Chapter 16

1.7K 182 12
                                    

Jangan lupakan etika ketika membaca cerita orang! Yaitu dengan memberikan dukungan kepada cerita tersebut dan penulisnya. Jangan menjadi pembaca gelap yang tidak beretika!!

Vote, komentar, follow akun author!!

050123bta

Happy Reading 💗
.
.
.
.
.

"Kau ingin menghapus ingatan ku, tetapi itu tergantung kemampuan mu. Aku tak akan menghindar." Ujar Xazh seraya mendongak menatap Gilbert yang berdiri di depan nya.

Mereka sudah keluar dari hutan ilusi dan berada di tepi jalan besar yang bisa dilalui oleh dua kereta kuda secara bersamaan. Gilbert awalnya ingin mengantar kan Xazh ke kota tetapi Xazh menolak nya karena sebelum itu Gilbert harus pergi ke perbatasan untuk mengurus sesuatu.

Tentu saja Xazh tak mau dan memilih turun dan berjalan ke kota sendirian. Tapi saat Gilbert menurunkan nya ditepi jalan, pemuda itu juga ikut turun dan berkata akan menghapus ingatan Xazh tentang desa Moon.

Xazh tidak terlalu terkejut karena sejak Gilbert muncul dan bilang akan mengantar nya, Xazh sudah mengira hal seperti ini akan terjadi.

Melville sudah menceritakan banyak hal kepada Xazh, termasuk tentang kemampuan khusus Gilbert yang merupakan kakak sulungnya itu. Gilbert memiliki kemampuan yang unik yaitu bisa menghapus dan merekayasa ingatan seseorang dengan cara menyentuh kepala orang tersebut dengan telapak tangan nya.

"Jangan menyalahkan ku, desa Moon adalah desa terisolasi, penduduk nya pun tidak suka berinteraksi dengan orang luar jadi untuk menjaga keamanan desa, aku harus memastikan tidak ada yang akan menjadi ancaman tersembunyi di kemudian hari." Ujar Gilbert menjelaskan.

"Lakukan saja apa yang harus kau lakukan. Aku juga akan melakukan apa yang harus aku lakukan." Ujar Xazh dengan nada acuh khas nya.

"Baiklah. Kalau begitu aku tak akan sungkan." Jawab Gilbert seraya mengulurkan tangannya menyentuh puncak kepala Xazh.

Xazh merasakan kepalanya seolah-olah tengah dialiri kehangatan yang membuat nya nyaman hingga fikiran nya terasa sangat santai. Aliran hangat itu terus mengalir dalam kepalanya hingga fikiran nya terasa kosong dan suara-suara seseorang yang berbicara di kepalanya terasa semakin jelas. Suara tersebut menuntut nya untuk membuat memori-memori baru yang jauh berbeda dengan memori yang terhapus dari ingatan nya.

Saat Gilbert melepaskan telapak tangannya dari kepala Xazh, pria itu tersenyum seraya menatap Xazh.

"Apakah kau yakin tidak membutuhkan bantuan?." Tanya Gilbert dengan santai yang mendapat anggukan singkat dari Xazh.

"Tidak perlu, lagipula kota juga tidak terlalu jauh dari sini."

"Baiklah, aku tak akan memaksa mu lagi. Hati-hati diperjalanan!." Ujar Gilbert lagi seraya menaiki kudanya dan melaju kearah yang berlawanan dengan Xazh.

Xazh juga kemudian berbalik dan melanjutkan perjalanan nya. Namun baru beberapa langkah berjalan, cahaya biru lembut memancar dari kepala Xazh. Xazh kembali menoleh ke belakang, ketempat Gilbert dan kudanya yang terlihat semakin mengecil diujung jalan.

"Maaf saja, usaha mu berakhir sia-sia." Ujar Xazh dengan wajah datar nya dan kembali melanjutkan perjalanan.

❇️❇️❇️

Sebuah kota yang penuh sesak dengan kios-kios penjual yang memenuhi sisi kiri dan kanan jalan adalah satu kalimat yang cocok untuk menggambarkan keadaan kota Teia.

Xazh terus berjalan menyusuri jalanan kota yang ramai, sesekali memperhatikan berbagai barang dagangan yang unik dan berbagai jenis, mulai dari souvernir, makanan dan minuman, peralatan sihir, hewan-hewan sihir, tumbuhan obat dan kebutuhan sehari-hari lainnya pun sangat lengkap dan beragam.

Xazh Amorrete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang