Alden membuka Handphone nya yang memiliki banyak notifikasi pesan dari no tidak dikenal, dan....
Alden menatap heran roomchat no itu. Alden membuka pesan tersebut dan seketika matanya membulat sempurna.
Disana banyak semua pertanyaan pertanyaan yang dia cari sejak dulu, semua tuduhan, semua pemikiran nya dari dahulu itu ternyata salah.
Dia membuka satu persatu video dan membaca pesan pesan tersebut.
Yang pertama, video rekaman saat Fara dan Clara berada di rooftops sekolahnya, menjelaskan semuanya kalau bukan memang Clara yang membunuh nya. Melainkan Fara membunuh dirinya sendiri dengan pisau, kebetulan saja Clara merampas pisau tersebut dan Alden datang.
masalah Fara juga bukan karna Clara melainkan kakak nya yang terus terusan menyalahkan nya membuat Fara mengalami tekanan mental. Itu semua didapati Alex saat bertanya tentang keluarga Fara.
Semuanya sudah jelas, orang tua Clara meninggal di luar negeri tanpa diketahui oleh dirinya sendiri, Clara yang mati matian menghidupkan keluarga nya kembali, sampai ia menderita penyakit mematikan seperti ini.
Air mata Alden menetes tanpa diminta, ia benar benar jahat, ia benar benar tidak tau rasa menghargai.
Alden membuka paksa kembali pinth ruangan Clara. bukan, bukan, sekarang bukan Clara, melainkan almarhumah Clara.
Sorot mata tajam kembali menatap Alden, mereka membenci nya sekarang, membenci seseorang yang sedang berada di depan mereka.
"MAU NGAPAIN LAGI LO ANJING!" Tanya Intan menatap tajam dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"SINI LO BANGSAT!" Umpat Intan dan berjalan dengan nafas yang menderu menuju Alden, Rayvan menahan tangan Intan agar tidak mendekati lelaki bajingan seperti Alden.
"Al keluar!" Ucap Jevan tidak mengalihkan pandangannya, enggan menatap sosok Alden.
"Ga, gue mau minta maaf sama Clara!" Ucap Alden dengan nada bergetar.
"Percuma, keluar!" Ucap Jevan berusaha tetap tenang.
"Gue ga mau Jev, lo kasih gue waktu sebentar!" Tekan Alden kembali.
"GUE BILANG KELUAR YA KELUAR BANGSAT, LO NGERTI BAHASA MANUSIA GA NJING!" Teriak Jevan dengan suara serak nya.
"Kami udah kasih kesempatan lo ngomong dan minta maaf sama Clara barusan Al, tapi lagi lagi lo bohong. lagi lagi lo bikin kesalahan, perasaan lo di-mana al?" Tanya Rafi dengan putus asa, ini semua salahnya, kenapa ia meninggalkan Clara dengan Alden tadi. Seharusnya ia tidak melakukan itu.
"Lo ke-luar sendiri, atau gue suruh security buat nye-ret lo dari si ni?" tanya Intan menatap dingin Alden, masih tersedu sedu.
Tanpa mengucapkan satu patah kata pun, Alden keluar dari ruangan tersebut, menatap kosong jalanan.
Apa yang dilakukan nya, apa?
Alden sekarang sudah didalam mobil nya, menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya. Rasa kecewa, malu, sedih, kesal, marah semua nya bercampur aduk.
"Raa maafin gue ra, gue ga tau ini semua, gue ga bermaksud bikin hidup lo sensara" Lirih Alden didalam mobilnya.
Setelah itu Alden melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi, membuat pengguna jalanan yang lain berdecak kesal, karna Alden yang terlalu ngebut ngebutan dijalan raya, dan membahayakan keselamatan orang lain.
Ia hanya ingin pulang sekarang. Ia ingin membutuhkan waktu sendiri, membutuhkan seseorang yang bisa membuat nya bangkit dari kepedihan ini.
Ia sama sekali tidak berniat seperti ini, tidak berniat membuat semua nya menjadi seperti ini. Demi apapun ia sama sekali tidak bermaksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCLA (Alden & Clara)
Fiksi RemajaKetika dua insan penuh luka dipertemukan oleh takdir. Salah satu mereka hanya bisa terluka karna takdir, mereka hanya bisa merasakan sakit juga karna takdir. Yaa, bukan hanya satu pihak yang tersakiti, bahkan keduanya juga harus merasakan sakit yang...