Chapter 14

1.4K 236 0
                                    

"Ada yang perlu ku ceritakan padamu siang nanti." Y/n membuka pembicaraan disela sela sarapan mereka.

Isis menatap nya lekat dengan sorot bertanya. Membuat y/n merasa gemas dengan manusia yang seperti anak anjing di depannya ini.

"Nanti tapii setelah kita berdua sama sama punya waktu luang.. bukan hal yang mendesak kok." Lanjut si surai raven. Namun walaupun begitu. Tangan y/n tetap gemetar samar.

"Baiklah. Oh iya.. aku ingin memberi salam pada ibu dulu. Kamu mau ikut?" Tawar Isis. Tawaran yang berhasil membuat y/n mengangguk antusias tanpa berpikir dua kali.

.
.
.

Seperti tawaran Isis kini y/n dan laki laki itu sedang berdiri berdampingan di ruang kerja Isis. Menatap lukisan mendiang Ratu Thetis di samping meja kerja nya.

Dibelakang kedua pasangan itu Bion berdiri dengan senyum kecil.

Lalu tak lama setelah nya suara langkah kaki lain terdengar mendekati ruangan ini.

"Kakak! Ah ada kak Y/n dan tuan muda Bion juga!" Suara penuh ke antusiasan dari seorang anak perempuan terdengar.

"Kamu sudah datang?" Isis menjawab. Dengan senyum ramahnya.

'dilihat dari manapun dia memang sangat menyayangi adiknya yaa.. hahaha' y/n berucap dalam hati sembari menahan senyumnya.

"Kakak sedang apa?" Tanya Aisha.

"Ah.." lanjut gadis itu begitu melihat foto mendiang Ratu Thetis.

Pembicaraan antara kakak beradik itu masih berlanjut cukup panjang. Dan y/n tidak menyimak. Entah kenapa tapi gadis bersurai raven itu merasa akan ada sesuatu yang buruk terjadi.

"Setelah ini bagaimana kalau kita berbincang sembari minum teh?" Tawar Isis yang kemudian langsung diangguki oleh Aisha dengan senang hati.

Dan disinilah mereka berakhir.

Di bawah gazebo di istana Raja.

"Saya tuangkan teh nya." Ucap seorang pelayan. Y/n tersenyum meminum teh milik nya sembari menatap kedua kakak beradik yang masih asik berbincang itu.

'sial.' batin gadis itu begitu merasakan rasa teh nya.

"ISIS, AISHA JANGAN DIMINUM!" teriak y/n reflek yang langsung menerbangkan kedua gelas Aisha dan Isis dengan kekuatan sihir nya tanpa pikir panjang.

"Y/n!"

"Kak y/n!" Teriak Isis dan Aisha. Bersamaan dengan pandangan y/n yang perlahan memburam.

"Uhuk!" Darah segar terlihat mengalir dari bibir y/n.

"Y/N! Jangan tutup matamu!" Isis kembali berteriak.

'Jangan pernah menggunakan sihir anda karena tubuh nona tidak akan sanggup menahannya jika segel yang saya berikan terlepas lagi.'

'Ah.. benar.. bukan hanya terkena racun. Aku juga membuka segel Arsene.. tidak ada harapan lagi.. maaf Isis.. Aisha' batin y/n sebelum gadis itu benar benar menutup matanya.

***

Gelap.

Dingin.

Lembab.

Dunia setelah kematian semenjijikan ini kah?

Ah.. padahal aku belum membunuh laki laki tua yang sejak kecil dulu selalu menyiksa ku.

Setidaknya Isis baik baik saja.

Aisha juga tidak meminum teh nya kan? Tidak masalah kalau begitu.

Kenapa disaat-saat terakhir justru kalimat Arsene yang kuingat ya..?

Benar juga.. aku belum memenuhi janji ku pada Arsene.

Aku bahkan belum sempat melakukan debutante. Lalu bagaimana dengan pesta pertunangan ku dengan Isis.

Apa Isis akan baik baik saja? Aku meninggalkan nya dengan cara yang lebih parah dari saat mendiang Ratu Thetis meninggal kan nya.

Dia tidak akan membenciku kan?

Aku mencintaimu Isis..

Skyfall || Isis x Reader [Into the Light Once Again]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang