakan untuk makan malam yang sunyi tadi. Lesya pun pamit pada Bi Marti untuk pergi kekamar-nya.
Brukk...
"Awsss, siapa yang naruh tembok disini?" tanya Lesya berguam.
"Lo ngatain gue tembok." suara berat itu terdengar ditelinga Lesya, seketika pula Lesya pun terkejut.
Lesya semakin menunduk dalam dan memejamkan matanya erat, karena merinding yang tiba-tiba terserang ditubuhnya.
"Aduh maaf ya tembok, kamu bisa ngomong juga ya. Aku minta maaf, aku ngak sengaja nabrak kamu," kata Lesya seolah menyesali.
"Sialan lo, makin lama makin ngak jelas ya lo, heh lo gila?"
Dengan segenap nyalinya Lesya mulai menganggkat kepalanya untuk melihat, tembok apa yang bisa berbicara itu.
"Eh, maaf Bang Renzie." ucapan maaf dari Lesya yang telah menyesal sudah mengira Abangnya yang satu itu menjadi tembok.
Tanpa menjawab atau menerima permintaan maaf dari Lesya, Renzie melenggang pergi dari hadapan Lesya. Tidak hanya itu, Renzie pun menyenggol kasar lengan kiri Lesya yang masih sakit.
Lesya meringis kesakitan lantaran perih diarea lengan kirinya, 'kenapa semakin sakit.' batin Lesya meringis.
Darah menetes keluar dari lengan Lesya, bagaimana bisa? luka dilengan itu belum sepenuhnya kering.Lesya berlari dengan cepat menuju kamarnya, sampainya Lesya di kamar, ia dengan segera membersihkan darah itu dan mengambil kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
Perban pun diambil dan Lesya segera mengobatinya. Setelah selesai ia bernafas lega, Lesya berjalan kearah tempat tidur.
Direbahankan-nya tubuh Lesya yang sudah lelah, perlahan dan pasti kelopak mata indah itu mulai menutup.
_l's ws_
Pagi hari telah tiba, tapi matahari masih merasa malu untuk menampakkan dirinya.
Lesya sudah memulai aktivitasnya pada pukul 05.00 WIB. Beraktivitas mulai dari membantu menyapu halaman rumah dan membantu memasak Bi Marti dan sekarang pun sudah pukul 06.02 WIB.Semua pun sudah menduduki meja makan.
Renzie berdecak juga tak henti-henti untuk menyumpah serapahi Lesya karena tinggal gadis itu yang belum turun dari kamar.Kreikk...
Di tarik nya kursi untuk Lesya duduk dengan tergesa "Maaf semua, maaf aku sudah membuat kalian menunggu aku, maaf sudah membuat waktu sarapan kalian terlambat." lagi-lagi permintaan maaf Lesya hanya diacuhkan saja.
Sarapan telah selesai, semua pergi kearah garasi untuk mengambil kendaraan pribad masing-masing, tidak dengan Lesya tentunya, ia menunggu taksi namun mengapa tak ada yang lewat.
Tinnn...
Dikagetkan-nya Lesya dengan suara klakson mobil dibelakangnya, Lesya menoleh ternyata Papanya yang mengkagetkan-nya tadi.
"Heh kamu, buka ini gerbangnya malah bengong." kata ketus dari Abraham menyuruh Lesya untuk membuka gerbang yang masih tertutup.
Biasanya Bi Marti yang membukakan, karena Bi Marti sedang kesupermarket membeli bahan dapur yang sudah menipis.
Lesya pun segera membukakan gerbang itu, mobil Abraham mulai melaju melewati Lesya, disusul oleh mobil Alvaro, dan ketiga motor yang Bima, Renzie, dan Renzo kendarai masing-masing.
"Cocok lo kalo jadi satpam dirumah ini, baybay anak pungut, hahaha." ejek Renzo pada Lesya dan melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Sedangkan Lesya, ia melamun entah melamunkan apa. Sampai-sampai dirinya tak sadar bahwa taksi sudah berada didepannya.
"Mbak mau naik tidak?." tanya pas sopir dengan berteriak lantaran dari tadi pak sopir memanggil Lesya yang masih tetap melamun.
Kali ini teriakan pak sopir ada hasilnya, Lesya tersadar dan segera masuk kedalam mobil taksi dan berbicara pada pak sopir agar melajukan mobil taksi nya dengan cepat.
Sampai pun Lesya di sekolah elite-nya itu. la segera membayar biaya taksi dan berjalan dengan tertatih-tatih karena kaki nya masih terasa sakit saat turun dari mobil tadi dengan tiba-tiba.
Lesya memasuki kelasnya dan mendudukkan tubuh ramping itu pada kursi yang ia tempati. Bel sekolah baru saja berbunyi, semua murid nampak tergesa-gesa memasuki kelas.
Saat guru mapel masing-masing datang, suasana hening seketika. Pelajaran pun mulai dibahas dan tugas-tugas mulai diberikan oleh guru yang mengajar, hingga bel istirahat pun berbunyi.
Kelas Lesya saat ini pun sudah sepi karena semua siswa/siswi sudah keluar untuk pergi kekantin, apa lagi kalau tidak pergi untuk sekedar makan siang dan mengobrol atau pun menggibah.
Lesya mulai berjalan masih dengan tertatih-tatih keluar kelas, karena ia juga ingin ke kantin untuk makan siang.
Wonogiri, 24 November 2021
Afternoon, 16.19 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya's Wish [SELESAI]
Genç Kurgu"Aku ingin bahagia, apa itu salah? sampai kapan aku seperti ini?." Ini menceritakan kehidupan seorang Alesya Salsabila, seorang gadis yang tak pernah dianggap ada oleh keluarganya. Ia dipaksa agar mau menerima perjodohannya dengan Rajendra Arkar Ma...