Note : dibagian tengah cerita ada jk sama mantannya yang agak debat kecil gitu, bagi yang mau skip, silahkan.
___________ 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈!
Belun genap satu hari wanita asing yang memperkenalkan dirinya bernama Sohyun itu tinggal atau lebih tepatnya ditampung dirumahnya. Tetapi isi kulkasnya sudah disikat habis sampai tak tersisa.
Taehyung tak bermaksud mempermasalahkan dan berlaga seperti orang tidak punya uang sampai harus bersikap kikir pada wanita malang dihadapannya itu. Tapi, untuk seukuran wanita sekecil Sohyun yang terlihat seperti tak banyak makan, Taehyung mengira tidak akan terlalu makan biaya banyak untuk menampungnya.
Ia salah menduga dan sudah tidak ingin ambil pusing dengan cepat menodongkan beberapa lembar won ke hadapan Sohyun yang seketika langsung menatap Taehyung dengan manik bulat sempurna.
"Apa sekarang aku sudah diusir?" Sohyun lantas mendunjuk dirinya sendiri.
Lalu terdengar helaan nafas dari Taehyung, dan itu cukup untuk menggambarkan seberapa frustasinya dia saat ini. Taehyung menggeleng dan memaksa agar Sohyun segera menerima uang ditangannya tersebut. "Pergilah.."
"Kau sungguh tega melakukan itu pada wanita yatim-piatu ini?!" Sohyun makin meremas dadanya so dramatis. "Kau-- dimana rasa empatimu terhadap sesama? Apalagi aku adalah salah satu kaum yang tertindas--" Sohyun urung melanjutkan dialognya meski ia sudah siap dengan air mata pura-puranya, sebab Taehyung telah lebih dulu mengacungkan telunjuknya kehadapan Sohyun agar wanita itu diam.
Saat itu juga Taehyung tak menyia-nyiakan kesempatan untuknya bicara. "Aku tidak mengusirmu, dengar baik-baik itu. Aku memberimu uang untuk digunakan membeli sesuatu yang bisa kau makan, sebab dikulkas sudah tak tersisa apapun lagi, kecuali kalau kau memang menyukai es batu sebagai camilan."
Dan akhirnya terjadi lagi, Sohyun kembali berhasil membuat dirinya sendiri terlihat begitu bodoh dihadapan Taehyung. Pria asing yang menggagalkan rencananya bertemu malaikat maut sekaligus yang telah Sohyun bohongi untuk sekedar mendapat tempat persembunyian.
Bahwa Sohyun bukanlah gadis tertindas setelah kematian sang ayah sebagaimana karangannya hari ini dan berhasil menyembunyikan fakta besar kalau dirinya adalah seorang istri pengusaha pertambangan minyak bumi yang sukses yang diluar sana tengah dicari-cari.
"Bagaimana aku bisa tahu kalau aku betulan diusir setelah aku keluar?"
Taehyung berbalik dan secepat kilat mulai menuliskan sesuatu pada secarik kertas kecil. Kemudian kembali itu diberikan pada Sohyun yang tampak masih belum mengerti.
"Ternyata percuma kalau punya wajah cantik tapi isi kepalanya kosong." caci Taehyung tak tanggung-tanggung sembari menyeret tubuh ramping Sohyun sampai mereka tiba diluar apartemen kediaman Taehyung. "Ini pin nya, coba sekrang kau tekan." titah Taehyung tepat setelah pintu tertutup.
Namun sambil menatap kertas ditangannya sesekali Sohyun masih memberi tatap curiga pada Taehyung disebelahnya. Sampai Sohyun bahkan berhasil membuka pintu itu dengan digit angka yang baru ditekannya pun raut wajahnya masih belum berubah, tetap penuh kecurigaan.
"Aku masih tidak percaya, siapa tahu kan setelah aku pergi kau langsung menggantinya." kata Sohyun dimaksudkan untuk pin nya.
"Setakut itu kau diusir dari rumahku." cibir Taehyung.
Untuk kesekian kali Taehyung menghela nafas jengah kemudian langsung merogoh saku celana yang dikenakannya dan mengeluarkan sebuah ponsel lalu memberikannya pada Sohyun. "Ambil ini, ponselku tidak menggunakan password, pegang ini sebagai jaminan kalau aku tidak sepicik yang kau fikirkan."