251022bta
Happy Reading 💗
.
.
.
.
."Hmm, sekarang apa yang dapat aku bantu?" Ucap Xazh menyadarkan orang-orang yang menatapnya berlebihan.
Penduduk yang menatap Xazh segera sadar dan mengalihkan perhatian nya kearah lain, tetapi masih ada juga yang terang-terangan menatap Xazh dengan mata yang berbinar-binar. Contohnya Paman Osh yang sedari Xazh membuka tudungnya, pria paruh baya tersebut memiliki mata yang memancarkan kilau mencurigakan yang membuat Xazh sedikit kesal.
Tapi salahkan saja penampilan nya yang sekarang sangat imut dan menggemaskan. Kulit putih lembut dengan pipi bulat dengan sedikit rona kemerahan, mata Abu-Abu mengkilap bak permata, ditambah rambut ikal hitam sebahu dengan poni tipis yang menambah pesonanya. Walau wajah tersebut tak memiliki ekspresi apapun, tetap saja wajah itu begitu menggemaskan hingga sayang sekali jika hanya melihat sekilas.
Xazh juga heran dengan penampilannya saat ini. Jelas-jelas Xazh mengubah tubuhnya kembali saat umur Belleza tujuh tahun tapi penampilannya yang sekarang malah seperti balita yang berumur empat atau lima tahun.
"Oh, maaf-maaf. Paman jadi terpesona. Hehe..." Ujar Paman Osh sambil terkekeh malu karena kelakuan nya sendiri.
" Sekarang, bantu paman mempersiapkan peralatan karena kita akan mencari beberapa lauk untuk makan malam" Ujar Paman Osh sambil berdiri lalu berjalan kearah beberapa remaja lelaki yang berada di samping rumah paman Osh.
Xazh melihat ada lima remaja lelaki yang berada di sana, mereka tampak sedang berdiskusi sambil sesekali melirik kearahnya. Jelas sekali yang menjadi topik diskusi mereka adalah Xazh tapi apa pedulinya.
"Yo, apakah sudah siap Niel?" Ucap Paman Osh menepuk bahu remaja lelaki yang memegang tombak.
"Ya, Paman Osh" jawab remaja lelaki tersebut. Namun mata remaja tersebut tak henti-hentinya melirik kearah Xazh yang pastinya diabaikan oleh Xazh.
"Yang lainnya, apakah sudah siap semua?" Tanya Paman Osh lagi kepada empat remaja lelakilainnya.
"Ya, Paman Osh" jawab mereka serempak.
"Oh iya, perkenalkan ini Xazh dan untuk sementara waktu Xazh akan tinggal disini. Dan perlakukan Xazh seperti adik kalian sendiri, oke!" Ujar Paman Xazh yang di angguki mereka semua. Tidak bukan semuanya, dikecualikan dua orang yang menggeleng tidak setuju dengan ucapan paman Xazh.
"Kami sudah memiliki adik perempuan Paman." Ujar kedua lelaki itu berbarengan. "Ya, Lina satu-satunya adik perempuan kami" sambung satu orang remaja lelaki yang lebih tua dari kedua remaja sebelumnya.
Huh, siapa pula yang mau jadi adik para bocah itu. Xazh kesal tapi tetap raut wajah datarnya sama sekali tidak menunjukkan perubahan.
"Tak masalah, Xazh akan menjadi adik perempuan kami. Jadi kita lihat saja nanti adik perempuan siapa yang lebih hebat. Tapi aku yakin Xazh akan mengalahkan Lina" celetuk seorang remaja lelaki lainnya dengan nada yang sangat bangga seolah Xazh memanglah adik perempuan kandung nya yang baru bertemu setelah sekian lama.
Remaja lelaki tersebut langsung berlari ke arah Xazh dan tanpa ragu langsung merangkul Xazh seperti saudara yang sangat akrab. "Adik perempuan, aku Melville. Mulai sekarang panggil aku kakak laki-laki keempat,oke!" Ujarnya dengan nada ceria dan senyum yang tak lepas dari wajahnya.
"Tidak, aku akan memanggil mu Melville." Ujar Xazh sambil menurunkan tangan Melville yang bertengger di bahunya. Mana mungkin Xazh mau memanggil bocah seperti itu dengan sebutan kakak. Umur tubuhnya yang sebenarnya sudah tiga belas tahun sedangkan umur jiwanya sudah sembilan belas tahun, dan umur bocah tersebut mungkin sama dengan umur tubuhnya sekarang, jadi mana sudi Xazh memanggilnya kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xazh Amorrete
AdventureXAZH AMORRETE gadis psikopat kejam yang mati dengan tiga tembakan yang melubangi organ vitalnya di umurnya yang ke sembilan belas tahun. Seorang gadis yang mengalami masa lalu yang mengerikan, hingga membuatnya tumbuh dengan rasa amarah dan denda...