Chapter 9

1.8K 183 5
                                    

Vote dan komentar nya!!!!

031122bta

Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

   Dingin menusuk tubuh Xazh yang hanya di baluti jubah tipis, ia bangkit dari lantai kayu yang tersebut, berdiri dan melipat kain tipis yang terbentang sebagai alas tidurnya semalam. Dikamar tersebut memang terdapat ranjang yang empuk dan terlihat nyaman. Namun ranjang tersebut merupakan milik Lina, jadi Xazh tidak mau memakai nya.

   Yah, ia tidak mau memakai ranjang orang yang tidak dikenalnya jadi Xazh memilih tidur di lantai kayu dengan beralaskan selembar kain yang mulanya diberikan oleh Paman Osh sebagai selimut.

   Xazh mengucek matanya sambil melakukan peregangan ringan setelah bangun tidur. Hari masih sangat gelap, mungkin sekitar pukul empat pagi jika ada jam. Xazh membuka pelan jendela kamar nya, memakai tudung jubahnya lalu melompat keluar jendela dengan hati-hati agar tidak mengeluarkan suara berisik yang dapat membangunkan penghuni rumah lainnya.

   Xazh berjalan dengan cepat tanpa mengeluarkan suara di sepanjang jalan menuju belakang desa yang menjadi tujuan nya. Tepatnya Gunung Nyca yang berada dibelakang desa Moon tersebut.

   Udara masih begitu dingin namun hal itu sama sekali tak mengganggu Xazh, ia mendaki gunung tersebut melewati rute yang sama saat ia pergi bersama Paman Osh dan yang lainnya kemaren. Jalan dihutan masih begitu gelap, Xazh hanya menggunakan ingatan dan insting nya untuk menyusuri hutan tersebut.

   Cukup lama berjalan, suara deburan air mulai terdengar di gelap nya hutan. Xazh terus berjalan mengikuti suara air tersebut hingga tibalah ia ditempat yang menjadi tujuan nya, yaitu air terjun setinggi tiga puluh meter yang ia kunjungi kemaren bersama Melville.

   Xazh membuka tudung jubahnya, berdiri di tepi air terjun, mendongak sambil menutup mata merasakan percikkan-percikkan air yang berasal dari air terjun. Dingin namun mampu membuat nya terjaga sepenuhnya dari sisa-sisa rasa kantuk karena baru bangun tidur.

   Xazh membuka matanya, menatap kebawah air terjun cukup lama sebelum beralih menaiki tangga dari pohon yang berada di samping air terjun. Saat sudah sampai di puncak tangga Xazh kembali membalikkan tubuhnya, melihat kebawah yang hanya terlihat beberapa siluet pepohonan dan Kilauan air yang mengalir dari air terjun.

   Xazh tersenyum miring melihat ke bawah lalu kembali melanjutkan perjalanan ke arah yang sama dengan yang ia lalui kemaren. Hingga Xazh tiba di tengah-tengah bukit tempat air yang menyembur sebelumnya, xazh memutuskan berhenti sejenak saat melihat ada sesuatu di dalam air tersebut.

   Xazh mendekat dan memfokuskan penglihatan nya kedalam air tersebut agar dapat melihat sesuatu tersebut.

  "Ikan?" Monolog Xazh bingung saat melihat seekor hewan yang mirip ikan sedang berenang di air yang alirannya sangat deras tersebut. Ciri-ciri fisik hewan tersebut memang mirip ikan namun ada yang berbeda dengan tubuh mereka.

   Ikan tersebut memiliki tubuh dengan bentuk bulat seperti belut tetapi mereka memiliki sirip dan ekor yang lebar seperti ikan hias, dan saat tarikan air begitu kuat tubuh mereka memanjang dan kemudian memendek lagi dalam sekejap, persis seperti per yang bisa memanjang saat di tarik dan bisa kembali memendek karena adanya dorongan atau gaya pegas atas timbal balik dari penarikan.

   Xazh menduga tubuh ikan yang bisa memanjang dan memendek tersebut terbentuk karena kuat nya arus yang menarik tubuh mereka lalu karena mereka tidak ingin hanyut terbawa arus, ikan-ikan tersebut berenang dengan kuat hingga menarik tubuh mereka sendiri hingga membuat lipatan-lipatan yang mirip seperti per.

   Xazh melihat ke sepanjang sungai, dan benar saja ikan tersebut tidak hanya satu melainkan sangat banyak. Mereka memiliki warna yang beragam seperti kuning, putih, biru bahkan pink. Dan panjang mereka juga sangat beragam, namun yang paling panjang adalah ikan yang pertama kali Xazh lihat yaitu ikan yang berenang tepat di air menyembur tinggi ke atas. Saat memanjangkan tubuhnya, panjang ikan tersebut bisa mencapai dua meter.

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang