Chapter 7

1.7K 296 1
                                    

"Uhuk uhuk ugh." Suara erangan samar terdengar dari balik salah satu pintu kamar di duchy Achazia.

'ahhh sial.' Batin si surai raven menutup wajah dengan lengannya.

Sudah satu minggu y/n terbaring tak berdaya di atas tempat tidurnya. Kejadian yang terjadi setelah 2 minggu perceraian kedua orangtuanya kembali terulang.

Tubuh nya semakin lama semakin tidak sanggup menjadi wadah energi sihir nya yang terus-menerus bertambah. Walaupun sudah ditekan dengan obat. Efek obat nya perlahan memudar karena energi sihir yang terus berkembang.

'Janji jangan pergi kemana mana ya?'

Kalimat satu tahun lalu yang sejak kemarin terus menerus terngiang-ngiang dalam benak nya.

Y/n menatap langit langit kamarnya kosong.

"Rasanya ingin mati saja." Ucap si surai raven pelan. Tepat sebelum suara pintu terbuka menyapa indra pendengaran nya.

"Nona utusan dewa agung meminta bertemu." Emily bersuara. Tentunya sembari mempersilahkan tamu nya masuk.

Kondisi y/n yang seperti ini hanya diketahui orang orang di keluarga Achazia dan petinggi kuil suci Elmyr.

"Selamat siang pendeta.. maaf harus menyambut anda dalam kondisi seperti ini." Y/n berucap pelan. Suaranya terdengar serak dan dada nya terasa ngilu setiap dia akan bersuara.

"Berbaring lah yang nyaman nona. Saya tidak datang untuk merepotkan anda." Utusan itu menjawab dengan sopan.

"Saya malu. Karena walaupun tahu kondisi nona yang seperti ini saya tidak bisa melakukan apa apa." Pendeta itu kembali bersuara. Membuat y/n tersenyum hangat lalu menggeleng kan kepala nya santai.

"Kita semua hanya manusia biasa." Jawaban yang dikeluarkan oleh y/n berhasil membuat pendeta tersebut tersentak.

"Saya tidak menyangka kalimat seperti itu keluar dari lisan anda yang masih berusia 8 tahun." Respon dari sang pendeta membuat y/n terkekeh kecil.

Sebelum utusan dewa agung pamit. Ia memberikan satu botol berisi banyak obat yang menurut pengakuan nya memiliki kandungan sihir penyembuhan lebih besar dari yang sebelumnya dikonsumsi oleh y/n.

'padahal sudah ku katakan untuk tidak memaksa kan diri.' batin y/n yang masih memperhatikan botol berisi pil obat berwarna keemasan itu.

"Nona, ada surat dari istana." Emily kembali sembari membawa surat dengan lambang kekaisaran.

'ah.. sial.' maki y/n dalam hati.

.
.
.

Hubungan antara y/n dengan keluarga kekaisaran bisa dikatakan cukup dekat sejak kejadian y/n dan Isis bertemu lagi dua tahun lalu.

Dan oleh karena itu. Bukan hal baru lagi jika tiba tiba ada undangan mendadak untuk makan siang atau sekedar minum teh bersama.

Dan disinilah y/n berakhir. Di dalam ruang kerja Kaisar Elmyr duduk berhadapan dengan pasangan Raja Tyron dan Ratu Iris.

"Ada apa Baginda berdua mengundang saya minum teh?" Tanya y/n. Karena jika dibilang untuk minum teh pun suasana nya termasuk canggung karena mereka tidak duduk di taman. Seakan y/n sedang diinterogasi oleh calon mertua nya.

Mendengar pertanyaan tanpa basa basi milik y/n membuat baik Raja Tyron maupun Ratu Iris, saling berpandangan sejenak sebelum kemudian tersenyum.

Sedangkan y/n, tentu gadis itu masih berusaha mempertahankan senyuman nya. Dan melupakan rasa sakit di dada nya ketika mau bergerak atau bicara.

Tapi karena tidak kunjung bicara. Y/n memilih meminum teh nya terlebih dulu.

"Menikah lah dengan putra kami." Ucapan kaisar berhasil membuat si surai raven tersedak teh camomile yang seharusnya menenangkan.

Skyfall || Isis x Reader [Into the Light Once Again]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang