Chapter 22

1.2K 176 0
                                    

Akhirnya hari libur bagi Y/n dan Aisha tiba.

"Berjanjilah untuk menghubungi ku kalau keadaan mu memburuk disana." Bisik Isis pada y/n ketika mereka sedang berpamitan.

"Tentu. Terimakasih Isis.." balas si surai raven lembut.

Dan setelah nya teriakan perpisahan antar kakak beradik kekaisaran Elmyr terdengar. Sedangkan y/n hanya terkekeh melihat kelucuan dua bersaudara itu.

"Kak y/n.." Aisha membuka suara begitu kereta kuda kekaisaran Elmyr keluar gerbang istana. Panggilan yang hanya di jawab deheman oleh y/n karena perempuan itu sedang asik memandangi pemandangan pusat kota Elmyr.

"Kenapa kakak tidak meminta bantuan ku?" Pertanyaan Aisha sedetik kemudian membuat y/n langsung memahami topik pembicaraan apa yang dipilih malaikat kecil di depan nya.

"Karena ini bukan sesuatu yang bisa kamu tangani saat ini Aisha." Jawaban dewasa y/n kembali membuat si surai silver terdiam. Menunduk bertengkar dengan isi kepalanya sendiri.

"Padahal kakak dan kak Isis selalu membantu ku.." bisik Aisha. Suara nya bergetar menahan air mata.

"Kenapa menangis~ kamu sudah pernah menyelamatkan ku Aisha. Sudah, tidak ada gunanya kita membicarakan ini. Ayo nikmati liburan pertama kita." Y/n mengusap lembut tetesan bening yang sempat nyaris menodai pipi manis adik iparnya.

"Jangan pergi yaa.." Aisha kembali menatap lekat iris semerah darah milik y/n. Kalimat yang hanya bisa dijawab senyum oleh si surai raven.

Dan itu menjadi pembicaraan terakhir mereka karena setelah nya Aisha tertidur di pangkuan y/n selama sisa perjalanan.

.
.
.

"Emily!" Teriak y/n meremas dada nya. Nafas nya tercekat. Seakan ada tangan tak terlihat yang sedang mencekiknya.

"Nyonya!"

"Kak y/n!" Dua suara yang terdengar setelah dobrakan pintu cukup menenangkan wanita bersurai raven itu. Setidaknya ia tidak pernah sendirian ketika sedang mengalami masa kritis.

"Jangan bilang Isis.." lirih y/n memaksa kan senyum nya menatap wajah khawatir Aisha.

"Lim-" Kata kata si surai silver tergantung di udara karena melihat gelengan kepala sang kakak.

'harusnya memang dari awal aku tidak lemah iman pada Aisha..' rutuk y/n dalam hati. Sesak dan sakit di dadanya masih belum kunjung mereda.

Dan perempuan itu muak melihat tatapan khawatir dari semua orang yang melihat kondisi nya. Dia tidak suka dikasihani.

Sekitar dua jam setelah kejadian malam itu. Barulah y/n bisa kembali tertidur dengan tenang. Dan Emily? Setelah memastikan majikan nya benar benar tertidur. Pelayan itu baru mengajak Aisha kembali ke kamar tidur tuan putri.

- di kamar Aisha -

"Limie.." panggil si surai silver. Ingatan tentang ekspresi kesakitan milik sang kakak belum bisa dilupakan nya.

"Ya nona?" Spirit tingkat menengah bernama Limie itu menunjukkan diri.

"Apa tidak ada yang bisa kulakukan untuk kak y/n?" Lirih Aisha.

Terdiam nya spirit tingkat menengah itu. Membuat gadis ber iris biru terang itu semakin putus asa.

Tok tok tok

Dan suara ketukan pintu lah yang membuyarkan lamunan Aisha.

"Saya datang karena ingin memberikan surat yang sudah datang ke mansion untuk tuan putri." Ucap penanggung jawab utama mansion ini.

"Eh.. sudah ada?" Aisha justru menjawab heran.

"Tentu saja tuan putri. Apalagi yang datang anda dan yang mulia putri mahkota." Si pelayan terkekeh. Sembari menunjukkan tumpukan surat yang sudah menggunung diatas nampan. Tumpukan surat yang berhasil membuat Aisha terkejut mengetahui ternyata sudah sebanyak itu surat yang datang.

***

Pagi harinya. Aisha meminta sarapan bersama di kamar y/n. Dan y/n pun dengan senang hati menerima kehadiran Aisha.

"Kak y/n sudah memeriksa undangan pesta? Ada yang mau kakak hadiri?" Tanya si surai silver setelah menelan makanannya.

"Aku jarang membaca surat selain yang dikirimkan oleh istana..." Jawab y/n diikuti kekehannya. Sedangkan Aisha justru terlihat berbinar-binar.

"Ibu pasti akan meminta ku mencari teman.." terdengar nada sedih dari suara Aisha yang membuat y/n kini memusatkan atensinya pada perempuan di depannya.

"Karena alasan itu juga teman ku hanya Bion dan kakak mu. Jadi yang dilakukan ibumu benar Aisha." Tawa y/n kembali terdengar. Tawa yang terdengar menyedihkan di indra pendengaran Aisha.

Pembicaraan pagi itu berakhir dengan y/n yang memaksa adiknya pergi menghadiri setidaknya satu pesta saja sebagai pengalaman. Beruntung jika pulang pulang gadis itu sudah mempunyai teman baru.

Skyfall || Isis x Reader [Into the Light Once Again]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang