Chapter 6

2.2K 193 1
                                    

271022bta

Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

   "Kau pergilah dulu, aku akan berkeliling sebentar"

   "Tidak-tidak, kakak laki-laki akan menemani mu. Jangan khawatir, adik perempuan sama sekali tidak merepotkan, jadi jangan sungkan,oke. Katakan saja kemana adik perempuan ingin pergi, kakak laki-laki pasti akan mengantar mu,setuju!" Jawan Melville dengan nada ceria yang tidak pernah tinggal setiap saat ia bicara.

   "Tidak perlu, kau pergi saja dulu ke tempat Paman Osh jika terlambat kita akan mendapatkan tugas memasak untuk makan malam, kau tahu itu." Suruh Xazh lagi.

   "Bukan masalah, kakak laki-laki sangat handal dalam memasak jadi adik perempuan tidak perlu membantu dan kakak laki-laki akan mengerjakan nya sendiri, oke." Ucap Melville penuh percaya diri, "Sekarang ayo, kakak laki-laki akan menemani mu berkeliling." Lanjut Melville sambil memperbaiki letak keranjang buah dan rempah-rempah yang berada di punggungnya.

   Yap, Xazh dan Melville sudah menyelesaikan tugas nya sedari tadi. Karena Melville yang memiliki element tumbuhan pekerjaan mereka menjadi sangat mudah. Dengan kekuatan nya Melville bisa mengetahui tempat-tempat buah dan rempah-rempah di hutan dengan cepat serta dengan sedikit mengeluarkan kekuatan nya Melville juga bisa membuat pohon-pohon buah tersebut melakukan pekerjaan memetik sendiri dan langsung memasukkan nya kedalam keranjang dari akar pohon yang dibuat menggunakan kekuatan Melville juga.

   Dengan kata lain semua pekerjaan dilakukan oleh Melville seorang diri hanya dalam waktu yang tak sampai satu jam. Xazh hanya melihat dan mengikuti Melville kemanapun ia pergi sambil memakan buah-buahan yang disodorkan oleh Melville kepada nya.

   "Kau justru akan merepotkan ku, dengan membawa beban berat seperti itu kau hanya akan memperlambat perjalanan" ujar Xazh dengan kejam sambil menunjuk keranjang besar yang di bawa Melville.

   "Adik perempuan ternyata mengkhawatirkan kakak laki-laki" gumam Melville tersenyum lebar dengan wajah yang merona karena perasaan senang yang meluap-luap. Xazh bahkan dapat melihat secuil air mata disudut mata Melville. Bocah tersebut jelas menganggap kata-kata kejam Xazh sebagai bentuk kepedulian terhadap nya.

   "Adik perempuan tak perlu khawatir, oke. Kakak laki-laki bahkan bisa membawa lima keranjang penuh seperti sambil berlari mendaki gunung, jadi satu keranjang ini tidak ada apa-apa nya."

   Xazh menghela nafas lelah, pada akhirnya semua kata-kata kejamnya yang dikeluarkan Xazh akan menjadi kata-kata manis saat masuk ke telinga bocah laki-laki itu. Perdebatan dengan Melville jelas tak ada gunanya, hanya akan menghabiskan energi Xazh dan pada akhirnya bocah tersebut tetap akan membuntuti nya kemampuan Xazh pergi.

   "Cepatlah, aku akan meninggalkan mu jika kau berjalan lambat"  ujar Xazh dengan sinis. Daripada menghabiskan waktu untuk berdebat lebih baik membawa nya, putus Xazh.

   "Yeah, kakak laki-laki janji tak akan merepotkan mu, oke!" Teriak Melville dengan semangat yang tak pernah pudar.

   Xazh berjalan kearah suara deburan air yang ia dengar, walau terdengar sangat samar Xazh tahu jika deburan tersebut pasti berasal dari air terjun yang berada di hutan. Xazh berjalan duluan, walau Xazh sama tidak menoleh ke belakang Xazh tau Melville sama sekali tidak tertinggal dengan langkah Xazh yang cukup cepat.

   Lima menit perjalanan, Melville sama sekali tidak mengeluarkan suara dan berjalan dengan tenang. Mungkin mulutnya sudah pegal dan berbusa karena tak henti-hentinya berbicara kepada Xazh walau Xazh lebih banyak mengabaikan nya sedari tadi. Xazh tentu saja bahagia karena kuping nya tak perlu lagi mendengar kan cerita-cerita tak berfaedah Melville.

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang