Chapter 11

1.7K 171 4
                                    

Silahkan tekan bintang dan tinggalkan komentar. Terimakasih.

051122bta

Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

   Saat Melville sadar dari keterkejutan nya, ia melihat seekor macan tutul sedang menganga lebar hendak memangsa Xazh. Melville berusaha bangkit dengan tubuhnya yang penuh luka dan berjalan tertatih ke arah Xazh hendak menyelamatkan nya. Namun baru selangkah Melville beranjak dari tempat nya, macan itu sudah mengarahkan gigi tajamnya dan menggigit leher Xazh dengan ganas.

   Darah terciprat kemana-mana, semua orang tertegun dan terlambat bereaksi.

    "ADIK PEREMPUANNN!!" Pekik Melville frustasi melihat darah yang melumuri tubuh Xazh, pandangan nya kosong dan tubuhnya menjadi lemas hingga ia tak dapat menompang tubuhnya sendiri.

   Paman Osh, Steffan dan Niel yang melihat hal itu juga terkejut, mereka segera berlari ke arah Xazh hendak menolong Xazh. Namun langkah mereka terhenti saat tiba-tiba saja seluruh tubuh Xazh mengeluarkan cahaya biru, merambat dengan sangat cepat melalui setiap sarafnya dan menghilang begitu saja.

   Kuku-kuku jari kedua tangan Xazh memanjang dan kecepatan kilat, tangan kiri Xazh mengayun ke arah leher macan tutul itu. Karena sedang sibuk menggigit leher Xazh, macan tutul itu bahkan tidak menyadari bahaya yang mengintainya, kuku-kuku Xazh yang tajam layaknya pisau menembus leher macan tutul itu hingga gigitan nya dileher Xazh terlepas.

   "Grraarrrrr" raungan suara macam tutul itu memekakkan telinga.

   Namun Xazh sama sekali tak memberikan kesempatan bagi macan tutul untuk berteriak dengan benar, Xazh tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung mencabut jari-jari nya dari leher macam tutul kemudian dengan cepat menyerang kaki kiri macan tutul yang menahan tubuh Xazh sedari tadi dengan cara memukulnya sekuat tenaga.

Krak

Bukk

   Bunyi patahan tulang kaki macan tutul yang patah terdengar nyaring disusul oleh suara gedebuk saat tubuh macan tutul itu jatuh menimpa tubuh Xazh. Sesaat sebelum tubuh macan tutul itu menimpa Xazh, tangan kanan Xazh sudah bersiap dengan semua kuku panjang nya lurus keatas menanti tubuh macan tutul itu jatuh hingga melubangi leher kanan macan tutul tersebut.

   Karena kehilangan satu kakinya, macan tutul itu menjadi kesulitan bergerak dan hendak menyerang balik Xazh dengan membuka rahang nya lebar-lebar hendak menerkam Xazh lagi. Namun Xazh sama sekali tak memberi kesempatan, tubuh Xazh yang sudah terlepas dari kungkungan macan tutul langsung melompat naik ke atas leher macan tutul tersebut dengan tangan kanan yang masih tetap menancap di tubuh macan tutul itu.

   Tangan kiri Xazh tidak tinggal diam, ia kembali menancap kan kukunya ke leher macan tutul, memutus-mutus jalur pernafasan nya lalu terus menusuk dalam, mengobrak abrik lapisan daging dan tulang menuju ke dada kiri macan tutul itu dan meremas jantung macan tutul itu hingga hancur menjadi bongkahan daging.

   Macan tutul itu bahkan tidak sempat lagi memberontak atau bahkan kembali berteriak kesakitan karena proses kematiannya yang sangat cepat. Semua itu hanya dilakukan Xazh dalam waktu yang tak sampai dari satu menit. Orang biasa bahkan tak akan bisa melihat gerakan yang dilakukan Xazh.

   Xazh melompat turun dari leher macan tutul yang sudah mati sebelum tubuh macan tersebut jatuh dan membawanya. Xazh berdiri diam sambil melihat tubuh macan tutul yang tergeletak di tanah.

   Kuku-kuku Xazh kembali seperti semula dan mata Xazh yang tadi nya bewarna biru kembali ke warna aslinya yaitu abu-abu cerah. Ntah ada yang menyadari nya atau tidak, saat tubuh Xazh mengeluarkan cahaya biru tadi, mata Xazh juga ikut berubah menjadi warna biru bercahaya.

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang