191022bta
Happy Reading 💗
.
.
.
.
.Xazh Amorrete, nama yang ku berikan kepada diriku sendiri saat berumur 12 tahun. Tak ada yang indah dalam masa kecilku. Aku hanya seorang gadis kecil yang dibuang oleh orang tua yang melahirkan ku dan entah bagaimana caranya berakhir di dalam sebuah sel-sel sempit yang di penuhi anak-anak lainnya.
Menjadi bahan eksperimen para manusia-manusia gila yang menyuntikkan cairan cairan aneh ke tubuh ku dan anak-anak lainnya.
Umurku lima tahun saat aku tiba-tiba saja terbangun di dalam sel pengap dan gelap itu. Ketakutan?, Tentu. Tapi apa yang bisa ku lakukan?. Jika menangis aku akan terus dipukuli dan disiksa hingga tubuhku remuk dan hancur. Aku ingin berhenti menangis tetapi aku tak bisa, seluruh tubuh ku kesakitan, aku sangat takut. Hingga di minggu kedua aku akhirnya mempelajari suatu hal dari anak-anak yang tiba ditempat itu lebih awal dariku.
Aku belajar caranya menangis tanpa harus dipukuli.
Aku menangis dalam hati, berteriak kesakitan hanya dalam hati dan juga mengumpati mereka yang menyakiti juga dalam hati. Susah sekali melakukan nya, tapi hanya itu yang bisa kulakukan saat itu. Aku takut, aku tak mau terus dipukuli, untuk bertahan hidup hanya itu yang bisa aku dan anak-anak lainnya lakukan.
Tiap hari mereka yang berada dalam sel itu kian menghilang dan terus berganti, aku menyaksikan nya selama tiga tahun. Aku tau mereka semua yang menghilang telah mati, tapi hal itu tak berpengaruh kepada ku. Karna aku juga sibuk menahan rasa sakit setiap saat mereka menyuntikkan tiap cairan aneh kepada ku, rasanya sangat mengerikan hingga aku berharap kematian menjemput ku saat itu juga. Namun mereka kembali menyelamatkan ku, membuat ku merasakan rasa sakit mengerikan itu berulang-ulang kali.
Begitu pun anak-anak lainnya, kehidupan kami hanya dihabiskan untuk bertahan dari cairan-cairan itu, tak ada waktu untuk mengkhawatirkan sesama.
Aku kesakitan, mereka kesakitan. Dan yang tak mampu bertahan hanya bisa menerima takdir mereka, mati sebagai bahan eksperimen yang gagal.
Neraka. Aku sudah merasakan neraka itu selama tiga tahun.
Yap, tiga tahun telah berlalu hingga orang-orang datang dan mengatakan kepada kami bahwa mereka akan mengeluarkan kami dari neraka itu. Harapan-harapan mulai muncul dalam diri kami, 'Akhirnya penderitaan ini akan berakhir'. Kami bersuka cita, begitupun aku. Anak-anak kecil yang naif sekali, itulah kami saat itu.
Keluar dari neraka, kami yang masih bertahan malah masuk kedalam sangkar yang tak lebih baik dari neraka. Orang-orang yang katanya ingin menyelamatkan kami malah meninggalkan kami di lubang neraka lainnya yang berkedok Panti Asuhan.
Kami kembali dipaksa bertahan dalam lubang neraka yang baru. Kerja paksa, makanan basi, dipukuli tanpa alasan yang jelas. Pengurus panti membenci kami karna tak ada orang yang mau mengadopsi kami, mereka bilang kami anak-anak sial.
Orang-orang dewasa itu takut jika suatu saat sisa-sisa organisasi gelap yang sebelumnya menjadikan kami bahan eksperimen akan kembali dan berimbas kepada mereka.
Orang-orang dewasa itu penuh dengan alasan-alasan yang memuakkan.
Bertahan hingga tiga tahun sembari menyaksikan satu persatu anak-anak yang berbagi nasib dengan ku mati karena mereka. Di umurku yang ke sebelas aku mulai berfikir untuk membalas mereka yang menyakiti ku. Mengamati dan menyusun rencana selama satu tahun, hingga akhirnya aku bisa melaksanakan rencana ku. Aku mencuri racun dari laci si penjaga panti dan meracuni semua sumber air di panti tersebut.
Aku melarang enam belas anak-anak yang tersisa agar tidak memakan atau meminum apapun dihari itu. Penjaga panti yang selamat dari racun berakhir ditikam oleh ku. Untuk hari itu aku sudah mempersiapkan nya begitu lama, mana mungkin aku membiarkan satu orang pun lolos.
Hari itu adalah hari dimana aku akhirnya bebas. Anak-anak lainnya takut dengan ku jadi aku pergi sendirian. Memulai kehidupan baru dengan cara kriminal, aku berjalan sendiri tanpa harus khawatir memikirkan bagaimana jika hari ini mereka akan membunuhku.
Kehidupan para bajingan itu tak ada artinya. Mencuri untuk mengisi perut, berkelahi dengan preman.
Jika mereka tak menyukai ku maka pukuli mereka hingga mereka memohon kematian. Jika mereka menyakiti ku maka bunuh saja dengan cara yang paling menyakitkan. Mencuri, berkelahi, dan membunuh adalah hal yang biasa di kehidupan baru ku.
Aku sama sekali tak menyesal melakukan semua itu karena satu-satunya penyesalan ku hanyalah kenaifan ku dulu yang pernah menggantungkan harapan pada dunia yang kejam.
Darah melumuri kedua tangan ku, tiap langkah ku dan tiap inci tubuhku. Dan satu dunia pun mulai memburu ku, menyebutku psikopat. Mereka mulai memperhatikan ku, menguak setiap masa lalu ku dan semua itu hanya untuk menangkap ku. Masa lalu ku pun disiarkan di seluruh dunia. Orang-orang itu mulai bersimpati atas yang ku lalui di masa lalu.
Tapi semuanya sudah terlambat, simpati mereka tak berguna. Apakah harus begini dulu baru bisa diperhatikan?. Simpati apa?, Itu semua hanya bullshit!!. Aku takkan percaya lagi.
Cinta, kasih sayang, rasa simpati dan harapan hanyalah sebuah kebodohan dan kebohongan semata.
Di umur ku yang ke sembilan belas akhirnya aku tertangkap di TKP oleh pasukan gabungan mereka. Aku tak mampu melawan lagi, kekuatan ku tak berguna dan panggung eksekusi pun telah menunggu ku. Tak ada emosi saat mereka menodongkan pistol ke arah ku. Saat ku kira kehidupan ku telah berakhir dengan tiga peluru yang menembus tubuhku, aku malah kembali terbangun di tempat yang begitu asing.
Kehidupan terkutuk, bahkan kematian mempermainkan ku hingga akhir.
______________________________
830 kata
Jangan lupa vote dan komentar! Thank's and see you next part!!
Lupyu💕
CaaZaa5
KAMU SEDANG MEMBACA
Xazh Amorrete
AdventureXAZH AMORRETE gadis psikopat kejam yang mati dengan tiga tembakan yang melubangi organ vitalnya di umurnya yang ke sembilan belas tahun. Seorang gadis yang mengalami masa lalu yang mengerikan, hingga membuatnya tumbuh dengan rasa amarah dan denda...