Chapter 10

1.8K 161 5
                                    

Tinggalkan vote dan komentar nya dulu. Mohon pengertiannya.

041122bta

Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

   "Paman pasti si anak bangsawan itu melakukan sesuatu pada kakak ku!!. Ayo kita cari mereka Paman!!"  Ujar Stiffan dengan raut memelas bercampur kesal.

   "Sabar lah dulu, jika setelah sarapan mereka belum muncul juga. Kita akan mencari mereka." Jawab Paman Osh dengan santainya sambil melanjutkan memakan sarapannya.

   "Habiskan makanan mu Stiff!, Jika tidak Paman akan menghukum mu. Kau tau sendiri, Paman tidak suka orang yang membuang-buang makanan." Ujar Niel mengingatkan Stiffan.

   "KAKAK KU MENGHILANG DAN PEREMPUAN ITU JUGA MENGHILANG. SUDAH PASTI PEREMPUAN ITU MENGANCAM KAK NATHAN AGAR MENGANTAR NYA KELUAR DARI HUTAN ILUSI. DAN ADIK BODOH MU ITU PASTI SUDAH JADI KACUNG NYA PEREMPUAN ITU, IA PASTI JUGA IKUT MERENCANAKAN HAL ITU!!" Teriak Stiffan tak terima dengan sikap Niel yang menurut nya kelewat santai.

   "APA MAKSUD MU BERBICARA SEPERTI ITU TENTANG MELVILLE, HAH?. AKU TAHU IA MEMANG SERING BERTINDAK BODOH TAPI IA TAK AKAN PERNAH MELAKUKAN HAL SEPERTI ITU, DASAR OTAK UDANG!!" Balas Niel yang ikutan emosi mendengar tuduhan tak berdasar Stiffan.

  "ADIK MU ITU PASTI MELAKUKAN NYA. LIHAT SAJA TINGKAH NYA KEMAREN SAAT DIHUTAN. JIKA AKU TERUS MELADENI UCAPAN NYA SAAT ITU, AKU YAKIN IA TAK AKAN SEGAN-SEGAN MENYERANG KU!!" Balas Stiffan mengungkit kejadian saat ia berdebat dengan Melville perkara Xazh.

   "Ma-na mungkin!, dia tak akan melakukan nya." Jawab Niel yang tanpa disadari memelankan suara nya.

   "LIHAT KAU SENDIRI JUGA TAK YAKIN DENGAN UCAPAN MU!!." Sinis Stiffan saat melihat wajah Niel yang kusut.

   Niel tidak menyahuti kembali ucapan Stiffan. Benar, dirinya saat itu juga yakin jika saja perdebatan antara Stiffan dan Melville berlanjut, pasti Melville akan menyerang Stiffan dan membela Xazh secara mati-matian. Ia tahu benar bagaimana sifat adiknya itu, jika ada sesuatu yang sangat disukainya ia pasti akan menjaga dan menyayangi nya sepenuh hati nya. Dan Xazh, Melville jelas sangat menyukai perempuan itu dan benar-benar menganggap Xazh sebagai adik perempuannya.

   Niel menghela nafas panjang, "Yah, kau benar. Melville sangat menyukai Xazh." Ucap Niel berbisik pelan namun masih dapat didengar oleh semua orang.

   "Sudahlah, habiskan makanan kalian jika ingin cepat-cepat mencari mereka." Ujar Steffan yang sedari tadi tidak membuka suara.

   "Ekhem" dehem Paman Osh sambil membereskan bekas makan nya, "Jika sudah selesai makan langsung bersihkan peralatan makan kalian dan sekalian bersihkan punya Paman juga." Ujar Paman Xazh bangkit dan berjalan ke luar rumah, "Paman akan menunggu di luar." Ujar Paman Osh sebelum menutup pintu dan menghilang dari pandangan mereka.

   Paman Osh berjalan ke samping rumah, tempat semua peralatan berburu diletakkan. Ia mengambil satu busur panah yang belum selesai dibuat, sebuah pisau raut, tali senar dan alat-alat lainnya yang sekiranya akan ia butuhkan saat membuat busur panah. Pamam Osh membawa semua nya dan pergi duduk di atas balok kayu yang ada di depannya rumah nya.

   Paman Osh menggeleng prihatin sambil melihat ke arah rumah nya saat suara perdebatan mulai terdengar lagi, "Dasar anak-anak!" Gumamnya lalu kembali melanjutkan kegiatan nya yang sedang memperhatikan busur setengah jadi di tangan nya.

   Paman baru saja hendak meraut sedikit ujung busur panah yang bentuknya tidak rata, tapi kegiatan nya harus terhenti karena suara gebrakan pintu rumahnya yang ditarik sangat kuat dari dalam.

   "Kau hendak menghancurkan pintu rumah Paman, Stiffan!" Hardik Paman Osh dengan mata yang melotot ke arah Stiffan.

   Stiffan mengunyah makanan di mulutnya dengan kasar dan langsung meneleponnya hingga hampir membuatnya tersedak, "Maaf Paman." Ujar Stiffan sedikit membungkuk kan kepalanya pada Paman Osh.

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang