Satu minggu setelah kepulangannya, mendadak Sohyun yang setiap waktu bebas pergi kemanapun layaknya wanita kaya yang masih melajang kini tiba-tiba harus bersabar diri saat kemana pun dia hendak pergi Jong Hyeop beserta bodyguard minimal 5 orang harus mengikutinya.
Belum lagi kalau Jungkook memang berkesempatan ada dirumah. Sohyun harus pintar membuat alasan ini-itu dan menjawab sedikitnya 10 pertanyaan jika ingin pergi. Itu pun kalau Jungkook sedang dalam suasana hati yang baik. Jika sebaliknya sudah pasti pergi tidak bertengkar iya.
Kadang sebagai pihak perempuan yang memang selalu menyertakan hal apapun dengan perasaan, Sohyun sering kali berakhir kesal sendiri dan tak jarang langsung pergi mengurung diri dikamar untuk sekedar menangis.
Kesal sekali saat apapun yang menurutnya baik tidak bagi Jungkook dan pria itu akan menyeret apapun untuk diperdebatkan bersamanya.
Tak habis sampai disana Jungkook yang bahkan tahu Sohyun masih menutup diri dan enggan bicara padanya karena pertengkaran yang terjadi beberapa jam yang lalu itu tiba-tiba datang dengan titah agar dirinya segera bersiap untuk menemani pria itu ke sebuah pesta.
Yang kontan saja jelas Sohyun menolaknya. "Aku tidak mau, pergi saja dengan sekingkuhanmu itu, sialan!" sayangnya untuk kalimat yang terakhir itu Sohyun hanya bisa mengucapkannya dalam hati.
"Berhenti bersikap kekanakan." Jungkook yang merasa Sohyun begitu menguji kesabarannya lantas menarik lengan istrinya yang kini menelungkupkan tubuhnya diatas ranjang dengan wajah sembab itu agar bangkit.
"Lepas!" namun tentu saja Sohyun memberontak. "Aku tidak suka didipaksa-paksa Jungkook!" sampai akhirnya Sohyun berhasil melepaskan diri dan memberi jarak beberapa langkah dari suami berengseknya itu.
"Hanya ini, setelah itu kau bebas melakukan apapun yang kau mau, jika mengekangmu yang membuatmu jadi makin tak terkendali begini padaku." kata Jungkook finnal.
Antara rela dan tak rela dia bicara begitu, memutuskan sesuatu karena desakan tentu bukan gayanya. Selama ini Jungkook bahkan akan dapatkan apapun yang dia mau dan dia inginkan tanpa perlu pusing memikirkan perasaan orang lian.
"Menurutmu aku akan percaya?" Sohyun menatap suaminya nyalang. "Asal kau tau satupun kata yang keluar dari mulutmu itu aku tidak pernah percaya lagi!"
Mendapati Sohyun makin bersemangat mengata-ngatainya, Jungkook akhirnya hanya bisa membuang wajah serta menghela nafas penat. "Sampai kapan kita akan begini?"
"Tentu sampai kau lelah dan memulangkanku pada Ayah." jawab Sohyun enteng.
Jungkook yang memang sudah dipuncak emosi akhirnya murka setelah mendengar jawaban menyakitkan dari Sohyun, lantas benar-benar menarik lengan istrinya ke dalam walk-in closet dikamar mereka tak perduli walau kini ia kesakitan sekalipun.
Tubuh Sohyun dihadapkan ke cermin lalu dengan serampangan Jungkook juga mengambil sebuah kotak berukuran sedang berhiaskan pita berwarna gold membuatnya begitu mewah walau tampak dari luar--untuk dilemparkan ke hadapan Sohyun saat itu juga.
"Jangan pernah berharap suatu saat aku akan melepaskanmu karena itu tidak akan mungkin terjadi!" setelah mengatakan itu dan puas dengan reaksi diam Sohyun, Jungkook melenggang pergi meninggalkan ruangan ganti sekaligus dari kamar mereka juga.
Tak lama setelah kepergian Jungkook seorang asisten rumah tangga yang selalu membantunya bersiap-siap pun datang. Sohyun yang pada dasarnya tak suka orang lain memergokinya saat sedang kacau begini pun meminta waktu untuk sekedar mencuci muka sebelum mereka benar-benar bersiap.
•••
Hampir disepanjang perjalanan menuju pesta tak ada yang bicara baik itu Sohyun maupun Jungkook yang kedapatan terus memantau ponselnya entah sedang bertukar pesan dengan siapa—Sohyun pun tampak tak mau tahu.