Chapter 22

1.3K 119 3
                                    

160523bta

Btw, saya buat peta benua Foester. Belum keseluruhan tetapi rahasia plot untuk bbrpa chapter ada disana. Tidak terlalu bagus, jd maklumi aja...

Okey, brpa nilai gambar saya menurut kalian dari 1-10? Tulis di komentar yaw.....



Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

   Alunan suara seruling yang merdu terus mengalun di tengah lapangan pertandingan diiringi suara teriakan ngeri para peserta yang sedang bertarung di lapangan sana.

   Kejadian di lapangan cukup menarik perhatian Xazh, pasalnya di lapangan sana jelas tidak terlihat seperti pertarungan tetapi seperti percobaan bunuh diri massal.

   Ya, hanya percobaan bunuh diri karena para peserta tersebut tidak mati akan tetapi mereka menderita cidera parah dalam artian sekarat massal.

   Suara alunan seruling tersebut memang terdengar hingga ke penonton tetapi dampak yang disebabkan nya tidak bisa mengenai orang-orang yang diluar lapangan karena terhalang oleh barrier yang mengelilingi lapangan.

   Bukan hanya Xazh, bahkan para penonton lainnya menjadi lebih heboh daripada sebelumnya.

   Pemandangan itu begitu mengejutkan untuk dilihat, beberapa penonton yang tidak tahan bahkan sampai berteriak ngeri. Namun kebanyakan penonton malah semakin antusias dan bersemangat melihat pemandangan tersebut.

   Hal itu disebabkan oleh pemuda tersebut, alunan seruling yang dimainkan pemuda tersebut mengandung sihir yang membuat tubuh orang yang mendengar nya menjadi tidak dapat dikendalikan.

   Tentu saja itu berlaku untuk orang-orang yang sihir nya lebih rendah dari si pemain seruling atau peserta yang memiliki mental yang lemah. Para peserta yang terkena dampak dari alunan seruling menjadi tak terkendali dan mulai melukai diri mereka sendiri hingga mereka tak bisa bergerak lagi atau tak sadarkan diri.

   Ada yang mematahkan kedua tangan dan kaki nya sendiri, mencekik lehernya sendiri hingga pingsan, menikam tubuh nya sendiri menggunakan belati, dan masih banyak lagi para peserta yang bertindak gila dengan tujuan melukai diri mereka sendiri hingga tak memiliki kemampuan bertarung lagi.

   Teriakkan memilukan bercampur dengan suara seruling yang merdu merupakan paduan yang sangat aneh untuk didengar.

   "Axelo Ramatha, si seruling kematian." Ujar si samurai misterius di samping nya yang merujuk kepada pemuda di lapangan tersebut. "Sedikit mengecewakan daripada yang terdengar di rumor yang beredar. Tapi,  kekuatan nya memang sedikit menakjubkan sih." Lanjut si samurai tersebut yang masih membahas tentang si pemuda seruling yang katanya bernama Axelo Ramatha itu.

   "Menakjubkan heh?." Timpal Xazh dengan nada yang terkesan tidak percaya.

   Bukannya Xazh tidak percaya hanya saja Xazh sengaja berpura-pura seolah tak percaya untuk menggali lebih banyak informasi dari si samurai tersebut.

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang