Kembali nya y/n dari istana membuat Biel yang ter rantai oleh tumpukan dokumen menggantikan y/n pada akhirnya bisa menghembuskan napas lega.
"Emily, lusa festival dimulai ya? Tolong bawakan pilihan gaun yang sekiranya cocok untuk ku pakai ke ruang kerja ku ya." Pinta y/n pada pelayan nya.
Kehebatan gadis itu adalah multitasking. Y/n bisa mengerjakan beberapa dokumen dengan teliti dalam waktu bersamaan. Bahkan beberapa kali pun ia memeriksa catatan pengeluaran bersamaan dengan memilih gaun untuk pesta terdekat yang wajib dihadiri nya.
Dan itu yang membuat Biel senang bekerja bersama y/n. Perempuan itu bukan hanya cerdas tapi bisa memahami posisi orang lain juga.
'sekarang laporan ke duchess dulu kalau aku udah pulang..' batin y/n sebelum melangkah menuju kamar ibunya
"Permisi ibu. Ini saya." Ucap y/n setelah mengetuk pintu beberapa kali.
"Masuklah." Balasan dingin terdengar dari sosok elegan nan rupawan yang sedang duduk tepat di depan meja rias.
"Saya hanya ingin memberi kabar kembali nya saya ke duchy ibu." Balas y/n dengan senyum kecil nya.
"Yasudah. Kembali lah bekerja. Pasti pekerjaan mu menumpuk." Suara duchess kembali terdengar.
"Baik, saya permisi." Pamit y/n sopan.
.
.
."Permisi nona saya membawakan teh dan camilan ringan. Anda perlu istirahat sejenak." Emily yang muncul tiba tiba saat y/n sedang memeriksa dokumen sembari mencoba gaun tersentak.
"Ah. Benar. Kalau begitu kita mulai 20 menit lagi ya. Tolong ingatkan aku Emily." Perintah y/n sebelum melepaskan gaun nya dan duduk menikmati teh dan camilan sembari menatap pemandangan halaman duchy yang luas.
'Siapa yang akan memegang Achazia ya ketika aku menikah dengan Isis nanti nya..' batin y/n.
"Emily.. ketika aku menikah nanti siapa yang akan mengurus Achazia?" Y/n pada akhirnya menyuarakan pertanyaan nya. Ia tidak pernah membicarakan ini sama sekali dengan ibunya.
Emily terlihat tersentak sejenak sebelum menjawab.
"Nyonya bilang Achazia akan dipimpin oleh sepupu anda tuan muda Elio." Terang Emily.
"Setelah pesta pertunangan panggil Elio kesini. Aku akan membimbing nya secara langsung." Tegas y/n membuat Biel menciut. Bersamaan dengan Emily dan pelayan lain yang bergidik ngeri.
Karena walaupun y/n terkenal dengan sifatnya yang hangat dan ramat. Perempuan itu bukan orang yang rendah hati jika membicarakan mengenai pekerjaan.
Sama seperti y/n ketika ia menemukan bangsawan yang berada di bawah Achazia yang memberontak atau mengkhianati Achazia.
Membuat hukuman mati sudah menjadi kegiatan pasti ketika y/n berhasil mengendus bau bau pengkhianatan. Bukan hanya hukuman mati. Y/n pernah menurunkan perintah pemusnahan dua keluarga bangsawan karena menjadi pengedar narkoba di wilayah kekuasaan Achazia.
'ngomong ngomong terakhir bertemu Elio sebelum perceraian ayah dan ibu ya.. bagaimana rupa dia sekarang..?' batin y/n lagi.
***
"Mengecewakan y/n, masa yang begini saja gak bisa."
"Mau sok jadi pahlawan ceritanya?"
"Ibumu tidak bisa mendidik mu dengan baik ya ternyata. Sekarang biar aku yang mendidik mu."
"Matilah dasar tidak berguna!"
Gubrak!
Hosh
Hosh
Hosh
"Nona! Anda baik baik saja?!"
"Ah? Yaa.. aku baik baik saja Emily." Balas si surai raven. Nafasnya masih tidak beraturan. Begitu pula dengan detak jantung nya.
"Ayah sialan.." Maki perempuan itu pelan sembari melempar gelas di sisi tempat tidur nya kesembarang arah.
pecahan gelas yang berserakan membuat y/tiba tiba merasa tidak enak pada pelayan nya.
"Emily.. maaf, bisa tolong bersihkan pecahan gelas itu. Dan siapkan air untuk mandi ya.." Ucap y/n pelan. Yang langsung diangguki oleh pelayan kesayangan nya itu.
Mimpi itu kembali menghantui y/n sejak dua hari yang lalu. Mimpi seakan akan ia kembali merasakan masa masa itu.
'Bolehkah kumusnahkan saja semua laki laki berambut pirang?' batin si surai raven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skyfall || Isis x Reader [Into the Light Once Again]
Fanfiction[Isis de Elmyr x Reader] Gadis cerdas yang disukai semua orang dan memiliki kepribadian kuat namun sayangnya ia terlahir dengan tubuh yang rentan. Teman masa kecil Isis, dan merupakan putri satu satu nya keluarga Bangsawan Achazia. Perasaan mereka...