Pagi nya. Y/n terbangun dengan perasaan yang cukup nyaman. Senyum Emily pun menjadi hal pertama yang menyambut gadis itu.
"Berikan villa di pesisir pantai timur untuk putri Aisha. Tolong minta Biel mengurus nya.
Dan aku ingin meluangkan waktu berjalan jalan di taman." Y/n berucap santai. Sedangkan Emily langsung menghilang setelah perintah selesai diberikan."Nyonya. Mari saya bantu mencuci muka anda." Kali ini suara pelayan lain kembali terdengar. Y/n mengangguk mengiyakan. Lalu berterima kasih.
"Nyonya. Ada surat dari istana." Sekarang giliran pelayan lain yang memberikan kabar pada y/n.
"Tolong pisau-" kalimat y/n tertahan menggantung diudara.
"Ah. Tolong bukakan saja surat nya. Aku akan membaca nya setelah berganti pakaian." Ralat si surai raven. Sebelum menghilang dari hadapan pelayan pelayan nya.
.
.
.Surat itu berisi undangan perayaan ulang tahun Aisha. Walaupun hanya bentuk formalitas karena y/n sebenarnya akan hadir sejak pagi di istana kaisar.
Dan sekarang baik y/n, Elio, dan Bion. Sedang mengadakan rapat mengenai invasi yang akan dilakukan pada kekaisaran Edennber.
"Perhatikan saja gerak gerik mereka. Aku tidak akan mulai menyerang terlebih dulu." Putus y/n pada akhirnya.
Walaupun keluarga utama Achazia memang mengandalkan sihir. Tapi keluarga cabang seperti milik Count Carter, ayah Elio. Lebih menonjol dalam bidang ksatria.
"Baik nyonya." Biel mengangguk paham sebelum undur diri.
Sedangkan Elio, ia masih menatap lekat perempuan yang duduk anggun di kursi kerja nya.
"Aku akan memanggil pendeta agung." Ucapan Elio yang tiba tiba membuat y/n tersentak.
Elio adalah ksatria yang berbakat. Dia juga merupakan satu satu nya orang yang menolak undangan masuk pasukan ksatria kekaisaran yang dipimpin oleh Isis. Tapi y/n tidak menyangka laki laki itu akan menyadari gerak gerik nya yang sedang menahan sakit.
Tidak perlu waktu lama sampai perwakilan utusan dewa agung sampai di duchy Achazia.
"Nona.. saya minta maaf, tapi.. tidak ada yang bisa saya lakukan lagi untuk menekan energi sihir anda." Ucapan utusan itu membuat y/n semakin yakin kalau waktunya tidak akan lama lagi.
'untung aku meminta Elio menunggu diluar. Dia bisa mengamuk kalau tau ini..' batin si surai raven.
"Anda sudah bekerja keras selama ini. Terimakasih pendeta.." Balas y/n tulus. Tangannya terangkat pelan mengusap tangan pendeta agung yang terkepal kuat seakan melampiaskan rasa frustasinya.
***
"Kami menghadap bulan kecil kekaisaran menyambut kedatangan putri mahkota Y/n Achazia ke istara kekaisaran." Sambutan hangat yang diterima y/n membuat gadis itu terkekeh. Sudah satu bulan lamanya ia tidak mengunjungi istana kaisar.
Tentu saja hal itu karena kondisi nya yang menyedihkan. Beruntung nya y/n karena dewa masih berbaik hati memberikan laki laki seperti Isis yang berada di sisi nya.
"Y/n!" Sambutan hangat dari tunangan nya ketika gadis itu memasuki ruang kerja kekasihnya membuat y/n merasa seakan energi nya kembali. Senyum manis dengan bibir pucat lagi lagi terlihat di wajah rupawan y/n.
"Maaf harus menunjukkan kondisi ku yang menyedihkan ini di depan mu." Balas y/n sebelum mengecup lembut pipi Isis.
"Aku akan menyembuhkan mu tenang lah y/n.." jawaban dengan nada optimis membuat senyum manis lagi lagi menghiasi wajah y/n.
Setidaknya walaupun itu hanya kata kata. Y/n merasa sangat bahagia.
"Aku ada latihan sebentar lagi. Kamu pergilah duluan ketempat ayah dan ibu." Lanjut Isis bangkit dari duduknya. Bersamaan dengan lengan kokoh laki laki itu yang perlahan menghiasi pinggang ramping si surai raven.
Y/n mengangguk paham. Ikut menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang kekasih. Lalu mereka berpisah karena arah jalan yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skyfall || Isis x Reader [Into the Light Once Again]
Fanfiction[Isis de Elmyr x Reader] Gadis cerdas yang disukai semua orang dan memiliki kepribadian kuat namun sayangnya ia terlahir dengan tubuh yang rentan. Teman masa kecil Isis, dan merupakan putri satu satu nya keluarga Bangsawan Achazia. Perasaan mereka...