Chapter 2

5.2K 309 3
                                        

211022bta

Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

   Matahari mulai menampakkan cahaya nya di ufuk timur. Selama semalaman penuh Xazh tidak tidur, bukan karna ia tidak bisa tidur tetapi karna Xazh menggunakan waktu tersebut untuk belajar sihir lebih dalam lagi.

   Menurut ingatan Belleza, umumnya manusia bisa menguasai satu hingga tiga dari lima elements utama seperti tanah, air, api, tumbuhan, dan angin. Dengan menguasai element utama tersebut, kita bisa menggunakan beberapa mantra yang sesuai dengan element yang di milikinya. Dan ada juga yang terlahir dengan element khusus seperti element Es, Petir, Cahaya, Kegelapan, dan masih banyak lagi element khusus lainnya namun element tersebut termasuk langka hingga jarang sekali orang akan memiliki nya.

   Dan ada juga kemampuan khusus yang macam nya sangat beragam dan unik. Seperti kecepatan regenerasi Belleza yang termasuk kemampuan khusus nya.

   Saat seorang anak terlahir, biasanya elements mereka akan bangkit saat usia lima sampai tujuh tahun, sedangkan kemampuan khusus mereka akan muncul sesudah kemunculan element utama mereka.

   Tapi hal itu tak berlaku bagi Belleza, kemampuan khusus nya muncul lebih dulu daripada kemampuan utama nya sehingga sampai Belleza mati pun ia tak pernah tau apa elements utama yang ia miliki. Dan selama semalaman itulah Xazh mencoba berbagai cara untuk membangkitkan elements nya.

   Melambai-lambai kan tangan ke arah air berharap air itu akan bergerak tapi yang ada ia terlihat seperti penari Reog. Mencoba membuat angin ribut tapi malah otaknya yang semakin ribut. Memasukkan tangan ke arah api berharap dengan begitu bisa membangkitkan element api nya yang terendam, kenyataan nya ia malah membakar tangan nya sendiri. Mengendalikan tanah pun hanya berakhir dengan bola-bola tanah yang ia buat secara manual.

   Xazh akhirnya sadar ia memang tak bisa menjadi Avatar. Mungkin saja selama ini element nya adalah tumbuhan, dengan fikiran seperti itu, ia pun akhirnya mencoba menguasai element tumbuhan dengan mencoba menjadi seperti tumbuhan.

   Yap, seperti tumbuhan. Xazh akhirnya hanya duduk diam tanpa bergerak. Rambutnya bergoyang tertiup semilir angin malam persis seperti dedaunan yang bergoyang karena angin. Duduk tegap bak kokohnya batang pohon dan akar-akar pun mulai tumbuh melekat pada tanah dan bebatuan. Atau bisa dibilang kaki dan pantat nya kesemutan karena terlalu lama duduk dengan posisi yang sama.

   Dengan kata lain, semua percobaan nya gagal total.

   Tak ingin lagi ambil pusing dengan perkara element nya, Xazh segera bangkit. Mencuci wajah, minum beberapa teguk setelah nya mulai melakukan pemanasan, bersiap untuk latihan. Tubuh yang ia tempati saat ini sangat lah rapuh, jelas sekali Belleza tak pernah melatih dan membentuk tubuhnya.

   Dan benar saja, baru saja ia push up selama lima kali tubuhnya sudah mulai letih. Pada akhirnya Xazh hanya bisa melakukan dua puluh kali push hingga tubuhnya mencapai batasnya. Xazh juga melakukan berbagai olahraga lainnya hingga tak terasa matahari sudah terbit sepenuhnya di ufuk timur. Xazh kembali duduk di dekat api unggun yang sudah padam sambil mengatur nafas nya.

   Xazh memandangi telapak tangan nya cukup lama. Beberapa detik tak terjadi apa-apa namun sedikit demi sedikit cahaya biru keluar dari telapak tangan nya, merambat melalui seluruh syaraf-syaraf telapak tangannya hingga cahaya itu berangsur-angsur hilang. Saat bersamaan mata Xazh yang mulanya abu-abu mulai berubah warna menjadi biru muda terang dan mengeluarkan cahaya yang samar, persis seperti mata robot.

   "Perintah di terima" ujar Xazh namun suara yang keluar bukanlah suara nya melainkan suara mekanik seperti robot.

   Usai mengatakan hal tersebut, telapak tangan Xazh yang tadinya mengeluarkan cahaya mulai bergerak mengambil sebuah batu yang berada di samping nya, lalu menggenggam batu itu erat-erat hingga batu tersebut pecah dan hancur menjadi beberapa bagian.

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang