"Don't think too much, it never helps you." - Johnny Suh
- Happy Reading -
•••
"Kalo kamu bilang makasih, kamu minta maaf karena mikirnya aku ini merasa direpotkan, artinya kamu udah nganggep aku ini kaya orang lain di hidup kamu."
Setelah mengatakan itu, Pak Arkan pergi keluar kamar, tidak lagi melanjutkan aktivitasnya membantu Shella.
Shella hanya bisa menghela nafasnya, "ini Shella yang salah atau emang Pak Arkan lagi banyak pikiran ya?" pikirnya. "Nggak biasanya dia gampang tersinggung gitu."
Shella duduk menatap dirinya sendiri di pantulan cermin, memikirkan semua rentetan kejadian yang terjadi hari ini. Dipikir-pikir, rasanya tidak mungkin kalau suaminya ini marah hanya karena dia meminta maaf dan berterimakasih. Pasti ada yang sedang suaminya sembunyikan.
Belum ia selesai dengan lamunannya, pintu kamar tiba-tiba dibuka dengan kasar oleh anak-anaknya. Pelaku langsung menyengir kuda, memasang wajah tanpa dosa yang cemong dengan bedak bayi.
"BUNDA, AL SUDAH MANDI."
"BUNDA, EL SUDAH MANDI."
Keduanya berseru dengan kompak dan langsung menatap satu sama lain.
"Abang jelek, mukanya cemong," ejek Al.
"Al juga jelek, lebih cemong dari Abang," balas El tak mau kalah.
Shella langsung dibuat tersenyum dengan kerandoman anak-anaknya. Pikiran yang sebelumnya berantakan dan overthinking mendadak lenyap entah kemana. Ya, meskipun nanti akan kembali lagi kalau ia sedang sendirian.
"Yang pakein bedak siapa? Kenapa pada cemong begitu?" tanyanya.
Baik El dan Al sama-sama saling menunjuk, saling menyalahkan. Tidak ada yang mau menunjuk dirinya sendiri, padahal yang sebenarnya mereka memakai bedak masing-masing.
"Jadi, yang bener yang mana?"
"Tidak ada yang benar, Bunda," balas Al.
El mengangguk setuju, "betul, kita pakai bedaknya sendiri-sendiri," sambungnya.
"Terus kenapa cemong? Bukannya anak-anak Bunda udah pinter pakai bedak?"
Shella menunggu penjelasan dari keduanya. Ia menanyakan itu karena di hari-hari biasanya pun, sebelum berangkat sekolah mereka selalu memakai bedak dan menyisir rambutnya sendiri. Dan hasilnya tidak pernah berantakan seperti ini.
"Tadi El sama Al pakai bedaknya buru-buru, tidak melihat kaca," jelas si sulung.
"Terus wajah Al sama Abang masih ada airnya, jadi bedaknya berantakan deh," imbuh Al.
Shella menangguk paham, "kenapa buru-buru?" tanyanya.
"Pengin cepat-cepat liat Bunda." Lagi-lagi jawaban keduanya kompak.
"Ini karena buru-buru, jangan-jangan mandinya nggak bersih yah?" Shella menatap keduanya dengan tatapan curiga yang dibuat-buat. Hal itu sontak membuat Kakak beradik itu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. Tidak terima dengan tuduhan Bundanya.
"Bersih kok, Nda."
"Yakin bersih? Kok wanginya nggak sampe sini?"
El dan Al langsung berlari mendekati Shella dan langsung memeluknya erat-erat.
"Wanginya sampai tidak?" tanya Al.
Shella terkekeh dan membalas pelukan keduanya, "wah iya, anak-anak Bunda sudah wangi. Udah pinter mandi sendiri ya sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 Menikah dan memiliki dua orang anak tidak menghalangi jiwa-jiwa kpopers dalam diri Shella. Istri dari Bapak Dosen yang satu ini tetap aktif mereog setiap kal...