Chapter 15

1.6K 169 14
                                    

Vote dan komentar nya jangan lupa, thanks!

Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

Xazh dan Melville kembali ke desa Moon dan langsung menuju rumah Paman Osh. Saat mereka kembali, semua orang sudah berkumpul di halaman rumah sedang meributkan sesuatu.

"Ini pasti karena gadis itu!. Paman lihat sendiri bahkan ia tidak mati terkena gigitan macan tutul itu dan Nathan bilang lukanya bahkan sembuh tanpa jejak. Paman, gadis itu berbahaya!, Aku tidak mau dia ada di desa Moon lagi." Ujar Lina protes.

"Benar Paman, ia bahkan hanya membutuhkan waktu setengah detik untuk membunuh macan tutul itu. Aura ditubuhnya itu terlalu gelap, gadis itu bahkan tidak berkedip saat membunuh macan tutul tersebut." Komentar Elden.

"Lagipula kenapa Paman meminta gadis itu tinggal disini?." Tanya Elden lagi.

Paman Osh menghela nafas panjang, "Entahlah, saat melihat nya Paman merasa gadis itu menarik. Jadi Paman hanya ingin mencoba mencari tahu apa yang membuatnya terlihat menarik." Ujar Paman Osh seraya memegangi dagu nya melihat kearah pohon yang layu didepan nya.

Elden menghela nafas lelah dengan jawaban Paman Osh, Elden tahu betul dengan kebiasaan Paman nya itu, tak banyak yang membuat nya tertarik tetapi sekali nya ia tertarik dengan sesuatu ia pasti akan mencari tahu lebih dalam tentang sesuatu yang membuatnya tertarik itu.

"Paman tidak mengira kejadian seperti ini akan terjadi, Paman bahkan belum sempat berbicara banyak dengan nya." Ujar Pamam Osh lagi menyayangkan.

"Paman!, Yang benar saja?. Pokoknya aku tidak setuju jika ia tetap disini." Ujar Lina lagi.

"Adik perempuan tidak akan tinggal disini lagi." Ujar Melville dengan nada yang suram seraya memegangi tangan Xazh yang ada disampingnya.

Sontak Lina, Pamam Osh dan yang lainnya pun berbalik ke sumber suara. Mereka terlalu sibuk dengan diskusi mereka hingga tak sadar dengan kedatangan Xazh dan Melville.

Xazh menarik kembali tangannya yang digenggam oleh Melville, "Paman, apakah Paman sudah merasa puas dengan yang Paman ketahui tentang ku?. Bukankah aku sangat menarik?." Ujar Xazh seraya mendongak menatap wajah pria paruh baya didepannya.

"Tentu nona Xazh sangat menarik dan penuh rahasia. Walau Paman hanya berhasil menggali puncak gunung Es bukankah Paman harus berhenti menggali dan merasa puas dengan hal itu?." Ujar Paman Osh seraya tersenyum kecil.

"Ya, jadi apakah Paman akan terus menahan ku?."

"Tidak, tidak alasan yang tepat untuk menahan mu disini lagi." Jawab Paman Osh seraya mendesah pelan.

"Eum, jarak hutan ilusi dengan desa ini tidak terlalu jauh. Jadi Paman tentu tidak keberatan mengantarkan ku hari ini juga."

"Yah, tentu."

"Baiklah, aku akan menunggu di jembatan di pintu masuk desa." Ujar Xazh lagi dan segera berbalik pergi tanpa menunggu jawaban Paman Osh.

Dari awal hingga akhir Xazh hanya menatap Pamam Osh, ia bahkan sama sekali tak melirik pada Elden, Lina, Stiffan dan Steffan yang ada disana. Xazh bahkan tidak repot-repot mengucapkan selamat tinggal pada Melville yang dari awal menatapnya dengan tatapan sedih.

Melville tersenyum getir lalu berlari kedalam rumah tanpa mengatakan apapun.

"Ada apa dengan bocah itu?" Ujar Lina seraya menatap Melville tak mengerti.

Paman Osh menggeleng singkat dan juga ikut masuk kedalam rumah, "Sangat disayangkan." Gumam nya seraya menghilang di balik pintu rumah.

❇️❇️❇️

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang