Chapter 16

1.3K 220 0
                                    

Lalu setelah mendengar pengakuan dari Aisha. Y/n tidak bisa menyembunyikan keterkejutan nya.

'Aku tidak bisa bilang tentang Arsene pada Aisha karena sudah janji sebelumnya..' rutuk y/n kesal. Ia ingin memberi tahu kenyataan menyenangkan bahwa semasa Aisha hidup sebagai Alisa. Perempuan itu tidak benar benar sendiri ian.

"Aku.. ingin membunuhnya." Aura hitam seakan mengitari y/n. Membuat Aisha dan Isis yang masih dalam momen haru ini begidik ngeri.

"Aku juga ingin balas dendam kak.." keinginan pertama dari Aisha yang didengar Isis dan y/n.

"Tunggu! aku tau apa yang kalian pikirkan. Tapi kita tidak bisa bertindak semudah itu." Lagi lagi suara Aisha membuat y/n kehilangan semangat balas dendam nya. Dan Iris tertawa melihat tingkah lucu y/n.

"Yah.. aku sudah tau.. cuma.. memang.. ingin.. saja.." pengakuan jujur y/n lagi lagi membuat Aisha dan Isis tertawa.

Padahal gadis bersurai raven di depan mereka terlalu lemah untuk sekedar mengangkat pedang tapi pemikiran nya lebih beringas dari mereka berdua.

"Aisha.." panggil y/n pelan. Tangannya terangkat mengusap lembut surai silver milik calon adik ipar nya itu.

"Aku akan selalu ada di pihak mu. Jadi kamu tidak perlu takut untuk mengadu pada ku." Senyum menenangkan terlihat dari wajah rupawan y/n.

Membuat siapa pun yang mendengar kata kata itu pasti akan merasa tersentuh. Walaupun itu hanya sebatas kata kata.

.
.
.

Debutante y/n dan pengumuman pertunangan putra mahkota dan y/n Achazia yang sempat tertunda kini sudah dijadwalkan kembali.

Dan sekarang y/n sedang sibuk sibuk nya menyelesaikan pekerjaan nya yang tertunda karena sakit kemarin.

"Nona. Waktu nya istirahat." Emily seperti biasanya. Melakukan tugas nya untuk mengingat y/n agar tidak terlalu lupa waktu.

"Emily bisa tolong hubungi Elio.. kupikir akan lebih baik jika mulai mengajarkan nya sekarang." Perintah y/n yang langsung di iyakan oleh pelayan nya itu.

Tiga hari lagi adalah debutante y/n.

Semua nya sudah siap. Namun si surai raven masih terganggu dengan kenyataan kalau ia belum bercerita pada Isis tentang masa lalu dan ketakutan nya.

"Emily tolong siapkan kertas surat juga." Lanjut si surai raven.

Ia ingin memperjelas kondisi nya pada Isis sebelum semuanya terlambat karena pesta pertunangan mereka yang juga tinggal menghitung hari.

Tapi..

Tanpa disangka sangka..

Surat yang berisi permintaan y/n untuk bertemu dengan Isis sebelum pesta pertunangan mereka. Membuat Isis yang setelah selesai membaca isi surat itu langsung mendatangi duchy Achazia.

Entah apa yang dipikirkan laki laki itu saat membaca nya tapi y/n merasa kalau Isis mengira dia akan membatalkan pertunangan mereka.

"Nona. Kereta kuda kekaisaran sudah terlihat memasuki duchy Achazia. Mungkin sebentar lagi mereka akan sampai di gerbang bangunan utama." Emily melaporkan keadaan. Sedangkan y/n yang masih berkutat dengan berkas bisnis keluarga nya hanya mengangguk paham.

"Tolong siapkan meja di rumah kaca ya Emily." Respon gadis itu membuat Emily dengan segera memberikan arahan pada para dayang duchy Achazia untuk menyiapkan apa yang diminta majikan mereka.

"Nona, kereta kuda kekaisaran sudah memasuki pintu utama." Kali ini Biel yang memberikan kabar.

Dan tanpa banyak basa basi. Y/n langsung bergegas merapikan penampilan nya sebelum menyambut kedatangan Isis.

"Kami keluarga Achazia menyambut kedatangan matahari kecil kekaisaran." Ucapan y/n dan seluruh pelayan yang ikut menyambut kedatangan pangeran Isis.

"Apa maksudnya surat yang kamu kirim itu?" Tanya Isis tanpa basa basi.

Y/n yang melihat itu berusaha menahan tawa. Karena merasa perkiraan nya tepat sasaran. Isis takut y/n tiba tiba membatalkan pertunangan mereka.

"Mari kita pindah ke tempat yang lebih privacy terlebih dulu yang mulia." Jawab y/n dengan senyum profesional nya.

Dan dengan itu mereka berdua diarahkan menuju ke rumah kaca yang sudah dihias sedemikian rupa oleh Emily dan dayang dayang lainnya.

'Aku lupa menyampaikan bahwa tidak perlu berlebihan..' batin y/n begitu melihat dekorasi rumah kaca seakan ia akan melakukan lamaran untuk yang kedua kalinya.

***

Atmosfer serius terasa sangat pekat sampai ksatria keluarga Achazia dan ksatria kekaisaran yang mengawal di depan pintu rumah kaca masih bisa merasakan tekanan nya.

"Saya. Ingin mengaku pada yang mulia putra mahkota Isis sebelumnya." Suara y/n yang tanpa nada hangat seperti biasanya membuat Isis mendadak menahan napas nya.

"Saya takut pada yang mulia. Dan ayahanda anda.." y/n menunduk setelah mengucapkan kalimat itu. Kalimat yang berhasil membuat ekspresi tercengang tergambar jelas di wajar rupawan Isis.

Skyfall || Isis x Reader [Into the Light Once Again]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang