Chapter 23

1.2K 126 10
                                    

300523bta

Yokoso!!

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar!

Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

   Pertarungan babak ke lima berakhir dengan tiga puluh pemain yang lolos ke tes kedua. Peserta yang tidak bisa bergerak sudah di teleportasi kan oleh sistem ke ruang perawatan.

   Pembawa acara mulai kembali bersorak, mengumkan nama-nama peserta yang lolos tes pertama.

   "AXELO RAMATHA SI SERULING KEMATIAN, GILSHA ARINDA SI BUNGA PETIR, SAVIERRO ALISTER SI PANAH ES, CALVIAN BRACKLEY, EGAS MARTIES, FRIDELYA........"

   Xazh tak mendengarkan lagi karena no peserta yang tersemat di baju nya sekarang tengah mengeluarkan cahaya biru, pertanda sistem teleportasinya akan di aktifkan. Berarti usai semua nama peserta babak ke lima yang lolos dibacakan maka Xazh akan segera di teleportasi kan ke lapangan, bertanding pada babak ke enam.

   Xazh melirik ke pria Samurai di sampingnya namun tetap tidak ada gerakan, tetap seperti sebelumnya seolah ia tengah tertidur lelap.

   Tak menghiraukan lagi, Xazh melepaskan sarung tangan di tangan kanannya lalu mengambil sebuah cincin dari saku celana nya dan menggunakannya di jari tangan kanannya. Cincin tersebut adalah cincin yang dapat menyimpan mana element dan di dalamnya sudah terdapat mana element angin yang cukup untuk lima serangan tingkat menengah.

   Usai menggunakan cincin tersebut Xazh memakai kembali sarung tangannya dan duduk dengan tenang seraya menunggu sihir teleportasi di no peserta di aktifkan.

   Gong pertanda pertarungan berakhir telah berbunyi disusul sorak sorai penonton yang antusias. Lapangan pertarungan kembali di kosongkan dan pembawa acara pun mengumumkan bahwa pertandingan babak ke enam akan segera di mulai.

   Tubuh Xazh mulai di selimuti cahaya biru terang yang menyilaukan dari cahaya teleportasi di no peserta dan berbarengan dengan itu Xazh menutup matanya, mulutnya bergerak perlahan mengucapkan dua kata dengan suara mekanik yang pelan.

   "Perintah diterima."
 
 

***


   Xazh membuka matanya perlahan dan Xazh sudah berada tepat di tengah lapangan Colloseum. Beberapa peserta lain juga telah berada di lapangan dan masih terus bermunculan satu-persatu menggunakan teleportasi.

   Dari tengah lapangan Xazh bisa melihat ke seluruh penjuru tribun penonton termasuk tribun sebelah barat yang merupakan tribun tempat pemimpin kota Teia, perwakilan dari Academy Artheas dan juga tempat orang-orang penting lainnya yang mengawasi jalannya pertandingan di Colloseum.

   Walau samar, Xazh bisa merasakan aura yang sangat kuat berasal dari tribun barat. Bukan hanya satu tetapi aura tersebut terbagi menjadi empat sumber yang berarti ada empat orang yang memiliki kekuatan besar di tribun barat sana.

   Tidak hanya di tribun barat, Xazh juga merasakan beberapa aura kuat lainnya yang bercampur di sekitar para penonton biasa. Karena kepekaan alami terhadap mana, Xazh bisa menilai tingkat kekuatan seseorang dengan sekilas. Dan, berbeda dengan aura kuat yang dipancarkan para peserta, aura kuat tersebut bukan hal yang bisa Xazh lawan, setidaknya untuk saat ini Xazh belum bisa mengalahkan beberapa orang tersebut.

   Jadi Xazh harus lebih extra berhati-hati agar tidak terlalu mencolok dan mengekspos kekuatan nya.

   Perhatian nya beralih ke para peserta di lapangan yang sudah genap 170 orang. Sementara pembawa acara sibuk memberikan kata pembuka untuk menarik minat penonton, Xazh mulai menilai tingkat kekuatan lawannya, begitupun sebaliknya.

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang