Chapter 18

1.6K 175 11
                                    

210123bta

Hey, yo!! Chapter sebelumnya udah di vote belom?. Kalo belum, divote dulu gih,  biar afdol bacanya.

Vote!!

Komentar!!

Follow akun author!!

And, thank you bagi yang udah dukung cerita ini.

Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

   Sudah seminggu sejak ia tiba di kota Teia dan jumlah pengunjung yang datang ke kota Teia pun semakin meningkat. Bahkan penginapan pinggiran kota tempatnya sekarang menjadi sangat ramai dan berisik. Jauh dari ketenangan yang diinginkan nya.

   Keramaian itu disebabkan karena perwakilan dari Academy Artheas akan datang untuk mengadakan kontes bagi rakyat biasa yang ingin memasuki Academy Artheas. Academy terbaik kerajaan Leorxa yang dua pertiga muridnya berasal dari anak bangsawan atau keluarga kelas atas. Sedangkan sepertiga kuota di khususkan bagi rakyat biasa yang memiliki potensi yang besar atau kekuatan sihir yang kuat, tentunya mereka juga melewati tes yang sangat ketat dengan cara kontes pertarungan.

   Dan tes tahun ini akan di adakan di kota Teia, tepatnya hari ini di Colloseum kota Teia.

   Xazh mengemasi beberapa barang yang akan ia bawa lalu memasukkan kedalam tas rami kecil pemberian Melville. Ia juga akan pergi ke Colloseum kota Teia sama seperti orang-orang lainnya yang sudah sangat ribut diluar sana yang bergegas menaiki kereta kuda bahkan satu dua orang menggunakan peralatan sihir terbang, seperti sapu terbang, pedang atau yang lebih bagusnya permadani.

   Xazh memakai baju kemeja putih lengan panjang dengan rompi tanpa lengan, celana pendek dan dilengkapi oleh sepatu boot hitam serta sarung tangan hitam ditangan kiri yang hanya menutupi telapak dan punggung tangan nya. Rambut abu-abu bergelombang nya di kuncir ke belakang.

   Xazh hanya membawa tas rami dan panah dipunggung nya. Seraya berdiri di tepi jendela kamarnya, ia memperhatikan orang-orang yang kian lalu-lalang di jalanan. Karena kamarnya berada di lantai dua, itu memudahkan nya untuk memperhatikan lebih seksama.

   Selama enam hari di kota Teia, ia sudah mengelilingi berbagai tempat di kota Teia dan juga selama enam hari itu juga ia belajar tentang sihir miliknya.

   Ya, sihir miliknya. Xazh melihat telapak tangan kirinya yang memakai sarung tangan. Memang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang tetapi jika seseorang memfokuskan penglihatan nya menggunakan mana maka di sarung tangan tersebut akan terlihat lingkaran sihir kecil yang terukir menggunakan mana.

   Sejak bertemu dengan pria tua sok muda yang mengaku bernama Xaverius Exel itu, Xazh dengan rajin melatih dirinya untuk membuat tulisan sihir menggunakan mana tubuhnya. Tentu nya bukan mana element karena ia sama sekali tak memiliki secuil pun mana element di tubuhnya.

   "Kekuatan mu adalah bayangan mana, tentu saja tubuhmu tak memiliki mana element karena memiliki kekuatan bayangan mana berarti mencuri element mana dari bayangannya sendiri. Kekuatan pencuri, itulah kekuatan mu."

   Setidaknya itu lah yang dikatakan Xaverius saat Xazh terjebak dalam ilusi yang ia simpan di buku itu. Buku Keberadaan dan Bayangan yang menguak tentang kekuatan nya.

   Untuk menggunakan kekuatan nya, Xaverius memberikan satu metode yaitu menggunakan lingkaran sihir yang dibuat menggunakan tulisan sihir khusus. Berbeda dengan lingkaran sihir yang digunakan para penyihir lain saat mengeluarkan mananya yang hanya digunakan sekali pakai, dalam artian lingkaran sihir itu muncul saat penyihir ingin menggunakan kekuatan mereka dan akan hilang setelah nya. Sedangkan lingkaran sihir yang dibuat menggunakan tulisan sihir khusus bersifat semi permanen, bisa digunakan berulang-ulang bahkan bersifat seperti stempel tinta.

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang