Chapter 5

1.8K 277 0
                                    

Ratu Iris membawa perempuan itu kedalam pelukannya. Kejadian yang berhasil membuat y/n reflek menahan napasnya dengan iris merah yang membulat sempurna.

'Apa ini..?' Batinnya. Tubuhnya masih terasa kaku. Sebelum perempuan itu menyadari tatapan mata Isis yang terlihat khawatir padanya.

"Yang mulia.. Ratu Iris..?" Y/n berucap pelan masih dengan suara yang bergetar. Ucapan yang kembali berhasil membuat Ratu Iris semakin mengeratkan pelukannya.

"Shhh.. semuanya sudah baik baik saja.." Ratu Iris akhirnya membuka suara nya.

'Baik baik? Memang apa yang terjadi?' y/n tak punya kekuatan untuk menjawab. Semua suaranya terasa tertahan di kerongkongan.

.
.
.

"Kenapa anda semua berada di sini..?" Tanya y/n perlahan. Ia sudah berhasil mendapatkan ketenangan nya walau masih merasa sedikit kikuk.

"Ah maaf saya sudah tidak sopan.. terimakasih yang mulia Kaisar, Ratu Iris, dan Pangeran Isis. Sudah memaafkan tindakan saya yang tidak sopan sebelumnya." Y/n kembali bersuara. Membungkuk hormat pada ketiga petinggi negara nya.

Entah apa yang dia lakukan sampai bahkan kaisar pun ikut turun tangan.

"Tidak masalah. Kamu sudah tenang sekarang?" Tanya Tyron, Kaisar kekaisaran Elmyr.

"Saya sudah baik baik saya yang mulia. Terimakasih kasih atas kepedulian baginda." Y/n mengangguk kikuk. Ia masih bingung mencerna situasi yang terjadi sekarang. Dan salah tingkah karena tidak nyaman berada di dekat Tyron dan Iris.

Tapi beruntung nya y/n. Karena Ratu Iris menyadari ketidaknyamanan gadis itu. Lalu mengajak sang suami untuk meninggalkan y/n bersama dengan Isis.

"Y/n.." Suara Isis terdengar begitu kedua orang tua nya sudah tidak terlihat lagi dalam pandangan.

"Maafkan kekacauan yang saya buat.." y/n kembali berucap cepat kepada laki laki bersurai pirang di depannya.

"Kamu sudah terlalu banyak berkata maaf dan terimakasih.. dan panggil aku Isis seperti biasanya, kita hanya berdua." Jawab laki laki kecil itu. Y/n tertawa pelan.

"Baik Isis.." jawab si gadis.

***

Entah beruntung atau tidak. Berkat kejadian hari itu. Hubungan antara y/n dan Isis kembali membaik seperti sediakala. Beberapa kali y/n datang mengunjungi istana pangeran untuk minum teh atau sekedar mengobrol dan jalan jalan dengan Isis.

Seperti sekarang. Mereka berdua sedang bermain di salah satu bukit di dekat istana kosong milik keluarga kekaisaran.

Isis mengajak y/n kesini karena menurut laki laki itu hari ini akan menjadi kunjungan terakhir nya ke bukit itu.

Y/n pun mengetahui apa alasan Isis belum berani membuka hati pada ibu baru nya. Tidak, bukan karena laki laki pirang itu bercerita padanya. Melainkan karena y/n mengamati keadaan.

Isis memang cukup terbuka pada y/n. Namun tidak seterbuka itu. Masih banyak hal yang disimpan sendiri oleh nya.

"Pangeran Isis..?" Suara lembut milik seseorang yang sangat mereka berdua kenal terdengar. Membuat baik si empunya nama maupun y/n reflek menoleh.

"Baginda Ratu Iris..? Apa yang anda-" belum selesai kalimat laki kaki itu. Isis langsung berbalik dan berjalan cepat meninggalkan y/n dan Ratu Iris.

Tapi entah karena apa laki kaki bersurai pirang itu tiba-tiba tersandung batu dan jatuh dari bukit kecil.

"Kyaaa-"

"Isis!!" Suara Ratu Iris dan y/n terdengar bersamaan.

"Tolong panggil pelayan y/n." Perintah Ratu Iris.

"Tunggu Ratu-" belum sempat y/n menyelesaikan ucapannya Ratu Iris sudah berlari terlebih dulu menghampiri Isis. Membuat mau tidak mau y/n mengikuti perintah. Memanggil pelayan.

Skyfall || Isis x Reader [Into the Light Once Again]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang